Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rotavirus Sebagai Penyebab Utama Diare Pada Balita

Rotavirus Penyebab Diare Epidemik

Diare yakni tanda-tanda jerawat pada saluran pencernaan yang sanggup disebabkan oleh beberapa organisme menyerupai bakteri, virus dan parasit. Beberapa organisme tersebut biasanya menginfeksi saluran pencernaan insan melalui kuliner dan minuman yang telah tercemar oleh organisme tersebut (food borne disease). Beberapa jenis diare tersebut sering disebabkan oleh organisme renik menyerupai basil dan virus. Bakteri patogen seperti  E.coli, Shigella, Campylobacter, Salmonella dan Vibrio cholera merupakan  beberapa teladan basil patogen yang menyebabkan epidemi diare pada anak.


Kolera merupakan salah satu teladan masalah epidemik dan sering diidentikkan dengan penyebab janjkematian utama pada anak. Namun sebagian besar insiden diare yang disebabkan oleh kolera terjadi pada orang cukup umur dan anak dengan usia yang lebih besar. Diare cair pada anak sebagian besar disebabkan oleh jerawat rotavirus, V. cholera dan E.coli. Diare berdarah paling sering disebabkan oleh Shigela (UNICEF dan  WHO, 2009). Sedangkan diare cair akut pada anak Balita paling banyak disebabkan oleh jerawat rotavirus.


Epidemiologi Rotavirus

Rotavirus merupakan penyebab utama diare dengan kehilangan cairan tubuh berat pada anak Balita di seluruh dunia. Sebuah studi metaanalisis yang dilakukan oleh Parashar et al, (2009) menawarkan bahwa infeksi rotavirus sanggup mengakibatkan 114 juta episode diare, 24 juta kunjungan rawat jalan, 2,4 juta kunjungan rawat inap dan 610.000 janjkematian balita pada tahun 2004. Diperkirakan 82% janjkematian akhir diare rotavirus terjadi pada negara berkembang, terutama di Asia dan Afrika, dimana jalan masuk kesehatan dan status gizi masih menjadi duduk kasus (Binka et al., 2003).

Kajian ARSN (Asian Rotavirus Surveillance Networks) kedua yang dilakukan di beberapa negara di Asia (Cina, Taiwan, Hongkong, Vietnam, Myanmar, Thailand, Malaysia dan Indonesia) mendapat hasil bahwa jerawat rotavirus bertanggung jawab terhadap 45%  insiden diare di Asia (Nelson et al., 2008). Hongkong merupakan kawasan dengan prevalensi rotavirus terendah (28%), sedangkan prevalensi tertinggi terdapat di negara Vietnam (59%). Namun demikian temuan ini perlu dikaji lebih lanjut, oleh lantaran angka-angka tersebut merupakan hasil surveilans pada rumah sakit, dengan indikasi rawat inap pasien yang berbeda, sedangkan sebagian besar diare rotavirus dibuktikan secara konklusif, bahwa bentuk diare dan dehidrasinya berat. Dengan demikian, di rumah sakit yang kriteria rawat inap bukan hanya berdasar pada diare dan kehilangan cairan tubuh berat saja, maka prevalensi rotavirusnya rendah.
Diare yakni tanda-tanda jerawat pada saluran pencernaan Rotavirus Sebagai Penyebab Utama Diare Pada Balita
Gambar 1. Persentasi insiden jerawat rotavirus di beberapa negara
di Asia (Bresee, 2004).

Survei yang dilakukan di 6 rumah sakit di Indonesia melaporkan bahwa rotavirus bertanggung jawab terhadap 60% angka insiden diare. Pada survei rumah sakit tersebut ditunjukkan, bahwa insiden diare rotavirus terjadi sepanjang tahun, dengan insiden tertinggi pada ekspresi dominan panas dan kering, yaitu sekitar bulan Juni-Agustus. Diare lantaran rotavirus umumnya menyerang anak pada kelompok umur 6-24 bulan, dengan puncaknya pada usia 9-12 bulan. Bayi prematur, kelompok usia lanjut, dan orang dengan gangguan sistem imun rentan terhadap jerawat rotavirus.


Diare yakni tanda-tanda jerawat pada saluran pencernaan Rotavirus Sebagai Penyebab Utama Diare Pada Balita
Gambar 2. Pengaruh ekspresi dominan terhadap diare rotavirus pada enam rumah
sakit di Indonesia (Soenarto et al., 2009).

Patofisiologi Rotavirus

Mekanisme terjadinya diare oleh jerawat rotavirus telah diketahui melalui banyak sekali prosedur yang  berbeda. Mekanisme ini mencakup malabsorbsi akhir kerusakan sel usus (enterosit), toksin, perangsangan saraf enterik serta adanya iskemik pada vilus. Rotavirus yang tidak ternetralkan oleh asam lambung akan masuk ke dalam kepingan proksimal usus. Rotavirus kemudian akan masuk ke sel epitel dengan masa inkubasi 18-36 jam, dimana pada ketika ini virus akan menghasilkan enterotoksin NSP-4. Enterotoksin ini akan mengakibatkan kerusakan permukaan epitel pada vili, menurunkan sekresi enzim pencernaan usus halus, menurunkan acara Na+ kotransporter serta menstimulasi syaraf enterik yang mengakibatkan diare (Ramig, 2004).

Penderita diare rotavirus sanggup mengekskresi virus dalam jumlah besar, yang sanggup menyebar melalui tangan yang terkontaminasi. Rotavirus merupakan virus yang tahan terhadap banyak sekali lingkungan, sehingga sanggup ditularkan melalui banyak sekali benda yang terkontaminasi, air, maupun makanan. Pada iklim tropis, rotavirus pada tinja sanggup bertahan hidup hingga 2 bulan. Para peneliti juga mengira bahwa rotavirus sanggup ditularkan melalui udara, lantaran virus ini juga terdeteksi di sekresi saluran nafas pada anak yang menderita jerawat rotavirus. ( Sumber : Prof. dr. Sri Suparyati Soenarto, SpA(K), PHD, Fakultas Kedokteran UGM ).

Referensi :
Parashar, U.D.; Burton, A.; Lanata, C.; Boschi-Pinto, C.; Shibuya, K.; Steele, D.; Birmingham, M.; Glass, R.I. Global Mortality Associated With Rotavirus Disease Among Children in 2004. J Infec Dis 2009, 200 Suppl 1: S9-S15. 

Binka, F.N.; Anto, F.K.; Oduro, A.R.; Awini, E.A.; Nazzar, A.K.; Armah, G.E.; Asmah, R.H.; Hall, A.J.; Cutts, F.; Alexander, N.; Brown, D.; Green, J.; Gray, J.; Itturiza-Gomara, M.; Navrongo Rotavirus Research Group. Incidence and risk factors of paediatric rotavirus diarrhoea in northern Ghana. Trop Med Int Health 2003; 8(9):840-846. 
Nelson EA, Bresee JS, Parashar UD, Widdowson MA, Glass RI, dan Asian Rotavirus Surveillance Network. “Rotavirus epidemiology: the Asian Rotavirus Surveillance Network.” Vaccine. Jun 19;26(26):3192-6. Epub 2008 May 15. Review ( 2008). 
Bresee J, Fang ZY, Wang B, Nelson EA, Tam J, Soenarto Y, Wilopo SA, Kilgore P, Kim JS, Kang JO, Lan WS, Gaik CL, Moe K, Chen KT, Jiraphongsa C, Ponguswanna Y, Nguyen VM, Phan VT, Le  TL, Hummelman E, Gentsch JR, Glass R, dan Asian Rotavirus Surveillance Network. “First report from the Asian Rotavirus Surveillance Network.” (Emerg Infect Dis.Jun;10(6):988-95. Review) 2004. 
Soenarto Y, Aman AT, Bakri A, Waluya H, Firmansyah A, Kadim M, Martiza I, Prasetyo D, Mulyani NS,  Widowati T, Soetjiningsih, Karyana IP, Sukardi W, Bresee J, Widdowson MA. “Burden of Severe Rotavirus Diarrhea in Indonesia.” (The Journal of Infectious Diseases 200:S188–94) 2009. 
Ramig, R.F. Minireview. Pathogenesis of Intestinal and Systemic Rotavirus Infection. Journal of Virology 2004; 78(19): 10213-10220.

Posting Komentar untuk "Rotavirus Sebagai Penyebab Utama Diare Pada Balita"