Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjadi Guru Dan Menjadi Sobat Siswa

Sebagai seorang pengajar tentu saja saya sering berpikir bagaimana cara yang paling baik untuk mendidik siswa. Kadang saya berganti dari satu metode pembelajaran ke metode lain untuk melihat apakah ada perubahan yang baik atau tidak. Kadang saya juga mencoba untuk merubah perilaku yang tadinya lembut menjadi agak tegas dan lain sebagainya, semua itu hanya untuk satu tujuan....mencari tahu yang paling baik bagi siswa.

Yang saya maksud baik bagi siswa nomor satu yaitu perilaku dan tingkah laris siswa di dalam kelas, bukan nilai yang utama bagi saya. Mengapa perilaku dan tingkah laris penting? sebab itu merupakan dasar dalam diri siswa yang nantinya akan dikembangkan menjadi banyak sekali macam perbuatan. Bila dari awal perilaku dan tingkah lakunya baik dan akhirnya menjadi huruf yang baik maka tidak akan sulit bagi "nya" untuk mencapai kesuksesan di dunia nyata.

Sedangkan nilai dari mata pelajaran saya nomor duakan sebab memang hanya sebuah angka yang bisa direka-reka. Mengapa saya sebut direka-reka sebab siswa sanggup memperoleh itu dari mencontek temannya, guru sanggup menambah nilai dengan mendongkrak dan lain sebagainya. Makara berdasarkan saya yang menjadi pondasi utama pendidikan yaitu bagaimana membentuk perilaku dan tingkah laris siswa yang baik. Dengan perilaku yang baik itu siswa sanggup memperoleh nilai dengan cara yang baik dan mempertanggungjawabkan nilai tersebut dengan cara yang baik.


Dari banyak sekali macam cara mengajar yang saya coba di kelas, saya menemukan bahwa (paling tidak bagi saya) menjadi guru dan menjadi sahabat bagi siswa itu sangat penting.

Apa yang dimaksud menjadi guru dan menjadi sahabat siswa?

Menjadi guru yaitu menjadi orang yang dihormati dan disegani di dalam kelas. Guru harus bisa mengayomi siswa dan menunjukan bahwa "dirinya" benar-benar mempunyai kemampuan sebagai guru dipandang dari segi keilmuan maupun perbutan.

Sedangkan menjadi sahabat yaitu bagaimana guru bisa erat dengan siswa, menjalin komunikasi 2 arah dengan siswa tanpa canggung. Siswa yang merasa erat tidak akan aib bertanya atau mengungkapkan gagasan di dalam kelas sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.

Namun menjadi guru dan sahabat harus berjalan berbarengan, dihentikan dipisah cuma menjadi guru saja tau menjadi sahabat saja. Karena apabila kita hanya menjadi guru, murid memang mengakui kemampuan kita namun sebab terlalu segan mereka menjadi kurang mengatakan apa yang terpendam di dalam pikirannya. Sedangkan jika hanya menjadi teman, seorang guru akan kehilangan rasa hormat di dalam kelas yang karenanya pembelajaran menjadi kacau sebab siswa sulit di atur.

Maka sangat penting. berdasarkan saya, untuk menjadi guru sekaligus sahabat bagi siswa. Guru harus nampak terhormat namun juga erat dengan siswa biar guru dihormati dan bisa mengatur kelas dengan baik namun tidak kehilangan perhatian dan selalu dekat dengan siswanya.

Nyatanya perpaduan menjadi guru dan menjadi sahabat ini saya anggap paling efektif dalam menciptakan perubahan di dalam kelas. Itu yaitu dasar atau patokan utama yang harus diterapkan dalam pembelajaran, berdasarkan saya. Setelah patok utama itu tercapai kita bisa mengkombinasikan dengan banyak sekali macam model atau metode pembelajaran yang sederhana-sederhana tau rumit-rumit sesuka kita. Ketika kita sudah dihormati namun disukai dan akrab, semua model dan metode berguru akan sanggup dilakukan dengan mudah.

Makara sebagai final kata. guru harus mempunyai kompetensi yang mumpuni namun sanggup mengatur korelasi dengan siswa, tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat..yang sedang-sedang saja, biar guru tetap dihormati namun mempunyai kedekatan dengan siswa.

Posting Komentar untuk "Menjadi Guru Dan Menjadi Sobat Siswa"