Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jenis Dan Urutan Susunan Lapisan Tanah

Pengertian Tanah

Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan bumi. Fungsi tanah menjadi sangat penting sebab tanah menyediakan unsur hara, menyerupai mineral, materi organik, air, dan udara bagi flora untuk melaksanakan proses fotosintesis. Definisi tanah sangat luas, sehingga untuk mempelajarinya para hebat telah melaksanakan pembedaan ilmu tanah secara Pedologi dan Edafologi.

Pedologi mempelajari tanah berdasarkan dinamika dan evolusi tanah secara alamiah atau berdasarkan Pengetahuan Alam Murni. Sedangkan Edafologi (ilmu kesuburan tanah) mempelajari tanah berdasarkan peranannya sebagai media tumbuh tanaman. Postingan geologinesia.com kali ini akan lebih mengarah kepada klarifikasi tanah melalui pendekatan pedologi.

Menurut pendekatan Pedologi, pengertian tanah yaitu lapisan paling atas permukaan bumi yang berasal dari material induk (batuan) yang telah mengalami perubahan alami baik akhir erosi, pelapukan (kimia dan fisika), dan transportasi. Perubahan alami yang dimaksudkan disini terjadi oleh efek air, udara, dan macam-macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat perubahan tersebut sanggup terlihat pada komposisi, struktur, dan warna tanah.

Baca juga disini tentang: Tekstur Tanah

Pembentukan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor menyerupai batuan induk, organisme, waktu, dan topografi. Oleh proses alam, proses perubahan sanggup terjadi secara berulang, misalnya kerikil menjadi tanah sebab pelapukan dan penghancuran, dan tanah sanggup kembali menjadi kerikil sebab proses litifikasi.

Jenis-jenis Tanah Berdasarkan Genesis dan Sifat Lekatnya

Karena proses fisika (panas, dingin, membeku, dan mencair) batuan akan hancur menjadi butiran-butiran tanah, sedangkan Oleh proses kimia (hidrasi, oksidasi) batuan akan menjadi lapuk sehingga akan menghasilkan tanah yang sifatnya berbeda dari sifat batuan asalnya (lihat perihal batuan beku). Berdasarkan genesa tersebut, jeni tanah dibedakan menjadi dua, yaitu tanah residual (residual soil) dan tanah tertransportasi (transported soil).

Tanah Residual (Residual Soil)

Tanah Residual merupakan hasil pelapukan yang masih berada di tempat asalnya. Biasanya residual soil terkena dekomposisi yang tanpa melalui transportasi atau pengangkutan. Dekomposisi merupakan proses pelakukan secara fisika, kimia dan biologi. Tanah residual ini sangat menunjukkan efek pada infrastruktur bangunan yang berada diatasnya, terutama pada tempat iklim tropis. Pada tempat tropis tingkat pelapukan sangat tinggi, itulah mengapa pada umumnya tanah di indonesia merupakan tanah residu.

Tanah Tertransportasi (Transported Soil)

Tanah Tertransportasi merupakan tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang telah mengalami transportasi (pengangkutan). Biasanya jenis tanah ini melalui tahapan berupa desintegrasi, transportasi, dan proses redeposisi. Proses desintegrasi merupakan proses yang terjadi secara fisik, misalnya perbedaan suhu, pengikisan oleh air, dan lain sebagainya. Proses redeposisi merupakan proses pengendapan kembali. Jenis tanah ini memiliki sifat yang lunak dan lepas, biasanya terdapat pada lembah bukit ataupun pegunungan.

Tanah terdiri atas kumpulan butiran mineral yang tidak menempel ataupun menempel tetapi tidak erat, sehingga sangat gampang untuk dipisahkan. Berdasarkan sifat lekatnya tersebut, tanah dibagi atas 3 jenis, yaitu :
  1. Tanah Kohesif : merupakan tanah yang memiliki sifat lekatan antar butiran-butirannya (tanah lempungan). 
  2. Tanah Non Kohesif : merupakan tanah yang tidak atau sedikit sekali memiliki lekatan antar butiran-butirannya (hampir tidak mengandung lempung). 
  3. Tanah Organik : merupakan tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan organik (akar tanaman, guguran daun dan ranting, jasad organisme, dan sebagainya).

Urutan Susunan Lapisan Tanah (Horizon Tanah)

Tanah akan selalu berkembang kearah vertikal, sehingga menghasilkan lapisan-lapisan horisontal yang dinamakan lapisan tanah atau horizon tanah. Lapisan tanah yaitu lapisan horisontal yang terjadi baik sebab proses geogenesis maupun pedogenesis. Ada enam lapisan tanah (horizon) induk yang dalam urutan dari atas kebawah, masing-masing ditandai dengan karakter besar O, A, E, B, C, dan R (lihat gambar dibawah).

 Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan bumi Jenis dan Urutan Susunan Lapisan Tanah
Gambar macam-macam jenis lapisan tanah.

Horizon O

Horison O yaitu Lapisan tanah paling atas, dicirikan oleh lapisan tanah yang subur sebab mengandung materi organik. Lapisan ini terdiri atas bagian-bagian yang masih utuh dan sebagiannya lagi telah terdekomposisi. Horizon O Merupakan horizon organik yang mengandung materi organik lebih dari 20% pada seluruh penampang tanah.

Baca juga disini tentang: Klasifikasi Tanah

Ada 2 jenis horizon O yaitu : a) Horizon O1, dimana bentuk orisinil sisa-sisa tumbuhan masih terlihat berupa guguran daun-daun dan sisa-sisa organik yang belum terombak, b) Horizon O2, dimana bentuk orisinil sisa-sisa tumbuhan dan organisme tidak terlihat lagi dan merupakan gabungan rombakan materi organik.

Horizon A

Lapisan ini berada di bawah horison O dan di atas horison E. Benih-benih tumbuhan dan akar-akar flora terlihat pada lapisan ini. Lapisan ini memiliki ciri berwarna gelap yang terdiri dari humus dan gabungan partikel mineral. Bahan organik akan terhumifikasi dan bercampur dengan materi mineral, sehingga akan menunjukkan konsistensi struktur yang berbeda dengan horizon yang berada pribadi dibawahnya.

Di lapangan, horizon A akan terlihat terang sebab berwarna lebih gelap daripada warna horizon yang berada dibawahnya. Horizon A juga disebut sebagai horizon eluviasi (pencucian). Ada 3 jenis horizon A, antara lain :
  1. Horizon A1 ; Horizon ini merupakan horizon percampuran antara materi organik dan mineral sehingga pada lapisan ini akan terlihat berwarna kelam/gelap (dark). Keterdapatan materi organik pada lapisan ini berwujud partikel yang berdiri sendiri atau materi organik yang menyelimuti materi mineral. 
  2. Horizon A2 ; horizon ini dikenal juga sebagai horizon ”eluviasi” atau lapisan yang mengalami pembersihan secara maksimal. Kation materi organik dan materi mineral yang mengalami pembersihan dan tertinggal merupakan komponen yang resisten (seperti silika) dan kasar, sehingga pada lapisan ini ditandai dengan warna tanah yang pucat/terang/cerah. 
  3. Horizon A3 ; Horizon ini merupakan zona peralihan horizon A ke horizon B atau ke horizon C, memiliki ciri warna tanah yang mendekati horizon A2.

Horizon E

Horison E yaitu horison berupa lapisan eluviasi yang berwarna terang. Lapisan tanah ini berpasir, serta sedikit mengandung mineral dan tanah liat sebab rembesan air yang menembus masuk ke tanah. Ciri utamanya ialah terjadi proses penghilangan lempung alumina silikat, Fe, Al, atau kombinasi ketiganya. Horizon ini sanggup berada pribadi di bawah horizon O atau horizon A. Apabila berada dibawah horizon A, maka horizon ini terbedakan berdasarkan warnanya yang lebih gampang dan kandungan materi organik lebih sedikit daripada horizon A.

Horizon ini merupakan horizon yang telah mengalami proses pembersihan (eluviasi) yang sangat intensif sehingga kadar materi organik tanah, lempung silikat, Fe, dan Al menjadi rendah. Akan tetapi, kadar pasir dan abu kuarsa (seskuoksida) serta mineral resisten lainnya akan tinggi, sehingga lapisan ini akan berwarna agak terang.

Horizon B

Horizon B yaitu horizon "illuvial" atau biasa disebut juga dengan horizon pengendapan, dimana merupakan zona akumulasi dari bahan-bahan yang tercuci (perembesan air) dari horizon diatasnya. Lapisan ini hanya mengandung sedikit lempung dan partikel mineral.

Horizon B sanggup terbentuk dengan cara : (1) proses illuviasi lempung aluminasilikat, besi, aluminium, humus, karbonat, gipsum, atau silika yang berdiri sendiri, atau dalam suatu kombinasi tertentu, (2) pengendapan "seskuioksida" secara residual (horizon oksik), (3) penyelaputan zarah-zarah tanah dengan seskuioksida yang terbentuk insitu, sehingga horizon ini berwarna lebih terang atau lebih merah daripada horizon diatas dan dibawahnya, atau (4) neomineralisasi lempung atau mineral oksida insitu. Perlu dipahami bahwa jikalau horizon B terbentuk secara "illuviasi", maka horizon E harus "tereluviasi".

Horizon C

Horizon C disebut juga lapisan regolith. Lapisan ini dicirikan oleh masih adanya fragmen (pecahan) lapukan batuan asal. Akar tumbuhan sulit menembus lapisan ini, sehingga lapisan ini hanya mengandung sedikit materi organik. Horizon C terdiri atas gabungan materi lapukan batuan dan mineral.

Dalam konteks endapan "allochtonous" (endapan yang diangkut dari tempat lain), horizon C tidak terkorelasi dengan tanah yang ada diatasnya. Horizon C digolongkan sebagai materi induk tanah yang hanya terkait dengan endapan "autochtonous" (terbentuk setempat).

Baca juga: Penyebab Tanah Longsor

Perlu dipahami bahwa suatu lapisan yang sekalipun tersusun atas materi lapukan ataupun materi yang kaya akan lempung, akan tetapi belum menunjukkan kenampakan pedogen (kenampakan yang berkaitan dengan proses pembentukan badan tanah), maka lapisannya akan tetap disebut sebagai horizon C (Bahan menyerupai ini biasa disebut saprolit). Akan tetapi dalam hal lapisannya sudah menunjukkan gejala pedogen dan mengalami pengerasan, maka lapisan tersebut akan dinamakan horizon B.

Horizon R / Horizon D

Horizon R atau biasa disebut juga horizon D yaitu lapisan paling bawah dalam suatu profil tanah. Horizon R tersusun atas batuan dasar yang keras, yang sanggup dikatakan masih utuh dan belum mengalami pelapukan. Sifat keras, kompak, dan tersementasi dari batuan dasar ini merupakan ciri utama dari horizon R. Batugamping, basalt, granit, dan batupasir yaitu pola batuan penyusun lapisan ini (lihat disini perihal batuan metamorf). Lapisan ini cukup kompak, sehingga apabila hanya memakai sekop akan sulit untuk digali.

Demikian pembahasan Geologinesia mengenai jenis tanah dan urutan susunannya, biar artikel ini sanggup dijadikan dasar untuk membantu menuntaskan pekerjaan kita sehari-hari, baik sebagai mahasiswa maupun bekerja di sebuah institusi tertentu. Salam.

Referensi:
Dr. Ir. Sarwono hardjowigeno, 1992. Ilmu Tanah. Rachman Sutanto, 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Hadi Utomo, W, 1982. Dasar-Dasar Fisika Tanah., Universitas Brawijaya, Malang. Suwardi,dkk, 2000. Morfologi dan Klasifikasi Tanah, IPB, Bogor.

Posting Komentar untuk "Jenis Dan Urutan Susunan Lapisan Tanah"