Tata Nama Senyawa Dalam Ilmu Kimia
Tata nama senyawa dalam ilmu kimia ialah beberapa rangkaian hukum persenyawaan kimia yang dibentuk dengan cara sistematis. Tata nama senyawa ini dibentuk menurut hukum International Union of Pure and Apllied Chemistry atau biasa disebut dengan IUPAC. Semua hal di muka bumi akan sulit untuk dikenal jikalau tidak mempunyai nama, begitu juga halnya dengan senyawa kimia. Oleh sebab itu, penamaan senyawa kimia hasilnya dibentuk dengan tujuan biar sanggup lebih gampang dikategorikan ataupun dikenali. Berdasarkan hukum dari IUPAC, penamaan senyawa tersebut dibedakan menjadi 2, yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik.
Tata nama senyawa jenis senyawa organik yaitu senyawa kimia menyerupai protein, lemak, dan karbohidrat dimana molekulnya mengandung karbon. Adapun beberapa golongan senyawa organik, diantaranya ialah senyawa alifatik, hidrokarbon aromatik, senyawa heterosiklik, dan polimer. Senyawa alifatik merupakan rantai karbon yang gugus fungsinya sanggup diubah. Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa yang mempunyai minimal satu cincin benzena. Kemudian senyawa heterosiklik termasuk jenis atom nonkarbon yang terdapat di dalam struktur cincinnya. Selanjutnya, golongan senyawa organik yang terakhir ialah polimer yang merupakan molekul rantai panjang gugus yang berulang.
Tata nama senyawa organik dikenal lebih kompleks dibandingkan dengan penamaan senyawa anorganik. Hal yang penting dalam penamaan senyawa organik ialah penamaan ini tidak hanya bergantung pada rumus kimia, tetapi juga bergantung pada struktur kimianya. Senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tapi tidak sama dalam struktur kimia biasa ditemukan dalam penamaan senyawa organik. Hal ini biasa disebut dengan isomer.
Senyawa anorganik merupakan senyawa yang didalamnya tidak terkandung atom karbon dimana berasal dari material alam atau benda mati. Tata nama senyawa jenis ini terdiri dari senyawa biner ionik, biner kovalen, poliatomik, dan hidrat. Adapun klarifikasi dari ketujuh jenis senyawa ini, antara lain :
Senyawa logam, diantaranya yaitu :
natrium (Na+) kalium (K+) perak (Ag+)
Sesium (Cs+) seng (Zn2+) kalsium (Ca2+)
stronsium (Sr2+) barium (Ba2+) aluminium (Al3+)
magnesium(Mg2+) litium (Rb+)
Senyawa nonlogam, diantaranya ialah :
hidrida (H-) arsenida (As3-) sulfida (S2-)
Oksida (O2-) flourida (F-) klorida (Cl-)
bromida (Br-) iodida (I-) selenida (Se2-)
fosfida (P3-) nitrida (N3-)
Adapun teladan tata nama senyawa ion biner, yaitu:
NaCl = Natrium klorida
KF = Kalium fluorida
Li2O = Litium oksida
Csl = Cesium iodida
KI = Kalium iodida
NaBr = Natrium bromida
Rumus senyawa Nama senyawa
CO Karbon monoksida
CO2 Karbon dioksida
SO3 Belerang trioksida
CCl4 Karbon tetraklorida
B2Br4 Dibromo tetrabromida
NaOH = Natrium hidroksida
CaCo3 = Kalsium Karbonat
KmnO4 = Kalium permanganat
NH4Cl = Amonium klorida
NH4OH = Amonium hidroksida
Na2CrO4 = Natrium Kromat
FePO4 = Besi (III) Fosfat
HgCO3 = Merkuri (II) Karbonat
FeSO4 = Besi (II) Sulfat
SnSO4 = Timah (II) Sulfat
Kation + Anion + Jumlah air + Hidrat
CaSO4.2H2O = Kalsium Sulfat Dihidrat
Na2CO3.10H2O = Natrium Karbonat Dekahidrat
CaCl2.2H2O = Kalsium Klorida Dihidrat
Penamaan senyawa ke-3 berasal dari jumlah molekul airnya yaitu 2, maka memakai awalan “Di” kemudian diakhiri dengan akhiran “hidrat”. Jadi, tata nama senyawa tersebut ialah kalsium klorida dihidrat.
Tata nama senyawa jenis senyawa organik yaitu senyawa kimia menyerupai protein, lemak, dan karbohidrat dimana molekulnya mengandung karbon. Adapun beberapa golongan senyawa organik, diantaranya ialah senyawa alifatik, hidrokarbon aromatik, senyawa heterosiklik, dan polimer. Senyawa alifatik merupakan rantai karbon yang gugus fungsinya sanggup diubah. Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa yang mempunyai minimal satu cincin benzena. Kemudian senyawa heterosiklik termasuk jenis atom nonkarbon yang terdapat di dalam struktur cincinnya. Selanjutnya, golongan senyawa organik yang terakhir ialah polimer yang merupakan molekul rantai panjang gugus yang berulang.
Tata nama senyawa organik dikenal lebih kompleks dibandingkan dengan penamaan senyawa anorganik. Hal yang penting dalam penamaan senyawa organik ialah penamaan ini tidak hanya bergantung pada rumus kimia, tetapi juga bergantung pada struktur kimianya. Senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tapi tidak sama dalam struktur kimia biasa ditemukan dalam penamaan senyawa organik. Hal ini biasa disebut dengan isomer.
Senyawa anorganik merupakan senyawa yang didalamnya tidak terkandung atom karbon dimana berasal dari material alam atau benda mati. Tata nama senyawa jenis ini terdiri dari senyawa biner ionik, biner kovalen, poliatomik, dan hidrat. Adapun klarifikasi dari ketujuh jenis senyawa ini, antara lain :
1. Biner ionik
Penamaan senyawa ion biner ialah hasil penggabungan kation (senyawa logam) dan anion (senyawa nonlogam). Meskipun senyawa ion biner terdiri dari muatan konkret dan negatif, tetapi senyawa ini mempunyai senyawa total nol. Satuan rumusnya harus terdiri dari ion konkret dan ion negatif biar jumlah muatan bersihnya sama dengan nol. Hal ini dimulai dari nama senyawa logam kemudian nama senyawa nonlogam dengan ditambah akhiran –ida.Senyawa logam, diantaranya yaitu :
natrium (Na+) kalium (K+) perak (Ag+)
Sesium (Cs+) seng (Zn2+) kalsium (Ca2+)
stronsium (Sr2+) barium (Ba2+) aluminium (Al3+)
magnesium(Mg2+) litium (Rb+)
Senyawa nonlogam, diantaranya ialah :
hidrida (H-) arsenida (As3-) sulfida (S2-)
Oksida (O2-) flourida (F-) klorida (Cl-)
bromida (Br-) iodida (I-) selenida (Se2-)
fosfida (P3-) nitrida (N3-)
Adapun teladan tata nama senyawa ion biner, yaitu:
NaCl = Natrium klorida
KF = Kalium fluorida
Li2O = Litium oksida
Csl = Cesium iodida
KI = Kalium iodida
NaBr = Natrium bromida
2. Biner kovalen
Tata nama senyawa ini dibentuk dari 2 unsur nonlogam dan melalui ikatan kovalen. Penamaannya dengan cara jumlah unsur pertama, nama unsur pertama, jumlah unsur kedua, dan nama unsur kedua ditambahkan akhiran –ida. Adapun teladan penyusunan penamaannya ialah sebagai berikut :Rumus senyawa Nama senyawa
CO Karbon monoksida
CO2 Karbon dioksida
SO3 Belerang trioksida
CCl4 Karbon tetraklorida
B2Br4 Dibromo tetrabromida
3. Senyawa poliatomik
Senyawa ini pada umumnya terbentuk atas unsur-unsur nonlogam. Senyawa ini berasal dari 2 atom atau lebih yang terikat dengan cara bersama-sama. Biasanya jumlah anion poliatomik lebih banyak dari pada kation poliatomik. Anion dari senyawa poliatomik terdiri dari atom oksigen. Atom oksigen tersebut mempunyai ikatan dengan atom nonlogam yang biasa disebut dengan oksoanion. Ada beberapa jenis penamaan senyawa poliatomik, yaitu :NaOH = Natrium hidroksida
CaCo3 = Kalsium Karbonat
KmnO4 = Kalium permanganat
NH4Cl = Amonium klorida
NH4OH = Amonium hidroksida
Na2CrO4 = Natrium Kromat
FePO4 = Besi (III) Fosfat
HgCO3 = Merkuri (II) Karbonat
FeSO4 = Besi (II) Sulfat
SnSO4 = Timah (II) Sulfat
4. Senyawa hidrat
Senyawa hidrat ialah senyawa yang molekulnya mempunyai ikatan dengan molekul air. Penamaan senyawa ini diawali dengan awalan Yunani yaitu Mono, Penta, Di, dan Tri. Selanjutnya diakhiri dengan akhiran –hidrat. Penamaan ini biasa juga dijelaskan dengan menulis nama kation, kemudian anion, ditambah jumlah molekul bahasa Yunani, dan ditambah hidrat. Adapun rumus dan misalnya ialah sebagai berikut :Kation + Anion + Jumlah air + Hidrat
CaSO4.2H2O = Kalsium Sulfat Dihidrat
Na2CO3.10H2O = Natrium Karbonat Dekahidrat
CaCl2.2H2O = Kalsium Klorida Dihidrat
Penamaan senyawa ke-3 berasal dari jumlah molekul airnya yaitu 2, maka memakai awalan “Di” kemudian diakhiri dengan akhiran “hidrat”. Jadi, tata nama senyawa tersebut ialah kalsium klorida dihidrat.
Posting Komentar untuk "Tata Nama Senyawa Dalam Ilmu Kimia"