Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Embriogenesis Pteridofita

Pteridofita (tumbuhan paku) termasuk kelompok flora kormofita, alasannya daun, batang, dan akarnya telah sanggup dibedakan dengan jelas. Paku merupakan kormofita yang bereproduksi dengan menghasilkan spora. Pteridophyta digolongkan menjadi empat kelas yakni 1) Psilotopsida, 2) Equisetopsida, 3) Marattiopsida, dan 4) Pteridopsida. Daur hidup lumut mengalami pergiliran keturunan dari fase gametofit ke fase sporofit. Daur hidup paku sanggup dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Daur hidup paku

Fase sporofit paku lebih secara umum dikuasai dibandingkan dengan fase gametofitnya. Fase gametofit paku menghasilkan gamet (sperma dan ovum) sedangkan fase sporofit lumut menghasilkan spora. Daur hidup paku akan dijelaskan di bawah ini.
  • Spora paku (n) jikalau terjatuh pada daerah yang sesuai akan berkecambah dan tumbuh menjadi protalium (gametofit). 
  • Protalium merupakan struktur kecil, tipis, dan lembut yang menghasilkan organ seksual jantan (anteridium) dan organ kelamin betina (arkegonium).
  • Anteridium akan menghasilkan sperma (n) sedangkan arkegonium akan menghasilkan ovum (n).
  • Sperma akan membuahi ovum sehingga terbentuk zigot (2n).
  • Zigot akan bermetamorfosis flora paku (sporofit).
  • Tumbuhan paku remaja akan menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan.
  • Spora muncul dari permukaan bawah daun paku yang berperan sebagai daun reproduksi (sporofil). 
  • Spora terbentuk dari jaringan sporogonium, yang terletak dalam sporangium.
  • Sporangium terletak dalam suatu struktur yang dinamakan sorus. Letak dan struktur sorus sanggup dilihap pada Gambar 3 dan 4. 
Bagan siklus hidup paku sanggup dilihat pada Gambar 2. 

Gambar 2. Bagan siklus hidup paku

Gambar 3. Sorus pada sporofil

Gambar 4. Struktur sorus

Posting Komentar untuk "Embriogenesis Pteridofita"