Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Burung Cabai Jawa

Burung Cabe jawa (Dicaeum trochileum) merupakan burung kecil (8 cm) yang bergerak lincah. Cabe jawa yaitu burung endemik Indonesia, mereka hanya ditemukan di Sumatera, kalimantan, Jawa, dan Bali. Di Jawa dan Bali burung ini cukup gampang dijumpai alasannya yaitu cukup umum dan sanggup menyesuaikan diri dengan cukup baik dengan lingkungan keramaian bersahabat tempat tinggal manusia. Karena warnanya yang menarik, burung cabai jawa kadang ditangkap untuk dijadikan binatang peliharaan dan penghias rumah.

Karakteristik fisik
cabai jawa termasuk burung dengan dimorfisme seksual, yaitu antara si-jantan dan si-betina mempunyai perbedaan morfologi yang jelas. Cabe jawa jantan memili kepala, leher, punggung, dan tunggir dengan warna merah oranye. Bagian sayap si-jantan berwarna kehitaman dan dada sampai perut abu-abu. Berbeda dengan si-jantan, cabai jawa betina mempunyai tunggir berwarna merah oranye dan badan kecoklatan dengan sayap kehitaman. Cara paling gampang untuk membedakan keduanya yaitu dari kepalanya, jika kepalanya merah oranye bererti jantan, selain itu berarti betina.

Gambar 1. Cabe Jawa jantan
Gambar 2. Cabe Jawa betina

Habitat dan tingkah laku
Burung ini cukup umum dijumpai di hutan-hutan dataran rendah, hutan mangrove, dan tempat sekitar pemukiman dengan banyak pohon. Karena mereka gemar memakan buah-buah kecil, mereka sering sekali teramati mencari makan di pohon kersen dan benalu. Kersen dan parasit mempunyai buah-buah yang cukup kecil yang sanggup ditelannya dengan mudah.
Cabe jawa yaitu burung yang gesit, sangat cepat dalam bergerak dari satu ranting menuju ranting lainnya. Mereka sering terbang sambil mengeluarkan bunyi cicitan pendek yang berulang-ulang.

Perkembangbiakan
Gambar 3. Jantan memberi makan anak
Saat ekspresi dominan kawin tiba, jantan dan betina akan sering terbang bersama saling kejar-mengejar. Mereka akan menciptakan sarang pada pohon-pohon yang bersahabat dengan sumber makanan mereka. Sarang terbuat dari rerumputan kering yang dibangun menggantung pada dahan pohon.
Burung ini akan bertelur 2 sampai 4 butir dalam sekali perkawinan, kedua induknya akan menjaga dan memberi makan anak-anaknya secara bersama-sama. Anak cabai jawa mempunyai warna kecoklatan denga paruh berwarna merah. Seiring prtumbuhannya, bertahap akan muncul warna merah dan kehitaman pada tubuhnya. Anak-anak cabai jawa tidak hanya diberi makan buah-buah kecil, induknya juga mencari serangga-serangga kecil untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Konservasi
Menurut IUCN, status konservasi burung cabai jawa yaitu LC (Least Concern) alasannya yaitu jumlahnya di lingkungan masih banyak dengan tren yang cenderung stabil. Perburuan yang dilakukan terhadap burung ini cukup terbatas, alasannya yaitu burung cabai jawa bukanlah burung dengan harga yang mahal.

Posting Komentar untuk "Burung Cabai Jawa"