Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siklus Hidup Paku (Pteridofita)

Tumbuhan Paku atau pakis ialah flora yang mempunyai dua fase dalam siklus hidupnya. Dua fase dalam siklus hidup paku ini disebut dengan pergiliran keturunan, yg juga terjadi pada lumut. Fase gametofit akan menghasilkan gamet, sedangkan fase sporofit akan menghasilkan spora. Perbedaan antara pergiliran keturunan lumut dan paku ialah pada perbedaan waktu antara gametofit dan sporofit. Paku mempunyai fase sporofit yang lebih banyak didominasi sedangkan lumut mempunyai fase gametofit yang lebih dominan.

Perhatian gambar berikut ini untuk siklus hidup paku.
Tumbuhan Paku atau pakis ialah flora yang mempunyai dua fase dalam siklus hidupnya Siklus Hidup Paku (Pteridofita)


Kita mulai pembahasan siklus hidup ini dari spora yang dihasilkan paku. Spora tersebut bersifat haploid (n) dan apabila jatuh di daerah lembab akan tumbuh menjadi gametofit muda (juga bersifat n). Gametofit ini disebut juga protalium apabila telah matang akan mengembangkan/ memunculkan anteridium dan arkegonium. Gametofit matang berukuran sangat kecil, hanya beberapa mm sampai cm saja.

Anteridium menghasilkan sperma, sedangkan arkegonium akan menghasilkan ovum atau sel telur. Anteridium dan arkegonium umumnya akan matang pada waktu yang berbeda, sehingga memungkinkan terjadinya pembuahan silang. Sperma mempunyai flagela yang akan dipakai untuk bergerak menuju ovum pada arkegonium. Sperma ini hanya sanggup bergerak menuju ovum apabila lingkungan sekitarnya berair. Sperma (n) yang telah bersatu dengan ovum (n) melalui fertilisasi akan menghasilkan zigot yang bersifat diploid (2n).

Zigot akan berubah menjadi sporofit paku (2n). Sporofit awalnya tumbuh dari penggalan arkegonium dan terus membesar sampai keluar dari gametofit induk tersebut. Sporofit merupakan bentuk flora paku yang umum kita lihat di sekitar daerah tinggal kita. Sedangkan fase gametofit, alasannya ialah ukurannya yang sangat kecil, sulit kita lihat dan amati.

Sporofit akan terus tumbuh dengan melaksanakan fotosintesis. Sporofit kebanyakan paku terbentuk menyerupai semak kecil, namun ada pula yang bentuknya besar menyerupai pohon. Sporofit mempunyai dua macam daun, yaitu tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang dipakai sepenuhnya untuk berfotosintesis. Sedangkan sporofil merupakan daun yang dipakai untuk fotosintesis dan perkembabgbiakan. Sporofil akan menghasilkan spora di penggalan bawah daun atau di penggalan tepi daun.

Spora paku akan berkembang dalam kotak spora (sporangium). Kotak spora tersebut akan menggerombol/ mengelompok membentuk struktur yang disebut sorus. Pada kebanyakan paku, sorus berbentuk menyerupai gumpalan lingkaran berwarna kuning kecoklatan di bawah daun. Ada sorus yang telanjang dan adapula yang dilindungi semacam payung yang disebut indusium. Setelah spora matang, kotak spora akan pecah kemudian mengeluarkan isinya ke lingkungan sekitar, kemudian siklus di atas akan terulang kembali.

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, flora paku dibedakan menjadi 3 macam.

  • Paku homospora (disebut juga isospora) hanya menghasilkan satu jenis spora yang mempunyai bentuk dan sifat yang sama. Contohnya ialah Lycopodium sp. (paku kawat) dan Adiantum cuneatum (suplir).
  • Paku heterospora akan menghasilkan dua jenis spora, yaitu makrospora (betina) dan mikrospora (jantan). Contohnya ialah Selaginella sp. (paku rane) dan Marsilea crenata (semanggi).
  • Paku peralihan akan menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama namun sifatnya berbeda, jantan atau betina. Contohnya ialah Equisetum debile (paku ekor kuda).

Anteridium dan arkegonium pada paku homospora tumbuh pada individu gametofit yang sama. Sedangkan pada paku heterospora dan peralihan, spora betina akan menghasilkan gametofit betina dan spora jantan akan menghasilkan gametofit jantan. Gametofit betina hanya akan menghasilkan arkegonium, sedangkan gametofit jantan hanya akan menghasilkan anteridium.

Posting Komentar untuk "Siklus Hidup Paku (Pteridofita)"