Sejarah Erupsi Gunungapi Soputan
Gunungapi Soputan terletak di Kec. Tombatu, Minahasa, Sulawesi Utara. Jalan kearah puncak dengan gampang kita temukan dari beberapa arah lereng gunungapi ini. Ketinggian gunungapi ini ialah 1783,7 m dml, dengan tipe Gunungapi Strato. Pos Pengamatan Gunungapi berada di Desa Maliku, Kec. Tombasian, Kab. Minahasa Selatan, Sulawesi Utara.
Tahun 1785 - 1890
Periode letusan G. Soputan yang terpanjang ialah 47 tahun dan yang terpendek ialah 1 tahun. Sifat letusan G. Soputan umumnya dalam satu periode kegiatan terjadi beberapa kali letusan dengan selang waktu antara beberapa ahad sampai beberapa bulan. Seperti yang terjadi pada tahun 1908, 1913, 1915, 1923, 1982 dan 1984, 2000 dan 2008. Berikut Sejarah Erupsi Gunungapi Soputan yang terekam dalam data sentra vulkanologi dan mitigasi peristiwa geologi indonesia :
Tahun 1785 - 1890
Terjadi letusan dari kawah puncak. Letusan gunung api, gunung api meletus.
Tahun 1901
Terjadi letusan samping. Letusan gunung api terdahsyat, terbentuknya gunung api.
Tahun 1906
17 Juni- Sepetember, letusan samping menghasilkan anutan lava. Terbentuk kerucut benalu Aesoput.
Tahun 1907
5 – 23 Juni terjadi letusan di Aesoupt. Gunung api aktif, gunung api terdahsyat.
Tahun 1908 –1909, 1910
Januari – Juni, Letusan di Aesoput menghasilkan anutan lava. Pembentukan gunung api.
Tahun 1911, 1912
November – April, Letusan di Aesoput menghasilkan anutan lava. Gunung api terbesar.
Tahun 1913
April – Juni, Letusan di Aesoput. Akibat letusan gunung api.
Tahun 1915
April – Juni, Terbentuknya kubah lava Aesoput Weru dan anutan lava ke arah tenggara
Tahun 1917
November, Letusan di Aesoput
Tahun 1923-1924
27 November – 18 Januari, Letusan di Aesoput.
Tahun 1947
22 – 27 Agustus, Letusan di Aesoput.
Tahun 1984
Letusan dari kawah puncak.
Tahun 1991, 1995, 2000
Disertai pertumbuhan kubah lava, beberapa jam menjelang letusan 13 Mei 2000, tremor vulkanik terekam secara menerus dengan amplituda berkisar antara 5 - 31 mm. Tremor letusan terekam sampai di stasiun seismik G. Lokon (yang berjarak lk. 25 km utara G. Soputan), dengan amplituda maksimum mencapai 20 mm. Tremor tersebut, yang terekam di pos PGA Lokon sampai tanggal 14 Mei 2000, pukul 19.00, amplitudanya sekitar 1 mm.
Hal serupa terjadi berulang-ulang (letusan pada tanggal 1, 6, 25 dan 30 Juli 2000), setiap akan terjadi letusan, selalu didahului oleh tremor vulkanik selama 3 - 6 jam. Amplitudanya semakin usang semakin besar sampai beberapa menit menjelang letusan amplitudanya mencapai 45 mm (peak to peak). Setelah kubah lava pertama longsor pada Juli 1995, kemudian diisi dengan kubah lava berikutnya, yaitu kubah lava Mei 2000.
Hal serupa terjadi berulang-ulang (letusan pada tanggal 1, 6, 25 dan 30 Juli 2000), setiap akan terjadi letusan, selalu didahului oleh tremor vulkanik selama 3 - 6 jam. Amplitudanya semakin usang semakin besar sampai beberapa menit menjelang letusan amplitudanya mencapai 45 mm (peak to peak). Setelah kubah lava pertama longsor pada Juli 1995, kemudian diisi dengan kubah lava berikutnya, yaitu kubah lava Mei 2000.
Hasil penyelidikan Solihin A. dkk., Mei 2000, pertumbuhan kubah lava (pertambahan volumenya) Mei 2000 ini berlangsung sangat cepat. Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, ketinggian (elevasinya) meningkat/naik lebih dari 50 m. Hal ini dibandingkan dengan pengamatan yang dilakukan pada bulan Juli 1999, dimana pada dikala itu belum terlihat adanya tonjolan kubah lava baru.
Tahun 2007
25 Oktober, menyemburkan debu setinggi lebih dari ±1000 m di atas puncak, disertai dengan guguran lava pijar ke arah barat sejauh ± 1000 m. Kejadian tersebut berlangsung selama ± 2 minggu. Pada pertengahan November 2007, acara G. Soputan menurun.
Tahun 2008
5 Juni : terekam 14 kejadian gempa guguran, 9 kejadian gempa vulkanik dalam (VA) dan 2 kejadian gempa tektonik, secara visual gunung tertutup kabut.
6 Juni : Pukul 00.00 – 10.00 terjadi peningkatan jumlah gempa yang mencolok, masing-masing terekam 116 kejadian gempa vulkanik dalam (VA) dan 120 gempa guguran. Pukul 08.53 Mulai terekam tremor menerus dengan ampituda antara 5-30 mm. Pukul 11.07 Terjadi letusan yang disertai guguran awan panas hampir kesegala arah dengan jarak luncur lk. 1500 m.
Tinggi asap letusan mencapai lebih dari 2000 m. Abu letusan tertiup angin ke arah barat, tersebar sampai mencapai Kotamobagu Pukul 17.00 – 19.00Terlihat sinar api dan kilatan petir di sekitar puncak dengan tinggi lebih dari 250 m. Suara gemuruh dan dentumannya terdengar sampai di Pos Lokon di Tomohon yang berjarak ±30 km.
7 Juni : tidak terjadi letusan, namun guguran lava masih terjadi. Pada malam hari terlihat titik–titik sinar api di sekitar puncak.
26 September – 6 Oktober : Secara visual acara vulkanik yang tampak dari Pos PGA di Maliku berupa hembusan asap kawah berwarna putih tipis setinggi 25 – 50 meter dari puncak Tanggal 6 Oktober 2008 pukul 00:00 – 06:00 WITA terekam sebanyak 2 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplituda antara 5 – 15 mm dan usang gempa 7,5 – 10 detik, serta gempa tremor menerus dengan amplituda maksimum antara 0,5 – 4 mm.
Pukul 06:00 – 12:00 WITA terdengar bunyi gemuruh dengan intesitas sedang sampai besar lengan berkuasa di Pos PGA Maliku pada pukul 10:10 WITA, kemudian disusul terjadinya letusan debu berwarna kelabu tebal setinggi 1000 meter dari puncak pada pukul 10:45 WITA, letusan ini disertai dengan sinar api setinggi 25 meter.
Pada pukul 14:49 WITA terjadi letusan asap berwarna putih – kelabu tebal dengan ketinggian antara 1000 – 1500 meter disertai bunyi gemuruh sedang – kuat. Pada pukul 15:30 WITA kembali terjadi letusan menerus disertai bunyi gemuruh, warna asap kelabu tebal dengan ketinggian antara 1000–500 meter dari puncak. Pada pukul 16:45 WITA terekam gempa tremor menerus dengan amplituda antara 0,5 – 5 mm. Sedangkan bunyi gemuruh tidak terdengar. Asap kawah teramati berwarna putih tipis setingi 100 meter dari puncak.
Pukul 18:00-24:00 WITA dan pukul 19:00 WITA terekam gempa tremor menerus dengan amplituda maksimum antara 0,5 – 1 mm. Pada pukul 19:33 WITA terjadi letusan yang disertai bunyi gemuruh sedang sampai besar lengan berkuasa secara menerus, pada dikala yang sama terekam gempa tremor menerus dengan amplituda maksimum 40 mm. Ketinggian asap letusan tidak sanggup teramati alasannya ialah dikala itu gunung tertutup kabut.
Pada pukul 21:08 WITA terjadi letusan debu setinggi 1000 – 1500 meter dari puncak yang disertai sinar api setinggi 150 meter. Pada pukul 22:02 WITA kembali terjadi letusan yang disertai guguran lava pijar k e arah barat sejauh 1000 meter. Pada pukul 22:37 WITA terjadi letusan strombolian dengan ketinggian antara 100 – 150 meter dari puncak.
7 Oktober 2008 : secara visual teramati asap berwarna putih tebal dengan ketinggian antara 500 – 1500 meter dari puncak. Sinar api teramati dengan ketinggian 50 – 150 meter. Guguran lava pijar teramati mencapai jarak luncur 500 meter dari sentra kegiatan ke arah barat dan baratlaut.
Dari rekaman seismograf menunjukkan terjadi 7 kali gempa letusan dengan amplituda maksimum antara 7 – 16 mm dan usang gempa antara 20 – 65 detik. Gempa tremor menerus terekam dengan amplituda maksimum berfluktuasi antara 0,5 sampai 40 mm. (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia).
Dari rekaman seismograf menunjukkan terjadi 7 kali gempa letusan dengan amplituda maksimum antara 7 – 16 mm dan usang gempa antara 20 – 65 detik. Gempa tremor menerus terekam dengan amplituda maksimum berfluktuasi antara 0,5 sampai 40 mm. (Sumber: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia).
Posting Komentar untuk "Sejarah Erupsi Gunungapi Soputan"