Jenis, Asal, Dan Kegunaan Kerikil Obsidian
Pengertian Batu Obsidian
Apa itu kerikil obsidian? kerikil obsidian yaitu batuan yang terbentuk dari magma yang mengalami pendinginan sangat cepat, sehingga atom-atom tidak sempat mengatur diri untuk membentuk suatu struktur kristal. Batu obsidian termasuk jenis batuan beku luar (ekstrusif). Batuan ini tersusun atas material amorf atau biasa dikenal sebagai mineraloid.Akibat cepatnya pendinginan magma, maka akan menghasilkan gelas vulkanik (volcanic glass) bertekstur seragam serta halus dalam bentuk bagian konkoidal. Batu obsidian banyak digunakan orang untuk pemanis (karena komposisi warnanya) juga sebagai alat pemotong (karena bentuk bagian konkoidalnya). Di Indonesia, orang sering menyebut sebagai kerikil akik, walaupun kerikil akik sendiri mempunyai jenis beraneka ragam.
Untuk isu lainnya sesuai nama batuan silahkan lihat DISINI
Gambar kerikil obsidian (kiri atas original), jenis-jenisnya (kanan atas), sesudah dipoles (kiri dan kanan bawah). |
Asal Pembentukan Batu Obsidian
Obsidian merupakan batuan beku ekstrusif, yang membeku di atas permukaan bumi. Akan tetapi, batuan ini gotong royong sanggup terbentuk pada banyak sekali tempat/lokasi dimana terjadi pendinginan magma, ibarat pada :- Sepanjang tepi pedoman lava (ekstrusif)
- Sepanjang tepi kubah vulkanik / "volcanic dome" (ekstrusif)
- Disekitar tepi sill atau dike (intrusif)
- Disekitar kontak antara lava dengan air (ekstrusif)
- Pendinginan lava ketika berafiliasi sementara dengan udara (ekstrusif)
Sebagai gelas vulkanik, secara kimiawi obsidian bersifat stabil. Seiring berjalannya waktu, beberapa obsidian mulai mengkristal. Akan tetapi, proses ini tidak terjadi secara seragam (keseluruhan) di seluruh permukaan kerikil obsidian. Pengkristalan akan terjadi pada kondisi lingkungan pendinginan sedikit demi sedikit sehingga pada kesannya akan merubah seluruh strukturnya.
Jenis-jenis Batu Obsidian
Hitam yaitu warna paling umum dari obsidian. Namun, obsidian juga sanggup berwarna coklat ataupun hijau. Sangat jarang obsidian sanggup berwarna biru, merah, oranye atau kuning. Warna-warna bervariasi diduga disebabkan oleh element pengotor ataupun inklusi. Kadang juga terlihat satu spesimen obsidian menghasilkan dua warna berbeda.Kombinasi warna paling umum yaitu obisidian hitam dan coklat yang biasa terdapat bersama-sama dalam satu spesimen (mahogany obsidian). Pada tiap lingkungan pendinginan obsidian, kristalisasi akan membentuk kelompok kristal radial kristobalit berwarna putih atau abu-abu. Ketika dipotong serta dipoles, spesimen ini akan disebut sebagai "snowflake obsidian".
Sangat jarang obsidian mempunyai corak berwarna-warni ataupun kilap logam. Tetapi apabila ini terjadi, berarti hal itu disebabkan oleh cerminan cahaya dari kristal mineral inklusi, bagian batuan, ataupun gas sisa. Jenis-jenis kerikil obsidian berwarna banyak dikenal dengan sebutan rainbow obsidian, golden obsidian, ataupun silver obsidian. Jenis-jenis kerikil obsidian ibarat inilah sangat sering dicari untuk dijadikan kerikil perhiasan.
Perlu diperhatikan disini bahwa jenis-jenis kerikil obsidian intinya mengacu pada istilah komersial, bukan ilmiah. Makara sahabat geologinesia jangan dibingungkan dengan penamaan jenis-jenis kerikil obsidian yang beraneka ragam. Cukup sahabat mengetahui bahwa batuan yang dimaksudkan yaitu batuan dengan nama ilmiah "batu obsidian".
Ciri-ciri Batu Obsidian
Kebanyakan kerikil obsidian mempunyai komposisi ibarat riolit dan granit. Granit maupun riolit sanggup terbentuk dari magma asam yang sama ibarat obsidian serta lokasi pembentukannya sangat terkait dengan lingkungan pendinginan magma obsidian. Berkaitan sifat asam-basa, sangat jarang gelas vulkanik ditemukan berkomposisi ibarat kerikil basal ataupun gabro. Batuan beku bertekstur gelas yang komposisinya ibarat basal ataupun gabro biasanya diberi nama "tachylyte". Selain "tachylyte" mapun kerikil apung (pumice), scoria juga bertekstur gelas vulkanik yang terbentuk oleh pendinginan cepat magma.Akan tetapi, kerikil apung dan scoria berbeda dengan obsidian lantaran mereka mempunyai banyak rongga. Rongga dalam batuan tersebut dihasilkan ketika gelembung gas terperangkap selama proses pemadatan lelehan. Sedangkan "Tachylyte" berbeda dengan obsidian lantaran mempunyai komposisi ibarat kerikil basal ataupun gabro. Makara apabila mengetahui ciri-ciri kerikil obsidian tersebut diperlukan sahabat geologinesia sanggup membedakan obsidian dari batuan lainnya, walaupun tekstur maupun asal pembentukannya sama.
Kegunaan Batu Obsidian Sebagai Alat Pemotong
Obsidian ditemukan di banyak lokasi di seluruh dunia lantaran batuan ini banyak berafiliasi dengan vulkanisme. Deposit signifikan dari obsidian sanggup ditemukan di Argentina, Kanada, Chili, Ekuador, Yunani, Guatemala, Hungaria, Islandia, Indonesia, Italia, Jepang, Kenya, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Rusia, Amerika Serikat, dan banyak lokasi lainnya.Pecahan konkoidal dari obsidian menyebabkan batuan tersebut sanggup pecah menjadi potongan-potongan dengan permukaan melengkung. Rekahan sanggup menghasilkan bagian batuan sangat tajam. Pecahan tajam tersebut telah menghasilkan penggunaan pertama obsidian oleh orang-orang pada zaman dahulu sebagai alat pemotong.
Dahulu, orang menemukan cara untuk memecahkan obsidian sehingga menghasilkan alat pemotong dalam banyak sekali bentuk maupun ukuran. Batu obsidian banyak dimanfaatkan untuk menciptakan pisau, panah, mata tombak, pencakar, serta senjata tajam maupun peralatan lainnya. Setelah inovasi tersebut, kerikil obsidian lalu banyak digunakan untuk memproduksi hampir semua jenis benda tajam. Berdasarkan ciri-ciri fisiknya, batuan ini sangat gampang dikenali, sehingga orang berlomba-lomba untuk menambang batuan ini.
Baca juga : Contoh banyak sekali Macam Jenis Batuan Beku
Meskipun batuan ini digunakan sebagai alat pemotong pada zaman kuno, obsidian terus memainkan tugas penting dalam zaman modern ibarat ketika ini. Obsidian sanggup digunakan untuk menghasilkan ujung tombak yang lebih tipis dan lebih tajam dari baja. Saat ini, pisau tipis obsidian juga digunakan untuk beberapa operasi pembedahan dalam dunia kedokteran. Dalam sebuah penelitian, terungkap bahwa kinerja pisau obsidian cenderung sama atau bahkan lebih unggul dibandingkan alat bedah baja.
Kegunaan Batu Obsidian Sebagai Perhiasan
Obsidian merupakan salah satu "gamestone" populer. Batuan ini sering dipotong kecil-kecil untuk dibuat manik-manik, anting-anting, atau digunakan untuk memproduksi kerikil tumbled. Obsidian sanggup dipoles menjadi manik-manik yang sangat reflektif dan beberapa spesimen obsidian transparan juga sanggup menghasilkan kerikil permata indah.Pemanfaatan obsidian sebagai kerikil pemanis terbatasi lantaran sifat kekerasan batuan ini. Obsidian mempunyai skala kekerasan Mohs sekitar 5,5 membuatnya gampang untuk digores. Kekerasan demikian juga mempunyai sifat gampang patah atau retak. Akibatnya, kerikil obsidian tidak cocok untuk dibuat cincin ataupun gelang. Obsidian hanya optimal jikalau dipotong atau dibuat lebih kecil ibarat menjadi anting-anting, bros, ataupun liontin.
Obsidian juga digunakan dalam menciptakan "doublet opal" maupun "opal triplets". Doublets ataupun triplets merupakan irisan tipis obsidian yang jikalau digabungkan dalam satu specimen batuan, akan menghasilkan variasi warna sangat indah. Misalnya, Obsidian hitam menawarkan warna yang selaras apabila digabungkan dengan obsidian berwarna kontras (merah, biru, oranye) sehingga akan terbentuk sebuah specimen (opal) berwarna-warni ibarat api.
Obsidian mempunyai kilau yang sangat tinggi. Dahulu orang menyadari bahwa mereka sanggup melihat refleksi objek pada obsidian sehingga batuan tersebut sanggup digunakan sebagai cermin. Selain itu, kekerasan obsidian yang 5,5 skala mohs membuatnya relatif gampang untuk bentuk, sehingga seniman pada jaman dahulu menggunakannya untuk menciptakan sebuah topeng ataupun patung-patung kecil.
Posting Komentar untuk "Jenis, Asal, Dan Kegunaan Kerikil Obsidian"