Ikan Buntal, Antara Racun Dan Kelezatan
Ikan buntal (famili tetraodontidae) merupakan ikan berbentuk agak lingkaran yang bisa membuatkan tubuhnya saat mendapat gangguan. Ikan ini sanggup dengan cepat menelan air atau menghisap udara untuk membuatkan badan menjadi ibarat bola untuk menyulitkan pemangsa memakannya. Bahkan banyak yang mempunyai duri sehingga ibarat mirip bola duri saat sedang mengambangkan tubuh.
Buntal mempunyai 4 gigi yang tersusun ibarat paruh di ujung rahangnya sehingga disebut sebagai tetraodon (empat gigi). Gigi-gigi yang ibarat paruh ini dipakai untuk memecahkan cangkang krustacea dan kerang yang menjadi makanan utamanya. Terdapat kurang lebih 120 jenis ikan buntal yang umumnya hidup di air laut, walaupun ada juga yang gidup di air payau dan air tawar.
Antara Keracunan dan kelezatan
Daging ikan buntal dikenal mempunyai rasa yang sangat enak, dan termasuk dalam makanan glamor di Jepang dan China. Ikan buntal banyak diolah menjadi sashimi (dimakan mentah-mentah) di Jepang dan berharga sangat mahal. Di China olahan ikan buntal disebut sebagai makanan nomor 1 yang berasal dari sungai Yang Tze.
Namun demikian, ternyata ikan buntal mengandung racun yang sangat mematikan yang disebut tetrodotoxin. Racun ini 1.200 kali lebih berbahaya dibandingkan sianida. Bagian badan buntal yang mengandung racun antara lain kulit, ovarium, dan hati. Namun hati mempunyai kandungan racun yang paling tinggi dibandingkan serpihan badan lain, padahal kabarnya serpihan hati ini yang rasanya paling enak dari ikan buntal. Kematian akhir memakan ikan buntal kini jarang terjadi kecuali sebab kelalaian proses pengolahan.
Di Jepang hanya koki-koki khusus yang bersertifikat resmi yang boleh mengolah ikan buntal. Daging ikan buntal yang telah dikuliti biasa disebut dengan fugu dan diolah menjadi banyak sekali macam masakan. Untuk mendapat setifikat pengolahan buntal, seorang koki harus mengikuti training yang membutuhkan waktu 2 sampai 3 tahun untuk lulus. Pemotongan yang salah pada ikan buntal akan mengakibatkan tersebarnya racun dan mengakibatkan maut pada orang yang memakannya.
Racun ikan buntal
Penelitian terbaru menawarkan bahwa kemungkinan racun tetrodotoxin ikan buntal berasal dari makanan yang dimakannya. Pseudoalteromonas tetraodoni dan beberapa basil lain akan menghasilkan tetrodotoxin dan umumnya hidup dalam badan binatang yang menjadi makanan ikan buntal. Racun-racun yang dihasilkan basil tersebut akan tertimbun dalam badan buntal namun tidak menimbulkan maut sebab buntal mempunyai prosedur untuk menghindari maut akhir racun tetrodotoxin.
Hati menjadi daerah paling banyak mengandung racun sebab hati merupakan daerah untuk menetralkan racun pada badan hewan. Racun buntal bersifat neurotoxin yang akan mengakibatkan kelumpuhan badan sementara otak tetap dalam keadaan sadar. Orang yang keracunan akan mengalami kelumpuhan anggota badan dan tidak bisa bernapas sehingga mengakibatkan kekurangan oksigen. Dalam badan seekor buntal terkandung racun yang sanggup membunuh 30 orang dewasa.
Saat ini di Jepang sedang dikembangkan peternakan buntal dengan lingkungan yang bebas dari basil penghasil tetrodotoxin. Buntal yang dihasilkan dari peternakan tersebut dikenal bebas racun sehingga harapannya tidak mematikan apabila dikonsumsi tanpa pengolahan khusus.
Buntal mempunyai 4 gigi yang tersusun ibarat paruh di ujung rahangnya sehingga disebut sebagai tetraodon (empat gigi). Gigi-gigi yang ibarat paruh ini dipakai untuk memecahkan cangkang krustacea dan kerang yang menjadi makanan utamanya. Terdapat kurang lebih 120 jenis ikan buntal yang umumnya hidup di air laut, walaupun ada juga yang gidup di air payau dan air tawar.
Ikan buntal yang membuatkan tubuhnya |
Antara Keracunan dan kelezatan
Daging ikan buntal dikenal mempunyai rasa yang sangat enak, dan termasuk dalam makanan glamor di Jepang dan China. Ikan buntal banyak diolah menjadi sashimi (dimakan mentah-mentah) di Jepang dan berharga sangat mahal. Di China olahan ikan buntal disebut sebagai makanan nomor 1 yang berasal dari sungai Yang Tze.
Namun demikian, ternyata ikan buntal mengandung racun yang sangat mematikan yang disebut tetrodotoxin. Racun ini 1.200 kali lebih berbahaya dibandingkan sianida. Bagian badan buntal yang mengandung racun antara lain kulit, ovarium, dan hati. Namun hati mempunyai kandungan racun yang paling tinggi dibandingkan serpihan badan lain, padahal kabarnya serpihan hati ini yang rasanya paling enak dari ikan buntal. Kematian akhir memakan ikan buntal kini jarang terjadi kecuali sebab kelalaian proses pengolahan.
Di Jepang hanya koki-koki khusus yang bersertifikat resmi yang boleh mengolah ikan buntal. Daging ikan buntal yang telah dikuliti biasa disebut dengan fugu dan diolah menjadi banyak sekali macam masakan. Untuk mendapat setifikat pengolahan buntal, seorang koki harus mengikuti training yang membutuhkan waktu 2 sampai 3 tahun untuk lulus. Pemotongan yang salah pada ikan buntal akan mengakibatkan tersebarnya racun dan mengakibatkan maut pada orang yang memakannya.
Racun ikan buntal
Penelitian terbaru menawarkan bahwa kemungkinan racun tetrodotoxin ikan buntal berasal dari makanan yang dimakannya. Pseudoalteromonas tetraodoni dan beberapa basil lain akan menghasilkan tetrodotoxin dan umumnya hidup dalam badan binatang yang menjadi makanan ikan buntal. Racun-racun yang dihasilkan basil tersebut akan tertimbun dalam badan buntal namun tidak menimbulkan maut sebab buntal mempunyai prosedur untuk menghindari maut akhir racun tetrodotoxin.
Hati menjadi daerah paling banyak mengandung racun sebab hati merupakan daerah untuk menetralkan racun pada badan hewan. Racun buntal bersifat neurotoxin yang akan mengakibatkan kelumpuhan badan sementara otak tetap dalam keadaan sadar. Orang yang keracunan akan mengalami kelumpuhan anggota badan dan tidak bisa bernapas sehingga mengakibatkan kekurangan oksigen. Dalam badan seekor buntal terkandung racun yang sanggup membunuh 30 orang dewasa.
Saat ini di Jepang sedang dikembangkan peternakan buntal dengan lingkungan yang bebas dari basil penghasil tetrodotoxin. Buntal yang dihasilkan dari peternakan tersebut dikenal bebas racun sehingga harapannya tidak mematikan apabila dikonsumsi tanpa pengolahan khusus.
Posting Komentar untuk "Ikan Buntal, Antara Racun Dan Kelezatan"