Bukti Bentukan Tektonik Pada Batas Pertemuan Lempeng Bumi
Bukti Hasil Pergerakan Lempeng Bumi - Bagian dari kulit bumi (litosfer), termasuk bab paling luar dari mantel bumi, dianggap terdiri dari lempeng-lempeng yang kaku, yang bergerak satu sama lainnya dengan kecepatan berkisar 1 - 10 cm/tahun, atau sama dengan 100 km/10 juta tahun. Lempeng-lempeng tersebut merupakan bongkah-bongkah litosfer yang bersifat tegar dan menumpang di atas suatu lapisan bumi dalam keadaan selalu bergerak (mobile) yang disebut Astenosphere.
Baca juga : Pengertian Litosfer yang sering disalah artikan
Batas antara masing-masing lempeng yang saling bergeser itu merupakan daerah (zona) dimana terjadinya insiden gempa, proses orogenesa, dan insiden tektonik lainnya yang paling aktif di muka bumi. Beberapa bukti bentukan (wujud) tektonik pada batas-batas pertemuan lempeng sanggup berupa palung lautan (oceanic trench), punggungan tengah samudra (mid oceanic ridge), dan sesar-sesar transform.
Daerah (zona) ini disebut sebagai zona penekukan dan penyusupan (subduction zone). Pada zona ini berlangsung peristiwa-peristiwa geologi yang sangat penting menyerupai deformasi dan pemalihan (metamorfisme) terhadap setiap lapisan batuan sedimen dan endapan asal gunungapi yang tertimbun di dalam cekungan-cekungan pengendapan yang berada bersahabat zona ini.
Baca juga: Terbentuknya Bumi Menurut Perspektif Geologi
Pada bab palung bahari dalam terbentuk prisma akresi disertai gerak-gerak pensesaran dan pelenturan yang terpusat pada bab bawah palung bahari sehingga menghasilkan mélange yang terdiri dari endapan turbidit, ofiolit, olistostrom dan batuan malihan fasies sekis hijau dan sekis biru. Kelompok batuan penyusun palung terdiri dari lava bersifat basalt dan lava bantal dasar samudera disertai oleh rijang dan sedimen argilit; sedimen turbidit dan klastik; dan kumpulan batuan basa dan ultrabasa (ofiolit).
Kekosongan ini selanjutnya terisi oleh lava/magma yang menghasilkan sebuah kerak baru. "Mid Oceanic Ridge" (MOR) sanggup berupa rantai formasi gunungapi di bawah laut, dimana kerak bumi gres terbentuk dari leleran magma dan aktifitas gunung berapi.
Baca juga : Bagaimana Pusat Gempa dan Lapisan Bumi sanggup Diketahui ?
Heirtzler, dkk, 1968 dan Le Pichon, 1968 telah sanggup memilih kecepatan rata-rata memisahnya lempeng-lempeng tersebut dengan memakai sifat-sifat kesejajaran pada jalur-jalur anomali geomagnet aktual dan negatif, yang terletak simetris terhadap poros pematang atau punggung tengah samudra.
Jalur-jalur tersebut sesuai dengan jalur-jalur kerak samudra yang terdiri dari batuan beku yang mengalami pendinginan melalui titik "curie" dan memperoleh kemagnetan "termoremanen" sepanjang urutan jaman, dimana medan magnet bumi mengalami perubahan secara bergantian dari keadan normal dan membalik. Di beberapa tempat, MOR terlihat mengalami pergeseran (offset) akhir terpotong oleh pensesaran yang dikenal sebagai sesar transform (transform faults).
Baca juga: Mari Belajar Struktur Lapisan Bumi
Sampai dikala ini prosedur gerakan lempeng masih menjadikan pertanyaan besar. Banyak pemikiran serta teori yang dikemukakan untuk menjawab pertanyaan ini, diantaranya ialah dengan didasarkan pada adanya arus konveksi yang terdapat di dalam mantel bumi. Akhir-akhir ini beberapa peneliti beropini bahwa gerakan utama dari lempeng bumi dipengaruhi oleh perbedaan densitas dan ketebalan kerak bumi yang menonjol ke arah lateral sebagai akhir pendinginan bumi.
Baca juga : Pengertian Litosfer yang sering disalah artikan
Batas antara masing-masing lempeng yang saling bergeser itu merupakan daerah (zona) dimana terjadinya insiden gempa, proses orogenesa, dan insiden tektonik lainnya yang paling aktif di muka bumi. Beberapa bukti bentukan (wujud) tektonik pada batas-batas pertemuan lempeng sanggup berupa palung lautan (oceanic trench), punggungan tengah samudra (mid oceanic ridge), dan sesar-sesar transform.
Palung Laut (Oceanic Trench)
Palung bahari terbentuk pada dikala dua lempeng saling bertumbukan (konvergensi) dimana sanggup disamakan dengan pembentukan sesar-sesar naik, dimana salah satu dari lempeng yang bertumbukan tersebut akan menunjam dan menyusup dengan sudut tertentu ke bawah lempeng yang satunya, mengarah ke dalam mantel bumi.Daerah (zona) ini disebut sebagai zona penekukan dan penyusupan (subduction zone). Pada zona ini berlangsung peristiwa-peristiwa geologi yang sangat penting menyerupai deformasi dan pemalihan (metamorfisme) terhadap setiap lapisan batuan sedimen dan endapan asal gunungapi yang tertimbun di dalam cekungan-cekungan pengendapan yang berada bersahabat zona ini.
Baca juga: Terbentuknya Bumi Menurut Perspektif Geologi
Pada bab palung bahari dalam terbentuk prisma akresi disertai gerak-gerak pensesaran dan pelenturan yang terpusat pada bab bawah palung bahari sehingga menghasilkan mélange yang terdiri dari endapan turbidit, ofiolit, olistostrom dan batuan malihan fasies sekis hijau dan sekis biru. Kelompok batuan penyusun palung terdiri dari lava bersifat basalt dan lava bantal dasar samudera disertai oleh rijang dan sedimen argilit; sedimen turbidit dan klastik; dan kumpulan batuan basa dan ultrabasa (ofiolit).
Punggungan Tengah Samudra (Mid Oceanic Ridge)
Puggungan Tengah Samudra (MOR) terbentuk ketika dua lempeng saling memisahkan diri disertai dengan pembentukan kerak baru. Pembentukan ini sanggup disejajarkan dengan pembentukan sesar-sesar normal. Akibat lempeng-lempeng tersebut bergerak memisahkan diri (divergen), terjadi kekosongan pada batas antar lempeng tadi.Kekosongan ini selanjutnya terisi oleh lava/magma yang menghasilkan sebuah kerak baru. "Mid Oceanic Ridge" (MOR) sanggup berupa rantai formasi gunungapi di bawah laut, dimana kerak bumi gres terbentuk dari leleran magma dan aktifitas gunung berapi.
Baca juga : Bagaimana Pusat Gempa dan Lapisan Bumi sanggup Diketahui ?
Heirtzler, dkk, 1968 dan Le Pichon, 1968 telah sanggup memilih kecepatan rata-rata memisahnya lempeng-lempeng tersebut dengan memakai sifat-sifat kesejajaran pada jalur-jalur anomali geomagnet aktual dan negatif, yang terletak simetris terhadap poros pematang atau punggung tengah samudra.
Jalur-jalur tersebut sesuai dengan jalur-jalur kerak samudra yang terdiri dari batuan beku yang mengalami pendinginan melalui titik "curie" dan memperoleh kemagnetan "termoremanen" sepanjang urutan jaman, dimana medan magnet bumi mengalami perubahan secara bergantian dari keadan normal dan membalik. Di beberapa tempat, MOR terlihat mengalami pergeseran (offset) akhir terpotong oleh pensesaran yang dikenal sebagai sesar transform (transform faults).
Gambar bentukan tektonik akhir pergerakan lempeng bumi. |
Sesar-sesar Transform (Transform Faults)
Sesar transform merupakan sesar mendatar yang terdapat di lantai-lantai samudra. Sesar-sesar ini berukuran panjang dan terbentuk alasannya ialah dua lempeng yang saling berpapasan, bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu, sehingga tidak terjadi penambahan atau pengurangan luas permukaan. Namun, ukiran antar lempeng ini adakala dengan kekuatan dan tegangan yang besar.Baca juga: Mari Belajar Struktur Lapisan Bumi
Sampai dikala ini prosedur gerakan lempeng masih menjadikan pertanyaan besar. Banyak pemikiran serta teori yang dikemukakan untuk menjawab pertanyaan ini, diantaranya ialah dengan didasarkan pada adanya arus konveksi yang terdapat di dalam mantel bumi. Akhir-akhir ini beberapa peneliti beropini bahwa gerakan utama dari lempeng bumi dipengaruhi oleh perbedaan densitas dan ketebalan kerak bumi yang menonjol ke arah lateral sebagai akhir pendinginan bumi.
Posting Komentar untuk "Bukti Bentukan Tektonik Pada Batas Pertemuan Lempeng Bumi"