Batu Serpih Dan Kegunaannya
Pengertian Batu Serpih
Serpih adalah batuan sedimen berbutir halus yang terbentuk dari pemadatan lumpur dan lempung. Ukuran partikel mineralnya biasa kita sebut sebagai "lumpur". Komposisi yang demikian meyebabkan banyak orang yang memasukan serpih kedalam kategori batuan sedimen "batulumpur" (mudstones). Tetapi bergotong-royong serpih dibedakan dari batulumpur alasannya yaitu lantaran karakternya yang "fissile" dan "laminated". "Laminasi" berarti bahwa batuan terdiri dari banyak lapisan tipis, sedangkan "Fisil" artinya batuan itu praktis terbelah menjadi potongan-potongan tipis disepanjang laminasi-nya.
Clark (1954) menyebutkan serpih (shale) sebagai batuan detritus yang mempunyai ukuran partikel-partikel penyusunnya berdiameter <1/16 mm. Berdasarkan definisi tersebut artinya istilah serpih pun juga akan meliputi batulanau. Namun demikian, kebanyakan para hebat membagi material halus kedalam 2 kategori yaitu lanau yang nantinya akan membentuk batulanau, dan lempung yang akan membentuk batulempung.
Diantara jenis batuan sedimen lainnya, bergotong-royong serpih (shale) merupakan batuan yang mempunyai kelimpahan paling tinggi. Sloss (1968) memperkirakan serpih membentuk sekitar 32% batuan sedimen Paleozoikum dan Kenozoikum yang ada di craton Amerika Utara. Sedangkan Blatt (1970) memperkirakan bahwa 69% sedimen benua tersusun atas serpih.
Walaupun mempunyai kelimpahan yang tinggi, tetapi serpih tidak tersingkap baik menyerupai batugamping dan batupasir yang kita tahu lebih resisten daripadanya. Teksturnya yang sangat halus serta komposisi yang kompleks, menciptakan serpih tidak terlalu dipahami menyerupai material-material sedimenter yang lainnya.
Baca juga : Batu Kuarsit dan Proses Pembentukannya
Clark (1954) menyebutkan serpih (shale) sebagai batuan detritus yang mempunyai ukuran partikel-partikel penyusunnya berdiameter <1/16 mm. Berdasarkan definisi tersebut artinya istilah serpih pun juga akan meliputi batulanau. Namun demikian, kebanyakan para hebat membagi material halus kedalam 2 kategori yaitu lanau yang nantinya akan membentuk batulanau, dan lempung yang akan membentuk batulempung.
Diantara jenis batuan sedimen lainnya, bergotong-royong serpih (shale) merupakan batuan yang mempunyai kelimpahan paling tinggi. Sloss (1968) memperkirakan serpih membentuk sekitar 32% batuan sedimen Paleozoikum dan Kenozoikum yang ada di craton Amerika Utara. Sedangkan Blatt (1970) memperkirakan bahwa 69% sedimen benua tersusun atas serpih.
Walaupun mempunyai kelimpahan yang tinggi, tetapi serpih tidak tersingkap baik menyerupai batugamping dan batupasir yang kita tahu lebih resisten daripadanya. Teksturnya yang sangat halus serta komposisi yang kompleks, menciptakan serpih tidak terlalu dipahami menyerupai material-material sedimenter yang lainnya.
Ciri-ciri dan Komposisi Batu Serpih
serpih merupakan batuan yang utamanya tersusun atas butiran mineral berukuran lempung menyerupai illite, kaolinit dan smektit. Selain itu, serpih juga biasanya mengandung partikel mineral kuarsa, feldspar, materi organik, karbonat, oksida besi, mineral sulfida, dan butiran-butiran mineral berat.
Komposisi yang demikian sering ditentukan oleh lingkungan pengendapan, dan sering menjadi faktor pembentuk warna pada kerikil serpih. Seperti pada kebanyakan batuan, warna serpih sering ditentukan oleh adanya materi tertentu dalam jumlah yang kecil. Hanya beberapa persen dari materi organik atau oksida besi secara signifikan sanggup mengubah warna kerikil serpih, sebagai contoh:
Serpih hitam dan abu-abu; jenis serpih ini akan selalu memperlihatkan adanya materi organik di dalamnya. Bahan organik biasanya hanya berkisar antara 1-2% saja. Selain itu, warna tersebut hampir selalu mengindikasikan bahwa serpih terbentuk pada lingkungan yang kekurangan oksigen.
Serpih merah, coklat, dan kuning; jenis ini terbentuk dalam lingkungan yang kaya oksigen dan sering mengandung partikel-partikel kecil dari oksida besi atau hidroksida besi menyerupai hematite, goethite ataupun limonite. Kehadiran hematit sanggup menghasilkan serpih merah dan Kehadiran limonite atau goethite sanggup menghasilkan serpih kuning ataupun coklat.
Komposisi yang demikian sering ditentukan oleh lingkungan pengendapan, dan sering menjadi faktor pembentuk warna pada kerikil serpih. Seperti pada kebanyakan batuan, warna serpih sering ditentukan oleh adanya materi tertentu dalam jumlah yang kecil. Hanya beberapa persen dari materi organik atau oksida besi secara signifikan sanggup mengubah warna kerikil serpih, sebagai contoh:
Serpih hitam dan abu-abu; jenis serpih ini akan selalu memperlihatkan adanya materi organik di dalamnya. Bahan organik biasanya hanya berkisar antara 1-2% saja. Selain itu, warna tersebut hampir selalu mengindikasikan bahwa serpih terbentuk pada lingkungan yang kekurangan oksigen.
Serpih merah, coklat, dan kuning; jenis ini terbentuk dalam lingkungan yang kaya oksigen dan sering mengandung partikel-partikel kecil dari oksida besi atau hidroksida besi menyerupai hematite, goethite ataupun limonite. Kehadiran hematit sanggup menghasilkan serpih merah dan Kehadiran limonite atau goethite sanggup menghasilkan serpih kuning ataupun coklat.
Macam-macam kenampakan kerikil serpih |
Pembentukan Batu Serpih
Seperti dijelaskan diatas bahwa serpih terbentuk dari akumulasi lumpur dan lempung. Akumulasi ini dimulai dengan pelapukan batuan, dimana pelapukan akan memecah batuan dalam bentuk partikel mineral-mineral berukuran lempung. Selanjutnya air yang mengalir akan mencuci partikel kecil tersebut dan membawanya ke sungai, serta memperlihatkan penampilan fisik berupa lumpur (becek).
Ketika pedoman air melambat atau memasuki badan cekungan menyerupai danau, rawa atau laut, partikel lumpur ini akan mengendap. Jika proses ini terjadi terus menerus maka akan terjadi akumulasi yang menimbulkan lumpur tersebut menjelma batuan sedimen yang dikenal dengan istilah "batulumpur" (mudstone). Batulumpur yang mempunyai huruf yang fisil dan berlaminasi inilah yang dikenal dengan istilah serpih (shale). Faktor utama penentu huruf fisil dan laminasi biasanya alasannya yaitu suplai sedimen yang sedikit demi sedikit serta proses pembebanan (kompaksi) material sedimenternya.
Baca juga : Batu Basalt dan Proses Pembentukannya
Ketika pedoman air melambat atau memasuki badan cekungan menyerupai danau, rawa atau laut, partikel lumpur ini akan mengendap. Jika proses ini terjadi terus menerus maka akan terjadi akumulasi yang menimbulkan lumpur tersebut menjelma batuan sedimen yang dikenal dengan istilah "batulumpur" (mudstone). Batulumpur yang mempunyai huruf yang fisil dan berlaminasi inilah yang dikenal dengan istilah serpih (shale). Faktor utama penentu huruf fisil dan laminasi biasanya alasannya yaitu suplai sedimen yang sedikit demi sedikit serta proses pembebanan (kompaksi) material sedimenternya.
Kegunaan Batu Serpih
Beberapa serpih mempunyai sifat khusus yang menciptakan mereka menjadi sumberdaya yang penting. Serpih hitam mengandung materi organik yang berperan sebagai perangkap gas alam atau minyak bumi. Serpih juga sanggup dihancurkan dan dicampur dengan air untuk menghasilkan tanah liat yang sanggup dibentuk menjadi banyak sekali benda yang berguna.
serpih juga sering dipakai pada industri semen. Batu kapur dan serpih akan dipanaskan hingga suhu yang cukup tinggi (menghilangkan H2O) serta untuk membentuk kerikil kapur menjadi kalsium oksida dan karbon dioksida. Karbon dioksida nantinya akan hilang sebagai emisi, sedangkan kalsium oksida yang dikombinasikan dengan shale akan membentuk bubuk semen.
Referensi: Blatt, H. 1970. Determination of mean sediment thickness in the crust: A sedimentologic method. Bull. GSA 81:255-262. Clark, TH. 1954. Shale: A study in nomenclature. Trans. Roy. Soc. Canada Ser. 3, Sect. 4, 48:1-7. Sloss, LL. 1968. Sedimentary volumes on the North American craton. GSA Program with abstracts, 1968 Ann. Mtg., Mexico City. Hlm. 281.
serpih juga sering dipakai pada industri semen. Batu kapur dan serpih akan dipanaskan hingga suhu yang cukup tinggi (menghilangkan H2O) serta untuk membentuk kerikil kapur menjadi kalsium oksida dan karbon dioksida. Karbon dioksida nantinya akan hilang sebagai emisi, sedangkan kalsium oksida yang dikombinasikan dengan shale akan membentuk bubuk semen.
Referensi: Blatt, H. 1970. Determination of mean sediment thickness in the crust: A sedimentologic method. Bull. GSA 81:255-262. Clark, TH. 1954. Shale: A study in nomenclature. Trans. Roy. Soc. Canada Ser. 3, Sect. 4, 48:1-7. Sloss, LL. 1968. Sedimentary volumes on the North American craton. GSA Program with abstracts, 1968 Ann. Mtg., Mexico City. Hlm. 281.
Posting Komentar untuk "Batu Serpih Dan Kegunaannya"