Apa Itu Teori Awan Bubuk ? | Ini Pengertian Dan Kelemahannya
Teori Awan Debu - Sejak sekolah dulu, Anda tentunya pernah mendengar wacana tata Surya bukan? Tata Surya merupakan sekumpulan benda yang terdapat di angkasa. Benda tersebut terdiri dari matahari yang berukuran besar dan dikelilingi oleh objek lain yang mengalami penarikan jawaban dari adanya gaya gravitasi. Objek atau benda langit yang berada di angkasa dan mengelilingi matahari dikenal dengan sebutan planet.
Baca juga: Teori Pembentukan Tata Surya
Sekedar informasi, planet yang ada ketika ini berjumlah 8 dan masing-masing planet mempunyai satelit yang berbeda untuk orbitnya. Tak hanya planet, benda angkasa lainnya ialah komet, asteroid, meteor dan sebagainya.
Ada banyak teori yang dikemukakan oleh para andal terkait dengan tata Surya. Beberapa diantaranya ialah teori nebula, teori pasang surut, teori planetesimal, teori bintang kembar dan teori big bang. Salah satu teori yang populer dan banyak menarik perhatian masyarakat dan para peneliti ialah awan debu.
Pengertian Teori Awan Debu serta Kelemahannya
Teori yang populer ini diciptakan oleh Carl Von Weizsaeker pada tahun 1940. Kemudian di tahun 1959, Gerard P Kuiper menyempurnakan teori ini. Bagi Anda yang belum tahu, Teori awan abu intinya menjelaskan wacana tata Surya yang berasal dari gas dan gumpalan abu yang ada di luar angkasa.
Dalam teori tersebut, dijelaskan bahwa gumpalan di angkasa tersebut mengalami pemaparan sehingga partikelnya tertarik ke sentra kemudian membentuk suatu gumpalan yang besar. Selanjutnya, boleh angkasa tersebut membentuk cakram di pecahan tebal di tengah serta tipis di sisi tepinya.
Dalam Teori awan abu tersebut, partikel yang ada di pecahan tengah saling menekan hingga hasilnya berpijar dan menimbulkan panas. Bagian tengah inilah yang dikenal kini ini dengan sebutan matahari. Sedangkan partikel yang ada diluar terpecah dengan cepat berpilin kemudian membeku dan membentuk olabet yang ada di angkasa.
Gerard menyebut teori ini dengan istilah awan abu jawaban fatwa dan pendapatnya yang menyebutkan bahwa tata surya berasal dari awan serta abu yang terpilin. Gerard juga beropini bahwa abu ialah awal galaksi terbentuk.
Baca juga: Apa itu Planet Luar?
Para peneliti menganggap bahwa alam semesta terbentuk pertama kali jawaban dari adanya ledakan besar pada 13,7 milyar tahun yang lalu. Ledakan ini dikenal dengan sebutan big bang. Dukhan atau awan abu dalam ledakan tersebut mengandung hidrogen yang berasal dari proses kondensasi dukhan. Saat suhu Dukhan sudah mencapai angka 20 derajat, reaksi inti membentuk helium. Helium ialah reaksi inti dari sebagian atom hidrogen.
Selanjutnya, hidrogen mengalami perubahan menjadi pancaran sinar infra red. Sama halnya dengan teori wacana tata surya lain, Teori awan abu juga mempunyai kelemahan atau kekurangan. Di bawah ini ialah beberapa kelemahan dari teori mengenai awan abu dalam sistem tata surya.
Baca juga: Teori Pembentukan Tata Surya
Sekedar informasi, planet yang ada ketika ini berjumlah 8 dan masing-masing planet mempunyai satelit yang berbeda untuk orbitnya. Tak hanya planet, benda angkasa lainnya ialah komet, asteroid, meteor dan sebagainya.
Ada banyak teori yang dikemukakan oleh para andal terkait dengan tata Surya. Beberapa diantaranya ialah teori nebula, teori pasang surut, teori planetesimal, teori bintang kembar dan teori big bang. Salah satu teori yang populer dan banyak menarik perhatian masyarakat dan para peneliti ialah awan debu.
Pengertian Teori Awan Debu serta Kelemahannya
Teori yang populer ini diciptakan oleh Carl Von Weizsaeker pada tahun 1940. Kemudian di tahun 1959, Gerard P Kuiper menyempurnakan teori ini. Bagi Anda yang belum tahu, Teori awan abu intinya menjelaskan wacana tata Surya yang berasal dari gas dan gumpalan abu yang ada di luar angkasa.
Dalam teori tersebut, dijelaskan bahwa gumpalan di angkasa tersebut mengalami pemaparan sehingga partikelnya tertarik ke sentra kemudian membentuk suatu gumpalan yang besar. Selanjutnya, boleh angkasa tersebut membentuk cakram di pecahan tebal di tengah serta tipis di sisi tepinya.
Dalam Teori awan abu tersebut, partikel yang ada di pecahan tengah saling menekan hingga hasilnya berpijar dan menimbulkan panas. Bagian tengah inilah yang dikenal kini ini dengan sebutan matahari. Sedangkan partikel yang ada diluar terpecah dengan cepat berpilin kemudian membeku dan membentuk olabet yang ada di angkasa.
Gerard menyebut teori ini dengan istilah awan abu jawaban fatwa dan pendapatnya yang menyebutkan bahwa tata surya berasal dari awan serta abu yang terpilin. Gerard juga beropini bahwa abu ialah awal galaksi terbentuk.
Baca juga: Apa itu Planet Luar?
Para peneliti menganggap bahwa alam semesta terbentuk pertama kali jawaban dari adanya ledakan besar pada 13,7 milyar tahun yang lalu. Ledakan ini dikenal dengan sebutan big bang. Dukhan atau awan abu dalam ledakan tersebut mengandung hidrogen yang berasal dari proses kondensasi dukhan. Saat suhu Dukhan sudah mencapai angka 20 derajat, reaksi inti membentuk helium. Helium ialah reaksi inti dari sebagian atom hidrogen.
Selanjutnya, hidrogen mengalami perubahan menjadi pancaran sinar infra red. Sama halnya dengan teori wacana tata surya lain, Teori awan abu juga mempunyai kelemahan atau kekurangan. Di bawah ini ialah beberapa kelemahan dari teori mengenai awan abu dalam sistem tata surya.
- Kelemahan yang pertama dari teori wacana awan abu ialah tidak adanya klarifikasi terkait dengan alasan kenapa satelit berukuran lebih kecil pada hasilnya tidak tersedot planet lain ketika pilinan terjadi di luar cakram.
- Kelemahan selanjutnya ialah tidak dijelaskannya asal muasal dari abu awan yang dimaksud dalam teori.
- Dalam teori ini, tidak dijelaskan pula terkait dengan perbedaan arah putaran orbit dalam tata Surya yang dilalui beberapa planet.
Posting Komentar untuk "Apa Itu Teori Awan Bubuk ? | Ini Pengertian Dan Kelemahannya"