Uji Benedict
Uji benedict atau tes benedict dipakai untuk menunjukkan adanya monosakarida dan gula pereduksi. Tembaga sulfat dalam reagen benedict akan bereaksi dengan monosakarida dan gula pereduksi membentuk endapan berwarna merah bata. Monosakarida dan gula pereduksi sanggup bereaksi dengan reagen benedict alasannya yakni keduanya mengandung aldehida ataupun keton bebas. Hasil kasatmata ditunjukkan dengan perubahan warna larutan menjadi hijau, kuning, orange, atau merah bata dan muncul endapan hijau, kuning, orange atau merah bata.
Uji benedict pertama kali ditemukan oleh spesialis kimia Amerika berjulukan Stanley Rossiter Benedict. Semua jenis monosakarida akan menunjukkan hasil kasatmata dengan uji benedict, disakarida pereduksi menyerupai maltosa dan laktosa juga menunjukkan hasil positif. Disakarida non pereduksi menyerupai sukrosa dan jenis-jenis polisakarida tidak bereaksi kasatmata dengan uji ini.
Apabila anda belum memahami perbedaan monosakarida dan disakarida silahkan baca artikel Jenis Karbohidrat Berdasakan Jumlah Molekul Gulanya.
Apabila anda belum memahami perbedaan monosakarida dan disakarida silahkan baca artikel Jenis Karbohidrat Berdasakan Jumlah Molekul Gulanya.
Uji benedict sanggup dipakai untuk mendeteksi adanya gula dalam urin. Apabila urin diuji dengan uji benedict menunjukkan hasil kasatmata sanggup menjadi menandakan adanya kelainan yang biasa disebut diabetes mellitus. Urin yang dipakai untuk uji benedict harus urin 24 jam, yaitu apabila kita berdiri tidur, urin pertama kita buang sedangkan urin kedua sampai urin pertama pada keesokan harinya kita tampung untuk dilakukan uji benedict.
Tingkatan kadar monosakarida dan gula pereduksi sesudah uji benedict. |
Pembuatan reagen benedict:
Larutan A:
- Na. sitrat 86,5 g
- Na2CO3 50 g
- Akuades 400 ml
Larutkan Na. sitrat dan Na2Co3 kedalam air (dibantu dengan pemanasan), kesannya disaring dengan kertas saring dan diencerkan dengan aquadest sampai volume menjadi 425 ml.
Larutan B
- CuSO4.5H2O 8,65 g
- Akuades 50 ml
Larutkan CuSO4.5H2O ke dalam akuades sampai larut dengan sempurna.
Tuangkan larutan B ke dalam larutan A sambil diaduk pelan-pelan, tambahkan akuades sampai volume menjadi 500 ml.
Ringkasan reaksi:
Monosakarida / gula pereduksi + ion tembaga dari reagen benedict = karboksilat + tembaga (I) oksida (warna merah bata)
Ringkasan reaksi:
Monosakarida / gula pereduksi + ion tembaga dari reagen benedict = karboksilat + tembaga (I) oksida (warna merah bata)
Reaksi dalam uji benedict |
Bahan dan pereaksi:
- Reagen benedict
- Bahan yang akan diuji
Langkah kerja:
- Masukkan 5 ml reagen benedict ke dalam tabung reaksi
- Tambahkan dengan 0,5 ml materi yang akan diuji
- Panaskan dalam air mendidih (penangas air) selama 5 menit atau di atas api pribadi selama dua menit.
- Perhatikan perubahan warna dan munculnya endapan.
Catatan:
Semakin banyak konsentrasi monosakarida atau gula pereduksi dalam suatu larutan, akan menciptakan warna larutan semakin merah bata. Kaprikornus apabila sesudah diuji benedict suatu larutan berwarna hijau, maka konsentrasi monosakarida atau gula pereduksinya sedikit. Apabila berwarna kuning maka konsentrasinya lebih banyak, dan apabila berwarna merah bata maka konsentrasinya lebih banyak lagi. Namun apabila larutan tetap berwarna biru, hal itu menandakan bahwa tidak terdapat monosakarida atau gula pereduksi dalam larutan tersebut.
Reagen benedict sanggup disimpan di wadah tertutup dalam waktu sangat lama.
Reagen benedict sanggup disimpan di wadah tertutup dalam waktu sangat lama.
Hasil uji benedict |
Posting Komentar untuk "Uji Benedict"