Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tempat Dan Proses Pembentukan Batubara

Batubara yakni batuan yang gampang terbakar yang lebih dari 50% -70% berat volumenya merupakan materi organik yang merupakan material karbonan termasuk inherent moisture. Proses pembentukan batubara dimulai dari materi organik, utamanya yaitu tumbuhan yang sanggup berupa jejak kulit pohon, daun, akar, struktur kayu, spora, polen, damar, dan lain-lain. Selanjutnya, materi organik tersebut mengalami aneka macam tingkat pembusukan (dekomposisi) sehingga menjadikan perubahan sifat-sifat fisik maupun kimia baik sebelum ataupun setelah tertutup oleh endapan lainnya (Tirasonjaya, 2006).

Teori Terbentuknya Batubara

Terbentuknya batubara selalu dengan cara yang sangat kompleks dan memerlukan waktu yang usang (puluhan hingga ratusan juta tahun) dibawah imbas fisika, kimia ataupun juga dipengaruhi oleh proses-proses geologi (lihat disini tentang ilmu geologi). Ada dua teori mengenai tempat terbentuknya batubara (Sukandarrumidi, 1995), yaitu Teori Insitu dan Teori Drift.

Batubara yakni batuan yang gampang terbakar yang lebih dari  Tempat dan Proses Pembentukan Batubara
Gambar singkapan batubara.

Teori Insitu: Teori ini menyatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terbentuk di tempat dimana tumbuhan asal itu berada, setelah tumbuhan itu mati, dan belum mengalami transportasi, segera tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami proses pembatubaraan (coalification). Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini memiliki penyebaran luas dan merata, kualitasnya lebih baik lantaran kadar abunya relatif kecil.

Teori Drift: Berdasarkan teori ini bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terjadi di tempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan semula hidup dan berkembang. Tumbuhan yang telah mati diangkut oleh media air (baca juga mengenai massa jenis air) dan berakumulasi di suatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen dan mengalami proses pembatubaraan (coalification). Jenis batubara yang terbentuk dengan cara ini memiliki penyebaran yang tidak luas, tetapi dijumpai di beberapa tempat, dan kualitasnya kurang baik lantaran banyak mengandung material pengotor yang terangkut bersama selama proses pengangkutan dari tempat asal tumbuhan ke tempat sedimentasi.

Proses Pembentukan Batubara

Pembentukan batubara dimulai semenjak periode pembentukan Karbon (Carboniferous Period) dikenal sebagai zaman batubara pertama yang berlangsung antara 360 juta hingga 290 juta tahun yang kemudian (lihat juga mengenai zaman neozoikum). Kualitas dari setiap endapan batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta usang waktu pembentukan, yang disebut sebagai maturitas organik. Proses awalnya, endapan tumbuhan menjelma gambut (lihat disini apa itu tanah gambut), yang selanjutnya menjelma batubara muda (lignit) atau disebut pula batubara coklat (brown coal). Batubara muda yakni batubara dengan jenis maturitas organik rendah (Raharjo, 2006).

Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap biokimia (penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan). Tahap penggambutan (peatification) yakni tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi reduksi di tempat rawa dengan sistem pengeringan yang jelek dan selalu tergenang air pada kedalaman 0,5 – 10 meter. Material tumbuhan yang bau ini melepaskan H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh basil anaerobik dan fungi diubah menjadi gambut (Stach et al, 1982).

Tahap pembatubaraan (coalification) merupakan adonan proses biologi, kimia, dan fisika yang terjadi lantaran imbas pembebanan dari sedimen yang menutupinya, temperatur, tekanan, dan waktu terhadap komponen organik dari gambut. Pada tahap ini persentase karbon akan meningkat, sedangkan presentase hidrogen dan oksigen akan berkurang. Proses ini akan menghasilkan batubara dalam aneka macam tingkat kematangan material organiknya mulai dari lignit, sub bituminus, bituminus, semi antrasit, antrasit, hingga meta antrasit. Meningkatnya peringkat batubara dari lignit hingga menjelma subbitumin dan antrasit disebabkan oleh kombinasi antara proses fisika dan kimia serta aktifitas biologi (Stach et al., 1982).

Referensi:
Raharjo, I., 2006, Mengenal Batubara, beritaiptek dotcom/2006. Stach, E., Mackowsky, M.TH, Teichmuller, M., Taylor,G.H., Chandra, and D. Teichmuller, 1982, Stacsh’s text book of coal petrology, 3rd., Gebruder, Berlin, Stuttgart, 452 hal. Sukandarrumidi, 1995, Batubara dan Gambut, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta, 150 hal. Tironsajaya, F., 2006, Batubara, ilmubatubara dot wordpress dotcom/2006.

Posting Komentar untuk "Tempat Dan Proses Pembentukan Batubara"