Sekilas Wacana Serpentin Sebagai Hasil Alterasi Olivin
Serpentin adalah sebuah lapisan mineral lattice dengan komposisi H, Mg Si, O yang terbentuk oleh proses alterasi hidrotermal dari mineral FerroMagnesian (Fe, Mg) menyerupai olivin, piroksen, amphibol. Mg serpentin murni bercampur dengan air kristal kurang lebih 12,9 % pada temperatur tinggi +800 derajat celcius. Pada kenyataannya serpentin sanggup dilihat sebagai replacement produk dari mineral utama dan terbentuk sebagai pseudomorph yang terendapakan pada kekar/rekahan dan batuan terbuka lainnya, juga sanggup terbentuk dalam massa yang sangat besar/luas. Serpentin merupakan salah satu produk dari alterasi hidrotermal olivin. Serpentin sanggup di bagi menjadi 3 bentuk, yaitu :
- Pada kondisi statis, terbentuk fibrous chrysotile
- Pada kondisi tekanan, terbentuk flaky antigorite
- Pada kondisi pasti, terbentuk structureless serpophite
Baca juga : Mineralisasi dan alterasi pada batuan metamorf
Alterasi olivin umumnya dimulai disepanjang kekar-kekar yang acak di dalam kristal, dimana kristal utama teralterasi dan tergantikan menjadi pseudomorph sebagai hasil/produk alterasi. Batuan yang tersenpentinitkan umumnya lebih bersifat magnetik.
Serpentinisasi batuan ultramafik (dunit). |
Syarat-syarat terjadinya serpentinisasi dari olivin diantara adalah ; Besarnya penambahan air, Pencucian (leaching) dari magnesia (atau penambahan silika), Pelepasan unsur besi (Mg, Fe) di dalam olivin, dan Perbandingan pelepasan besi dari ferrous menjadi bab dari ferric membentuk magnetit berbutir halus. Pada air silika bebas, olivin terubah menjadi serpentin pada temperature antara 200-5000 C. Di atas 5000 C olivin tidak akan terubah menjadi serpentin tetapi akan berkembang menjadi mineral lain menyerupai 200-5000 C Olivin – Serpentin, 500-6250 C Olivin – Talc, 625-8000 C Olivin – Enstatite – Talc, > 8000 C Olivin – Enstatite (piroksen).
Posting Komentar untuk "Sekilas Wacana Serpentin Sebagai Hasil Alterasi Olivin"