Peran Hormon Flora Dalam Pembuatan Bonsai
Bonsai yakni pohon kecil indah yang biasanya ditanam dalam pot yang berukuran kecil pula. Walaupun ukurannya kecil, pohon bonsai biasanya telah berumur tahunan bahkan puluhan tahun. Ukurannya yang kecil diakibatkan oleh perlakuan-perlakuan khusus yang dilakukan oleh pemilik bonsai tersebut. Secara harfiah, bonsai berasal dari kata bon: nampan dan sai: tumbuh, saat disatukan menjadi bonsai kira-kira sanggup diartikan menjadi menumbuhkan di nampan.
Bonsai sanggup terus berukuran kecil lantaran kegiatan pemangkasan serta nutrisi terbatas yang diperolehnya. Para pemilik bonsai biasanya akan memangkas tunas ujung (apikal) bonsainya sehingga menjadikan tumbuhan tersebut cenderung terus berukuran kecil. Mengapa demikian? Hal ini dipengaruhi oleh kerja hormon-hormon tumbuhan terutama auksin dan sitokinin.
Auksin yakni hormon yang dihasilkan terutama di ujung tunas tumbuhan, hormon ini berperan dalam proses pemanjangan sel. Sedangkan sitokinin dihasilkan terutama di ujung akar dan berperan dalam proses pembelahan sel. Auksin dan sitokinin akan berafiliasi dalam mengatur pertumbuhan tumbuhan. Sebagian auksin akan ditransfer ke akar melalui floem untuk mempengaruhi pembentukan cabang akar, auksin dalam kadar tinggi di akar akan memicu terbentuknya banyak cabang akar. Sedangkan sitokinin, akan ditransfer ke atas melalui xilem dan mempercepat terjadinya pembelahan sel untuk pembentukan daun-daun baru.
Tumbuhan sanggup menjadi bonsai lantaran mereka terus-menerus dipangkas tunas ujungnya. Pemangkasan ini akan menimbulkan produksi auksin di ujung tumbuhan terganggu, kadar auksin yang rendah menimbulkan pembentukan cabang akar menjadi terhambat. Akar bonsai menjadi kecil dan kurang berkembang, hal ini akan menimbulkan terbatasnya produksi sitokinin yang menimbulkan proses pembelahan sel untuk memproduksi tunas dan daun gres terhambat. Pemangkasan tunas ujung menimbulkan kadar auksin dan sitokinin secara otomatis akan berkurang dan saling menghambat pembentukan akar dan tunas baru, hal inilah yang menjadi alasannya yakni pohon bonsai sanggup terus berukuran kecil.
Faktor nutrisi juga mempengaruhi pertumbuhan pohon bonsai. Pemilik bonsai biasanya menanam bonsai pada pot berukuran kecil dan seakan-akan nampan (oleh alasannya yakni itu diberi nama bonsai: menumbuhkan di nampan). Pot yang kecil hanya sanggup menampung media tanam dalam jumlah kecil yang artinya kadar nutrisi yang dikandungnya juga sedikit. Selain itu pemilik juga jarang melaksanakan pemupukan. Pupuk diberikan hanya dalam kadar sangat rendah sehingga menghambat pertumbuhan pohon yang menjadikan pohon tetap berukuran kerdil.
Bonsai sanggup terus berukuran kecil lantaran kegiatan pemangkasan serta nutrisi terbatas yang diperolehnya. Para pemilik bonsai biasanya akan memangkas tunas ujung (apikal) bonsainya sehingga menjadikan tumbuhan tersebut cenderung terus berukuran kecil. Mengapa demikian? Hal ini dipengaruhi oleh kerja hormon-hormon tumbuhan terutama auksin dan sitokinin.
Auksin yakni hormon yang dihasilkan terutama di ujung tunas tumbuhan, hormon ini berperan dalam proses pemanjangan sel. Sedangkan sitokinin dihasilkan terutama di ujung akar dan berperan dalam proses pembelahan sel. Auksin dan sitokinin akan berafiliasi dalam mengatur pertumbuhan tumbuhan. Sebagian auksin akan ditransfer ke akar melalui floem untuk mempengaruhi pembentukan cabang akar, auksin dalam kadar tinggi di akar akan memicu terbentuknya banyak cabang akar. Sedangkan sitokinin, akan ditransfer ke atas melalui xilem dan mempercepat terjadinya pembelahan sel untuk pembentukan daun-daun baru.
Tumbuhan sanggup menjadi bonsai lantaran mereka terus-menerus dipangkas tunas ujungnya. Pemangkasan ini akan menimbulkan produksi auksin di ujung tumbuhan terganggu, kadar auksin yang rendah menimbulkan pembentukan cabang akar menjadi terhambat. Akar bonsai menjadi kecil dan kurang berkembang, hal ini akan menimbulkan terbatasnya produksi sitokinin yang menimbulkan proses pembelahan sel untuk memproduksi tunas dan daun gres terhambat. Pemangkasan tunas ujung menimbulkan kadar auksin dan sitokinin secara otomatis akan berkurang dan saling menghambat pembentukan akar dan tunas baru, hal inilah yang menjadi alasannya yakni pohon bonsai sanggup terus berukuran kecil.
Faktor nutrisi juga mempengaruhi pertumbuhan pohon bonsai. Pemilik bonsai biasanya menanam bonsai pada pot berukuran kecil dan seakan-akan nampan (oleh alasannya yakni itu diberi nama bonsai: menumbuhkan di nampan). Pot yang kecil hanya sanggup menampung media tanam dalam jumlah kecil yang artinya kadar nutrisi yang dikandungnya juga sedikit. Selain itu pemilik juga jarang melaksanakan pemupukan. Pupuk diberikan hanya dalam kadar sangat rendah sehingga menghambat pertumbuhan pohon yang menjadikan pohon tetap berukuran kerdil.
Posting Komentar untuk "Peran Hormon Flora Dalam Pembuatan Bonsai"