Pengertian, Tekstur, Dan Proses Terbentuknya Batuan Genes (Gneiss)
Apa itu Batu Genes (Gneiss) - Batu Genes (Gneiss) ialah batuan metamorf berfoliasi yang terindikasi oleh "bands" (garis-garis) dan lensa dari aneka macam komposisi mineral. Band-band dalam batuan ini biasanya mengandung mineral yang bertekstur granular, yang menunjukkan orientasi memanjang (penjajaran) dari mineral penyusunnya.
Penampilan dan tekstur menyerupai diatas itulah yang menjadi penciri utama batuan genes. Dengan kata lain, suatu batuan yang terdefinisi sebagai genes dilihat dari teksturnya, bukan dari komposisi mineral penyusunnya.
Untuk isu sesuai dengan nama batuan silahkan lihat DISINI
Rekristalisasi ini meningkatkan ukuran butiran mineral yang dipisahkan menjadi "bands" sebagai indikasi transformasi yang menghasilkan batuan dan mineral yang lebih stabil dalam lingkungan pembentukannya.
Genes sanggup terbentuk dalam beberapa cara. Terbentuknya genes yang paling umum dimulai dengan kerikil serpih, yang merupakan batuan sedimen. Metamorfosis regional sanggup mengubah serpih (shale) menjadi kerikil sabak, kemudian filit (phyllite), kemudian sekis, dan balasannya menjadi genes.
Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Serta Manfaat Batu Sabak
Selama transformasi ini, partikel lempung di serpih berkembang menjadi mika dan tumbuh bertambah besar (growthing). Akhirnya, lembaran mika mulai mengkristal menjadi mineral bertekstur granular. Munculnya mineral bertekstur granular sebagai tanda proses transisi ke genes.
Panas dan tekanan yang tinggi juga sanggup menciptakan kerikil granit termetamorfosa menjadi batuan dengan tekstur "banded" yang dikenal sebagai "granit genes". Perubahan pada batu granit ini biasanya lebih kepada perubahan struktural dibandingkan perubahan mineralogi.
Granit genes juga sanggup terbentuk melalui metamorfosis batuan sedimen. Produk tamat dari metamorfosisnya ialah batuan banded dengan komposisi mineralogi menyerupai granit.
Beberapa spesimen dari genes mengandung mineral khas karakteristik lingkungan metamorf. Mineral ini antara lain ialah biotit, cordierite, sillimanite, kyanite, staurolite, andalusite dan garnet. Batu genes kadang kala dinamai menurut komposisi mineral-mineral ini, misalnya "garnet genes", "korundum genes", dan "biotit genes".
Baca juga: Berbagai Macam Manfaat Marmer
Beberapa jenis genes sanggup dibentuk menjadi menjadi blok dan lempengan yang dipakai pada aneka macam bangunan, paving, dan pagar. Beberapa genes juga sanggup dipoles dan menghasilkan batuan arsitektur menyerupai ubin lantai, dinding, tapak tangga, kusen jendela, countertops, dan kerikil nisan.
Penampilan dan tekstur menyerupai diatas itulah yang menjadi penciri utama batuan genes. Dengan kata lain, suatu batuan yang terdefinisi sebagai genes dilihat dari teksturnya, bukan dari komposisi mineral penyusunnya.
Untuk isu sesuai dengan nama batuan silahkan lihat DISINI
Gambar kerikil genes (gneiss). |
Proses Terbentuknya Batu Genes (Gneiss)
Genes biasanya terbentuk oleh metamorfisme regional di batas lempeng konvergen. Batuan ini merupakan salah satu jenis batuan metamorf berkualitas tinggi dimana butiran mineral penyusunnya direkristalisasi oleh suhu dan tekanan yang tinggi.Rekristalisasi ini meningkatkan ukuran butiran mineral yang dipisahkan menjadi "bands" sebagai indikasi transformasi yang menghasilkan batuan dan mineral yang lebih stabil dalam lingkungan pembentukannya.
Genes sanggup terbentuk dalam beberapa cara. Terbentuknya genes yang paling umum dimulai dengan kerikil serpih, yang merupakan batuan sedimen. Metamorfosis regional sanggup mengubah serpih (shale) menjadi kerikil sabak, kemudian filit (phyllite), kemudian sekis, dan balasannya menjadi genes.
Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Serta Manfaat Batu Sabak
Selama transformasi ini, partikel lempung di serpih berkembang menjadi mika dan tumbuh bertambah besar (growthing). Akhirnya, lembaran mika mulai mengkristal menjadi mineral bertekstur granular. Munculnya mineral bertekstur granular sebagai tanda proses transisi ke genes.
Panas dan tekanan yang tinggi juga sanggup menciptakan kerikil granit termetamorfosa menjadi batuan dengan tekstur "banded" yang dikenal sebagai "granit genes". Perubahan pada batu granit ini biasanya lebih kepada perubahan struktural dibandingkan perubahan mineralogi.
Granit genes juga sanggup terbentuk melalui metamorfosis batuan sedimen. Produk tamat dari metamorfosisnya ialah batuan banded dengan komposisi mineralogi menyerupai granit.
Tekstur dan Komposisi Batu Genes
Meskipun genes tidak dicirikan dari komposisinya, sebagian spesimen mempunyai bands butiran feldspar dan kuarsa dalam tekstur "interlocking". Band-band ini biasanya dicirikan dengan selang-seling perubahan warna mineral yang gelap dan terperinci dalam bentuk yang memanjang (orientasi / penjajaran mineral). Orientasi mineral gelap kadang kala menawarkan tekanan dari proses metamorfosis yang dilewatinya.Beberapa spesimen dari genes mengandung mineral khas karakteristik lingkungan metamorf. Mineral ini antara lain ialah biotit, cordierite, sillimanite, kyanite, staurolite, andalusite dan garnet. Batu genes kadang kala dinamai menurut komposisi mineral-mineral ini, misalnya "garnet genes", "korundum genes", dan "biotit genes".
Kegunaan Batu Genes
Genes biasanya sulit pecah menyerupai kebanyakan batuan metamorf lainnya. Hal ini memungkinkan genes sanggup dipakai sebagai kerikil pecah pada konstruksi jalan, pondasi bangunan, dan proyek-proyek lansekap.Baca juga: Berbagai Macam Manfaat Marmer
Beberapa jenis genes sanggup dibentuk menjadi menjadi blok dan lempengan yang dipakai pada aneka macam bangunan, paving, dan pagar. Beberapa genes juga sanggup dipoles dan menghasilkan batuan arsitektur menyerupai ubin lantai, dinding, tapak tangga, kusen jendela, countertops, dan kerikil nisan.
Posting Komentar untuk "Pengertian, Tekstur, Dan Proses Terbentuknya Batuan Genes (Gneiss)"