Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian, Penyebab, Dan Faktor Risiko Pneumonia Pada Balita

Pneumonia merupakan salah satu dilema kesehatan dan penyumbang terbesar penyebab kematian anak balita (anak usia di bawah lima tahun). Pneumonia membunuh anak lebih banyak daripada  penyakit lain apapun, meliputi hampir 1 dari 5 kematian anak balita, membunuh lebih dari 2 juta anak balita setiap tahun yang sebagian besar terjadi di negara berkembang. Oleh karena  itu pneumonia disebut sebagai pembunuh anak nomor 1 (the number one killer of children). Di negara berkembang pneumonia merupakan penyakit "yang terabaikan" (the neglegted disease) atau "penyakit  yang  terlupakan" (the forgotten disease) lantaran begitu banyak anak yang meninggal lantaran pneumonia namun sangat sedikit perhatian yang diberikan kepada dilema pneumonia. Menurunkan angka kematian pada anak melalui penurunan angka kematian lantaran nanah susukan napas akut, dalam hal ini pneumonia, menjadi prioritas di dunia.


 merupakan salah satu dilema kesehatan dan penyumbang terbesar penyebab kematian anak bal Pengertian, Penyebab, dan Faktor Risiko Pneumonia pada Balita
Ilustrasi pneumonia pada balita.


Penyebab Pneumonia
Pneumonia sanggup disebabkan lantaran infeksi banyak sekali bakteria, virus dan jamur. Namun, penyakit pneumonia yang disebabkan lantaran jamur sangatlah jarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70% penyakit pneumonia disebabkan oleh bakteria. Sulit untuk membedakan  penyebab pneumonia lantaran virus atau bakteria. Seringkali terjadi nanah yang didahului oleh nanah virus dan selanjutnya terjadi tambahan nanah bakteri. Kematian pada pneumonia berat terutama disebabkan lantaran nanah bakteria.

Bakteri penyebab pneumonia tersering yaitu Haemophilus influenzae (20%) dan Streptococcus pneumoniae (50%). Bakteri penyebab lain yaitu Staphylococcus aureaus dan Klebsiella pneumoniae. Sedangkan virus yang sering menjadi penyebab pneumonia yaitu respiratory syncytial virus (RSV) dan influenza. Jamur yang biasanya ditemukan sebagai penyebab pneumonia pada anak dengan AIDS yaitu Pneumocystis jiroveci (PCP).

Data mengenai kuman penyebab pneumonia sangat terbatas. Padahal, mengetahui kuman penyebab pneumonia sangat penting untuk menyesuaikan dengan antibiotika yang akan diberikan. Penelitian Kartasasmita, dkk di Majalaya, Kabupaten Bandung pada tahun 2000 menyatakan bahwa Streptococcus pneumoniae (Pneumococcus/ pneumokokus) diduga menjadi penyebab utama pneumonia pada balita. Penelitian tersebut diperkuat dengan didapatkannya 67.8% bakteri pneumokokus dari 25% apus tenggorok yang positif dari balita yang sakit.


Faktor Risiko
Faktor risiko adalah faktor atau keadaan yang menjadikan seorang anak rentan menjadi sakit atau sakitnya menjadi berat. Berbagai faktor risiko yang meningkatkan kejadian,  beratnya penyakit dan kematian lantaran pneumonia, yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi jelek memperbesar risiko), tunjangan ASI (ASI pribadi mengurangi risiko), suplementasi vitamin A (mengurangi risiko), suplementasi zinc (mengurangi risiko), bayi berat tubuh lahir rendah (meningkatkan  risiko), vaksinasi (mengurangi risiko), dan polusi udara dalam kamar terutama asap rokok dan asap bakaran dari dapur (meningkatkan risiko).

Asupan gizi yang kurang merupakan risiko untuk kejadian dan kematian balita dengan nanah susukan pernapasan. Perbaikan gizi menyerupai tunjangan ASI ekslusif dan tunjangan mikro-nutrien sanggup membantu pencegahan penyakit pada anak. Pemberian ASI sub-optimal memiliki risiko kematian lantaran nanah susukan napas bawah, sebesar 20%.

Program tunjangan vitamin A setiap 6 bulan untuk balita telah dilaksanakan di Indonesia. Vitamin A bermanfaat untuk meningkatkan imunitas dan melindungi susukan pernapasan dari  nanah kuman. Hasil penelitian Sutrisna di Indramayu (1993) menunjukkan peningkatan risiko kematian pneumonia pada anak yang tidak mendapat vitamin A. Namun, penelitian Kartasasmita (1993) menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna kejadian dan beratnya pneumonia antara balita yang mendapat vitamin A dan yang tidak, hanya waktu untuk sakit lebih usang pada yang tidak mendapat vitamin A.

Penelitian  di  beberapa  negara  Asia  Selatan  menunjukkan bahwa suplementasi Zinc pada diet sedikitnya 3 bulan sanggup mencegah nanah susukan pernapasan bawah. Di Indonesia, Zinc dianjurkan diberikan pada anak yang menderita diare. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) memiliki risiko untuk meningkatnya ISPA, dan perawatan di rumah sakit penting untuk mencegah BBLR. Pemberian imunisasi sanggup menurunkan risiko untuk terkena pneumonia. Imunisasi yang bekerjasama dengan kejadian penyakit pneumonia yaitu imunisasi pertusis (DTP), campak, Haemophilus influenza, dan pneumokokus.

 merupakan salah satu dilema kesehatan dan penyumbang terbesar penyebab kematian anak bal Pengertian, Penyebab, dan Faktor Risiko Pneumonia pada Balita
Faktor Risiko Pneumonia pada Balita.

Polusi udara yang berasal dari pembakaran di dapur dan di dalam rumah memiliki tugas pada risiko kematian balita di beberapa negara berkembang. Diperkirakan 1,6 juta kematian bekerjasama dengan polusi udara dari dapur. Hasil penelitian Dherani, dkk (2008) menyimpulkan bahwa dengan menurunkan polusi pembakaran dari dapur akan menurunkan morbiditas dan mortalitas pneumonia. Hasil penelitian juga menunjukkan anak yang tinggal di rumah yang dapurnya memakai listrik atau gas cenderung lebih jarang sakit ISPA dibandingkan dengan anak yang tinggal dalam rumah yang memasak dengan memakai minyak tanah atau kayu. Selain asap bakaran dapur, polusi asap rokok juga berperan sebagai faktor risiko. Anak dari ibu yang merokok memiliki kecenderungan lebih sering sakit ISPA daripada anak yang ibunya tidak merokok (16% berbanding 11%). Faktor lain yang mensugesti morbiditas dan mortalitas pneumonia yaitu pendidikan ibu dan status sosio-ekonomi keluarga. Makin rendah pendidikan ibu, makin tinggi prevalensi pneumonia pada balita.

Written by : Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita, dr, SpA (K), M.Sc. (KA Divisi Respirologi Departemen Kesehatan Anak RS Hasan Sadikin Bandung).
Editor by : Flyshgeost

Posting Komentar untuk "Pengertian, Penyebab, Dan Faktor Risiko Pneumonia Pada Balita"