Langkah Sintesis Protein
DNA sebagai bahan genetik makhluk hidup menyimpan ribuan isu yang akan memilih sifat suatu individu. Informasi-informasi ini disandikan dalam pasangan-pasangan basa nitrogen penyusun DNA. Urutan basa nitrogen tersebut akan sangat memilih sifat-sifat yang muncul pada suatu individu.
Informasi dalam DNA tidak begitu saja mensugesti sifat-sifat makhluk hidup. Informasi tersebut haruslah diterjemahkan terlebih dahulu biar sanggup bekerja dalam tubuh. Informasi dalam DNA akan diterjemahkan untuk membentuk suatu protein tertentu yang nantinya akan mensugesti sifat-sifat tertentu. Protein hasil penerjemahan DNA sanggup berupa enzim, hormon, dan protein lain yang sangat penting bagi kehidupan.
Proses penerjemahan isu genetik menjadi protein disebut dengan istilah sintesis protein. Proses ini terjadi di dalam sel dan memerlukan proteksi ribosom, sebagai organel penting dalam sintesis protein. Proses ini terjadi dalam dua tahapan, yaitu transkripsi dan translasi.
Transkripsi
Transkripsi merupakan proses pembentukan RNA-m dari DNA yang terjadi di dalam nukleus. RNA-m inilah yang nantinya berperan sebagai pembawa pesan dari DNA menuju ribosom biar informasinya sanggup diolah menjadi protein.
DNA mempunyai rantai ganda (double helix), padahal RNA merupakan rantai tunggal. Makara pada proses transkripsi hanya salah satu rantai DNA saja yang akan membentuk RNA. Rantai pembentuk DNA yakni rantai antisense atau template, sedangkan rantai yang tidak membentuk disebut rantai sense.
Rantai sense dan antisense mempunyai basa nitrogen yang saling berpasangan. Apabila dalam rantai sense terdapat basa nitrogen adenin (A), maka akan berpasangan dengan timin (T) pada rantai antisense. Apabila pada sense terdapat guanin (G), maka akan berpasangan dengan sitosin (S/C) pada rantai antisense.
Proses transkripsi diawali dengan rantai DNA yang akan terbuka diakibatkan putusnya ikatan hidrogen antar basa nitrogen. Basa-basa nitrogen yang tadinya berpasangan akan saling melepaskan diri alasannya kegiatan enzim RNA polimerase. Kemudian enzim tersebut juga akan membentuk rantai RNA yang merupakan kebalikan dari basa nitrogen dalam rantai antisense.
Rantai RNA-m yang terbentuk ibarat dengan rantai sense, hanya saja pada RNA-m posisi timin (T) digantikan oleh urasil (U). Apabila telah terbentuk dengan sempurna, rantai tunggal RNA-m ini akan keluar dari nukleus menuju sitoplasma biar sanggup diterjemahkan menjadi protein melalui proses translasi.
Translasi
RNA-m yang telah hingga di sitoplasma akan bergabung dengan ribosom sebagai alat pembentuk protein. Dalam RNA-m basa nitrogen terbagi menjadi kelompok-kelompok beranggotakan 3 basa nitrogen yang disebut kodon. Kodon tersebut merupakan isyarat untuk asam amino tertentu yang nanti akan dipanggil.
Misalnya saja, kodon ACG akan memanggil asam amino treonin dan kodon GCA akan memanggil asam amino alanin. Asam amino tersebut terikat pada RNA-t yang mempunyai basa nitrogen yang sanggup berpasangan dengan kodon. Basa nitrogen dalam RNA-t yang sanggup berpasangan dengan kodon disebut sebagai antikodon.
Struktur RNA-t |
Rantai RNA-m yang telah berikatan dengan ribosom akan memicu datangnya RNA-t yang mempunyai antikodon yang sesuai dengan kodon pada RNA-m. RNA-t tersebut tiba dengan membawa asam amino yang sesuai dengan kodon yang memanggilnya. Tidak ibarat RNA-m yang berupa rantai, RNA-t mempunyai struktur ibarat dengan daun semanggi dengan ujung bawah merupakan antikodon dan ujung atas membawa asam amino tertentu. Asam-asam amino yang dibawa RNA-t tersebut selanjutnya akan dirangkai untuk membentuk protein.
Kesimpulan:
DNA ditranskripsikan membentuk RNA-m
RNA ditranslasikan membentuk protein
Kode genetik asam amino:
Posting Komentar untuk "Langkah Sintesis Protein"