Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Dasar Proses Pengolahan Bijih

Proses pengolahan bijih bertujuan untuk mengatur ukuran partikel bijih, menghilangkan bagian-bagian yang tidak diinginkan, meningkatkan kualitas, kemurnian atau grade materi yang diproduksi. Proses ini biasanya terdiri dari: penghancuran, penggilingan, pencucian, pelarutan, kristalisasi, penyaringan, pemilahan, pembuatan ukuran tertentu, sintering (penggunaan tekanan dan panas dibawah titik lebur untuk mengikat partikel-partikel logam), pellettizing (pembentukan partikel-partikel logam menjadi butiran-butiran kecil), kalsinasi untuk mengurangi kadar air dan/atau karbondioksida, roasting (pemanggangan), pemanasan, klorinasi untuk persiapan proses lindian, pengentalan secara gravitasi, pemisahan secara magnetis, pemisahan secara elektrostatik, flotasi (pengapungan), penukar ion, ekstraksi pelarut, elektrowining, presipitasi, amalgamasi dan heapleaching.


Proses pengolahan yang paling umum dilakukan yakni pemisahan secara gravitasi (digunakan untuk cadangan emas placer), penggilingan dan pengapungan (digunakan untuk bijih besi yang bersifat basa), pelindian (dengan memakai tangki atau heap leaching); pelindian timbunan (digunakan untuk bijih tembaga kadar rendah) dan pemisahan secara magnetis. Tipikal langkah-langkah pengolahan mencakup penggilingan, pencucian, penyaringan, pemilahan, penentuan ukuran, pemisahan secara magnetik, oksidasi bertekanan, pengapungan, pelindian, pengentalan secara gravitasi, dan penggumpalan (pelletizing, sintering, briquetting, ornodulizing).
 kemurnian atau grade materi yang diproduksi Konsep Dasar Proses Pengolahan Bijih
Gambar teladan proses pengolahan bijih (bijih besi menjadi baja).

Proses pengolahan bijih menghasilkan partikel berukuran seragam, dengan memakai alat penghacur dan penggilingan.Tiga tahap penghacuran umumnya dibutuhkan untuk memperoleh ukuran yangdiingginkan. Hasil olahan bijih berbentuk lumpur yang lalu dipompakan ke proses pengolahan lebih lanjut. Pemisahan magnetik dipakai untuk memisahkan bijih besi dari materi yang mempunyai daya magnetik lebih rendah. Ukuran partikel dan konsentrasi padatan memilih jenis proses pemisahan magnetic yang akan digunakan.

Pengapungan (flotasi) memakai materi kimia untuk mengikat kelompok senyawa mineral tertentu dengan gelembung udara untuk pengumpulan. Bahan kimia yang dipakai termasuk collectors, frothers, antifoams, activators, dan depressants (tergantung karakteristik bijih yang diolah). Bahan kimia ini sanggup mengandung welirang diioksida, asam sufat, senyawa sianida, cressol, tergantung pada karakteristik bijih yang ditambang.


Proses pemisahan gravitasi memakai perbedaan berat jenis mineral untuk meningkatkan konsentrasi bijih. Ukuran partikel merupakan faktor penting dalam proses pengolahan, sehingga ukuran tetap dijaga biar seragam dengan memakai saringan atau hydrocyclon. Tailing padat ditimbun di bak penampungan tailing, airnya biasanya didaur ulang sebagai air proses pengolahan. Flokulan kimia menyerupai aluminium sulfat, kapur, besi, garam kalsium,dan kanji biasanya ditambahkan untuk meningkatkan efisiensi pemadatan.

Pelindian yakni proses untuk mengambil senyawa logam terlarut dari bijih dengan melarutkan secara selektif senyawa tersebut ke dalam suatu pelarut menyerupai air, asam sulfat dan asam klorida atau larutan sianida. Logam yang diingginkan lalu diambil dari larutan tersebut dengan pengendapan kimiawi atau materi kimia yang lain atau proses elektrokimia. Metode pelindian sanggup berbentuk timbunan, heap atau tangki. Metode pelindian head, leaching banyak dipakai untuk pertambangan emas sedangkan pelindian dengan timbunan banyak dipakai untuk pertambangan tembaga. (Sumber Referensi: EPA/310-R-95-008, 1995. Pusat Pengembangan dan Penerapan AMDAL, 2001, Aspek Lingkungan dalam Amdal Bidang Pertambangan, Jakarta).

Posting Komentar untuk "Konsep Dasar Proses Pengolahan Bijih"