Guru Harus Bisa Memotivasi Siswa
Guru, sebagai seorang fasilitator pendidikan dituntut bisa memfasilitasi aktivitas berguru mengajar dengan baik. Guru berperan mengarahkan siswanya untuk menjalankan aktivitas berguru dengan baik. Guru yang baik akan menjadi mediator keberhasilan siswa yang salah satunya dilihat dari nilai siswa yang tinggi. Agar siswa memperoleh nilai tinggi, tidak hanya dibutuhkan guru yang menguasai disiplin ilmu tertentu, namun juga guru yang sanggup memperlihatkan motivasi berguru bagi siswa.
Saya sebagai seorang pendidik ingin sedikit membuatkan pengalaman saya wacana pentingnya motivasi bagi siswa. Cerita ini terjadi saat saya mengajar siswa di suatu sekolah swasta yang tidak begitu besar. Di salah satu kelas di sekolah tersebut terdapat seorang siswa putri yang tidak naik kelas. Hampir di setiap mata pelajaran beliau memperoleh nilai yang jelek dan tidak lulus KKM jadi beliau tidak naik ke kelas yang lebih tinggi.
Ada satu hal unik yang menciptakan saya sedikit tertawa dalam hati. Siswa putri tersebut ternyata menyukai saya, istilah gaulnya “ngefans” begitulah. Setiap pelajaran berakhir, saya biasanya masih di dalam kelas untuk membereskan dokumen dan lain-lain. Siswa tersebut selalu menemui saya dengan banyak sekali macam alasan dan mengajak ngobrol saya. Ketika saya mengajar-pun beliau sangat aktif, pindah daerah duduk di barisan depan, dan banyak bertanya, padahal kalau di didik oleh guru lain beliau populer pasif.
Keadaan tersebut risikonya saya manfaatkan untuk meningkatkan prestasi siswa tersebut. Ketika beliau mengajak ngobrol selalu saya ladeni dengan baik, dan saat beliau bertanya-pun selalu saya jawab dengan baik. Saya pikir kalau beliau antusias dengan saya, beliau niscaya antusias dengan pelajaran yang saya berikan, dan niscaya sanggup memperoleh nilai yang optimal. Dugaan saya benar, saat ujian selesai semester tiba, siswa tersebut menerima nilai paling tinggi di dalam kelas.
Wow, luar biasa sekali. Padahal sebelumnya beliau termasuk siswa dengan nilai paling buruk, namun kini nilainya paling tinggi di pelajaran saya. Saya besar hati sekali dengan siswa tersebut. Sayangnya saat saya periksa nilainya untuk mata pelajaran lain, ternyata nilainya cukup jelek dan belum berubah dari sebelumnya.
Saya sebagai seorang pendidik ingin sedikit membuatkan pengalaman saya wacana pentingnya motivasi bagi siswa. Cerita ini terjadi saat saya mengajar siswa di suatu sekolah swasta yang tidak begitu besar. Di salah satu kelas di sekolah tersebut terdapat seorang siswa putri yang tidak naik kelas. Hampir di setiap mata pelajaran beliau memperoleh nilai yang jelek dan tidak lulus KKM jadi beliau tidak naik ke kelas yang lebih tinggi.
Ada satu hal unik yang menciptakan saya sedikit tertawa dalam hati. Siswa putri tersebut ternyata menyukai saya, istilah gaulnya “ngefans” begitulah. Setiap pelajaran berakhir, saya biasanya masih di dalam kelas untuk membereskan dokumen dan lain-lain. Siswa tersebut selalu menemui saya dengan banyak sekali macam alasan dan mengajak ngobrol saya. Ketika saya mengajar-pun beliau sangat aktif, pindah daerah duduk di barisan depan, dan banyak bertanya, padahal kalau di didik oleh guru lain beliau populer pasif.
Keadaan tersebut risikonya saya manfaatkan untuk meningkatkan prestasi siswa tersebut. Ketika beliau mengajak ngobrol selalu saya ladeni dengan baik, dan saat beliau bertanya-pun selalu saya jawab dengan baik. Saya pikir kalau beliau antusias dengan saya, beliau niscaya antusias dengan pelajaran yang saya berikan, dan niscaya sanggup memperoleh nilai yang optimal. Dugaan saya benar, saat ujian selesai semester tiba, siswa tersebut menerima nilai paling tinggi di dalam kelas.
Wow, luar biasa sekali. Padahal sebelumnya beliau termasuk siswa dengan nilai paling buruk, namun kini nilainya paling tinggi di pelajaran saya. Saya besar hati sekali dengan siswa tersebut. Sayangnya saat saya periksa nilainya untuk mata pelajaran lain, ternyata nilainya cukup jelek dan belum berubah dari sebelumnya.
Motivasi berguru akan menciptakan siswa aktif di dalam kelas |
Dari situ saja jadi berguru wacana motivasi bagi siswa dalam belajar. Dalam perkara saya ini, “diri saya” menjadi motivasi bagi siswa tersebut sehingga membuatnya semangat mengikuti pelajaran, semangat bertanya, dan semangat belajar. Walhasil nilainya terbang tinggi.
Saya jadi teringat dengan pernyataan Weiner, spesialis psikologi, yang menyatakan bahwa motivasi merupakan kondisi internal yang membangkitkan seseorang untuk bertindak, mendorong seseorang mencapai tujuan tertentu, dan menciptakan seseorang tetap tertarik dalam aktivitas tertentu. Dalam dunia pendidikan motivasi akan memperlihatkan dorongan dan semangat bagi siswa untuk mengikuti aktivitas berguru mengajar. Apabila siswa mempunyai motivasi berguru maka siswa tersebut akan memperoleh hasil yang optimal. Dari dongeng di atas, saya berhasil menjadi pendorong salah satu siswa untuk tertarik dalam berguru dan menerima nilai yang tinggi.
Jenkins, spesialis pendidikan, menyatakan bahwa motivasi yang berasal dari diri siswa (self-motivation) tertinggi terdapat pada siswa Taman Kanak-kanak (sebesar 95%), namun menurun seiring peningkatan tingkat pendidikannya. Motivasi diri kembali meningkat sebesar 40% saat siswa masuk SMA. Motivasi yang ada dalam diri siswa tersebut sanggup ditingkatkan apabila guru bisa memperlihatkan motivasi pelengkap yang berasal dari “diri guru” sendiri. Motivasi dari guru bisa berasal dari banyak jalan, dari fisik guru, dari gaya bicara guru, dari perhatian guru, dari sifat guru, dan lain sebagainya.
Sebagai seorang guru kita sebaiknya bisa mengembangkan diri sebaik mungkin supaya bisa meningkatkan motivasi dalam diri siswa supaya prestasinya optimal. Prestasi yang saya maksud tidak hanya dalam bidang akademik, namun juga bisa dalam bidang non akademik ibarat sikap, kepribadian, dan tingkah laris yang baik.
Guru harusnya tidak hanya menguasai bidang ilmunya, namun harus bisa memotivasi siswanya. Guru yang berilmu ditambah bisa memotivasi akan membuahkan siswa yang berprestasi.
Posting Komentar untuk "Guru Harus Bisa Memotivasi Siswa"