Endapan Emas Kelian
Endapan Emas Kelian adalah salah satu dari sejumlah endapan-endapan emas yang terdapat pada batuan induk volkanik Tersier yang telah diketemukan pada suatu jalur yang panjangnya 400 km dengan struktur berarah timurlaut dipedalarnan Kalimantan. Endapan Kelian terdiri dari dua badan bijih, yaitu Prampus Barat dan Timur, dan empat zona mineralisasi kecil, dan memiliki potensi sumberdaya adonan +75 Mt pada kadar Au 1,8 g/t (Van Leeuwen, dkk., 1990).
Endapan Emas Kelian ditemukan pada tahun 1976, pada ketika pencarian emas aluvial di Sungai Kelian, dengan memakai teknik yang tradisional yaitu stream sediment, pan concentrate, rock float dan outcrop sampling. Selanjutnya penyelidikan rinci mencakup pengambilan teladan tanah, trenching, pengeboran auger dalam, penyelidikan magnetik darat, IP dan 60.000 meter pengeboran diamond.
Baca juga postingan dibawah ini yang bekerjasama dengan "endapan emas" :
1. Sejarah dan Potensi Emas Aluvial di Indonesia
2. Mineralisasi emas pada kompleks ofiolit
3. Konsep Sistem Hidrotermal untuk Pemburu Emas
Endapan Emas Kelian ditemukan pada tahun 1976, pada ketika pencarian emas aluvial di Sungai Kelian, dengan memakai teknik yang tradisional yaitu stream sediment, pan concentrate, rock float dan outcrop sampling. Selanjutnya penyelidikan rinci mencakup pengambilan teladan tanah, trenching, pengeboran auger dalam, penyelidikan magnetik darat, IP dan 60.000 meter pengeboran diamond.
Baca juga postingan dibawah ini yang bekerjasama dengan "endapan emas" :
1. Sejarah dan Potensi Emas Aluvial di Indonesia
2. Mineralisasi emas pada kompleks ofiolit
3. Konsep Sistem Hidrotermal untuk Pemburu Emas
Secara geologi endapan kelian terdiri dari sederetan endapan piroklastik silisik yang gradasinya mengkasar keatas ke suatu lapisan sedimen berumur Eosen Atas. Lapisan sedimen ini telah mengalami perlipatan dan pensesaran disepanjang arah utara dan arah timurlaut dan diintrusi oleh sejumlah tubuh-tubuh andesit subvolkanik dan trachy-andesitik pada Miosen Bawah.
Selanjutnya, sehabis penempatan (emplacement) andesit, terbentuklah suatu sistem hidrotermal dan mengakibatkan terjadinya ubahan yang intensif, mineralisasi dan breksiasi hidrotermal. Bagian yang terawetkan dari sistem ini seluas 1 km2, dan memiliki pelamparan vertikal paling sedikit 600 m. Dari data pengukuran umur radiometri, umurnya sanggup diketahui sekitar 20 Ma untuk batuan ubahannya. Gambar 1 memperlihatkan geologi dari endapan emas epitermal Kelian. Termasuk juga didalamnya mineralisasi epitermal yang signifikan di G. Muro dan G. Masuparia.
Selanjutnya, sehabis penempatan (emplacement) andesit, terbentuklah suatu sistem hidrotermal dan mengakibatkan terjadinya ubahan yang intensif, mineralisasi dan breksiasi hidrotermal. Bagian yang terawetkan dari sistem ini seluas 1 km2, dan memiliki pelamparan vertikal paling sedikit 600 m. Dari data pengukuran umur radiometri, umurnya sanggup diketahui sekitar 20 Ma untuk batuan ubahannya. Gambar 1 memperlihatkan geologi dari endapan emas epitermal Kelian. Termasuk juga didalamnya mineralisasi epitermal yang signifikan di G. Muro dan G. Masuparia.
Pada skala peta, mineralisasi endapan kelian terjadi pada tepi badan andesit yang mengintrusi satuan endapan piroklastik Eosen. Mineralisasi terdapat pada batuan andesit, tufa yang terkekarkan dan pada majemuk breksi mulai dari breksi volkanik dan breksi intrusi hingga breksi-breksi hidrotermal yang didukung oleh fragmen-fragmen. pada endapan ini, ubahannya sangat intensif.
Kumpulan klorit-karbonat-serisit terawetkan dalarn tubuh-tubuh andesit yang besar. Sedangkan pada zona-zona bijih Prampus Timur dan Barat, ubahan terjadi dalam tahapan berikut: serisit pirit, kuarsa serisit adularia - pirit, karbonat pirit- logam dasar. Ubahan ini ditutupi oleh lapisan kaolin +Fe Mn karbonat yang tersebar luas. Adularianya diketahui umurnya 20,2 +/- 0,3 Ma (Henley, 1991).
Kumpulan klorit-karbonat-serisit terawetkan dalarn tubuh-tubuh andesit yang besar. Sedangkan pada zona-zona bijih Prampus Timur dan Barat, ubahan terjadi dalam tahapan berikut: serisit pirit, kuarsa serisit adularia - pirit, karbonat pirit- logam dasar. Ubahan ini ditutupi oleh lapisan kaolin +Fe Mn karbonat yang tersebar luas. Adularianya diketahui umurnya 20,2 +/- 0,3 Ma (Henley, 1991).
Mineralisasinya berasosiasi dekat dengan pirit, yang menghasilkan beberapa persen bijih, dan hadir sebagai suatu diseminasi atau stockwork yang halus diseluruh badan bijihnya. Sulfida lainnya juga hadir, termasuk sphalerit, galena dan sejumlah kecil kalkopirit, tenantit-tetrahedrit, cinabar dan arsenopirit. Secara umum emas kelian telah dianalisis secara mikrokopis dari sayatan polesnya dan urnumnya berasosiasi dengan kumpulan karbonat-logam dasar dan sulfida sebagai inklusi atau pembatas butiran.
Akan tetapi, kebanyakan emasnya ialah submikroskopis, kemungkinan berasosiasi dengan pirit (Henley, 1991). Fluida inklusi dari mineral kuarsa, sphalerit dan karbonat berada pada suhu sekitar 270-310 C dan umumnya salinitas rendah, mulai dari 0,5 hingga 4,2 wt % ekivalen NaCl. Seperti yang disarankan oleh Van Leeuwen (1990) bahwa Endapan Emas Kelian memiliki afinitas mineralisasi (styles) berupa porpiri dan epitermal, dan rnungkin mewakili suatu tipe endapan transisi.
Akan tetapi, kebanyakan emasnya ialah submikroskopis, kemungkinan berasosiasi dengan pirit (Henley, 1991). Fluida inklusi dari mineral kuarsa, sphalerit dan karbonat berada pada suhu sekitar 270-310 C dan umumnya salinitas rendah, mulai dari 0,5 hingga 4,2 wt % ekivalen NaCl. Seperti yang disarankan oleh Van Leeuwen (1990) bahwa Endapan Emas Kelian memiliki afinitas mineralisasi (styles) berupa porpiri dan epitermal, dan rnungkin mewakili suatu tipe endapan transisi.
Edi Sumardi, 2009. Tinjauan Emas Epitermal Pada Lingkungan Volkanik. Program Penelitian Bawah Permukaan pada Pusat Sumberdaya Geologi., Jakarta, Indonesia.
Henley, RW., 1991. Epithermal gold endapans in volcanic terranes. Di dalam: Foster, RP., (ed.). Gold Metallogeny and Exploration. pp.133-164. Blackie, Glasgow and London.
Van Leeuwen, T.M., Leach, T., Hwke, A. A. , dan Hawke, M.M., 1990. The Kelian disseminated gold deposit, east Kalimantan, Indonesia: An example of deeply eroded epithermal System. Di dalam: Hedenquist, J.w., White, N.C., and Siddeley, G., (eds.). Epithermal Gold Endapans of Circum-Pacific. Geology, Geochemistry, Origin and Exploration, I. J. Geochem. Explor., 35,1-61.
Henley, RW., 1991. Epithermal gold endapans in volcanic terranes. Di dalam: Foster, RP., (ed.). Gold Metallogeny and Exploration. pp.133-164. Blackie, Glasgow and London.
Van Leeuwen, T.M., Leach, T., Hwke, A. A. , dan Hawke, M.M., 1990. The Kelian disseminated gold deposit, east Kalimantan, Indonesia: An example of deeply eroded epithermal System. Di dalam: Hedenquist, J.w., White, N.C., and Siddeley, G., (eds.). Epithermal Gold Endapans of Circum-Pacific. Geology, Geochemistry, Origin and Exploration, I. J. Geochem. Explor., 35,1-61.
Posting Komentar untuk "Endapan Emas Kelian"