Sistem Tata Surya Dan Penjelasannya
Ketika berada di dingklik sekolah, sistem tata surya merupakan salah satu bahan pelajaran yang akan diberikan oleh guru. Istilah itu sendiri mengacu pada ilmu Astronomi yang mempelajari aneka macam jenis benda atau objek yang ada di langit. Beberapa pola dari benda tersebut antara lain matahari, planet-planet, dan aneka macam benda lainnya menyerupai meteor, komet, asteroid, komet, satelit, dan sebagainya.
Nah teman Geologinesia, pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai sistem tata surya kita. Walaupun diluar objek studi geologi, namun ini sangat menghipnotis eksistensi bumi yang merupakan ruang lingkup utama dari ilmu geologi.
Sebelum membahas masing-masing komponen pada tata surya, ada baiknya untuk mengingat kembali teori-teori yang membahas proses terbentuknya tata surya. Ada 3 teori utama yang paling banyak dikenal. Ketiga teori tersebut yakni teori Nebula, teori Planetesimal, dan teori Awan Debu. Teori Nebula merupakan teori yang dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace. Sementara itu, teori Awan Debu diungkapkan oleh Carl Von Weizsaeker dan Gerard P Kuiper. Teori yang terakhir yaitu Teori Planetesimal disampaikan oleh Thomas C Chamberlin dan Forest R.Moulton.
Dalam sistem tata surya, ada beberapa hal yang penting untuk diketahui. Berikut klarifikasi mengenai tiga hal utama dalam tata surya.
Matahari sendiri tersusun atas beberapa lapisan. Lapisan yang terluar disebut dengan korona. Lapisan yang mempunyai ketebalan 700.000 km ini mempunyai suhu 1 juta Kelvin dan tidak terlalu menunjukkan energi panas. Lapisan yang lebih dalam dari korona disebut dengan kromosom. Lapisan atmosfir matahari ini mempunyai suhu 4500 kelvin serta ketebalan 2000 km.
Lebih masuk ke dalam, ada lapisan fotosfer. Lapisan yang mempunyai suhu 6000 K dan ketebalan 300 km ini bisa menghasilkan energi panas super dahsyat. Terkait fotosfer, lapisan tersebut yakni belahan yang bisa dilihat. Sayangnya, kita tidak sanggup melihat sinar matahari eksklusif sebab akan berefek kurang baik pada mata. Setelah fotosfer, belahan terpenting dari salah satu sistem tata surya ini yakni inti matahari. Bagian terdalam matahari yang mempunyai suhu 14 juta K ini menghasilkan energi sangat besar dari reaksi nuklir yang terjadi di dalamnya.
a. Merkurius
Planet ini berada sekitar 58 juta km dari matahari. Meskipun tidak bisa dilihat secara kasat mata, planet ini akan terlihat ketika fajar atau senja. Karakteristik lainnya dari planet ini antara lain merupakan planet terkecil, bersuhu 427 derajat Celsius pada siang dan 184 derajat Celsius pada malam harinya, serta mempunyai periode rotasi 59 hari.
b. Venus
Planet kedua yang bersahabat dengan matahari ini berjarak 108 juta km dari matahari. Seperti merkurius, venus juga bisa dilihat ketika pagi dan senja. Karakteristik dari venus ini yaitu permukaan planet yang diliputi awan karbondioksida tebal serta suhu panas menyerupai gunung api dan lahar. Seperti merkurius, planet ini tidak mempunyai satelit sehingga periode rotasinya lama, yaitu 243 hari.
c. Bumi
Salah satu planet penting dalam sistem tata surya ini merupakan planet yang mendukung adanya kehidupan. Planet ketiga terdekat dari matahari ini mempunyai satu satelit alami berjulukan bulan. Bumi mempunyai periode rotasi 24 jam dan revolusi 365,25 hari.
d. Mars
Planet yang mempunyai ukuran lebih kecil dibanding bumi ini berjarak 228 juta km dari matahari. Planet dengan periode rotasi 24,6 jam ini juga mempunyai dua satelit berjulukan Phobos dan Deimos. Karakteristik dari planet ini yakni adanya banyak lubang ledakan pada belahan selatan mars dan adanya arus lahar gunung berapi di belahan utara mars.
e. Jupiter
Planet terbesar dalam tata surya ini mempunyai karakteristik warna merah yang berasal dari gas yang mengelilingi planet. Planet dengan rotasi 9,8 jam ini mempunyai jumlah satelit yang banyak, yaitu 16 satelit yang beberapa diantaranya yaitu Ganymeda, Calisto, dan sebagainya.
f. Saturnus
Planet tercantik dalam sistem tata surya ini disebut demikian sebab mempunyai cincin besar yang melingkarinya. Cincin tersebut tersusun atas gas dan butiran debu. Planet yang mempunyai periode rotasi 10,6 jam ini mempunyai satelit yang salah satunya berjulukan Titan.
g. Uranus
Planet ini mempunyai karakteristik permukaan yang berupa samudra dari adonan metana dan amoniak. Pada atmosfirnya, planet ini diliputi oleh sebagian besar helium dan hydrogen.
h. Neptunus
Planet yang terakhir yaitu neptunus merupakan planet yang terjauh dari tata surya. Planet ini mempunyai atmosfir yang tidak jauh berbeda dengan Uranus. Selain itu, permukaan planet yang mempunyai satelit berjulukan Triton ini juga didominasi oleh lumpur dan batu-batuan samudra.
Lalu, bagaimana dengan Asteroid? Asteroid mempunyai karakteristik menyerupai meteorit, yaitu beterbangan secara tidak teratur alias acak. Benda padat yang ada di langit ini mempunyai sekitar 50.000 benda kecil menyerupai ceres, yaitu salah satu benda langit dengan diameter 1.000 km diantara orbit mars dan Jupiter. Sementara itu, komet merupakan benda langit yang tersusun atas gas dan debu dan berputar membentuk elips memanjang mengelilingi matahari. Komet yang bergerak mempunyai ekor berupa gas tipis dan memantulkan cahaya matahari. Namun, dalam sistem tata surya ada pula komet yang tidak mempunyai ekor. Komet tak berekor umumnya mempunyai lintasan lebih pendek serta melewati kawasan yang masbodoh di angkasa.
Benda langit yang terakhir, satelit, merupakan merupakan benda yang mengitari benda lain di angkasa, benda ini terus mengitari benda lain yang mempunyai gaya gravitasi lebih besar. Beberapa planet yang mempunyai satelit alami yakni Bumi, Neptunus, Jupiter, Mars, Uranus, dan Saturnus.
Itulah warta mengenai sistem tata surya dan beberapa klarifikasi singkat mengenai komponen-komponen lainnya yang bisa Anda jadikan sebagai referensi. Anda bisa mendapat klarifikasi yang lebih spesifik mengenai beberapa hal lainnya terkait tata surya melalui ulasan para hebat astronomi di beberapa sumber media yang terpercaya.
Nah teman Geologinesia, pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai sistem tata surya kita. Walaupun diluar objek studi geologi, namun ini sangat menghipnotis eksistensi bumi yang merupakan ruang lingkup utama dari ilmu geologi.
Sebelum membahas masing-masing komponen pada tata surya, ada baiknya untuk mengingat kembali teori-teori yang membahas proses terbentuknya tata surya. Ada 3 teori utama yang paling banyak dikenal. Ketiga teori tersebut yakni teori Nebula, teori Planetesimal, dan teori Awan Debu. Teori Nebula merupakan teori yang dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace. Sementara itu, teori Awan Debu diungkapkan oleh Carl Von Weizsaeker dan Gerard P Kuiper. Teori yang terakhir yaitu Teori Planetesimal disampaikan oleh Thomas C Chamberlin dan Forest R.Moulton.
Dalam sistem tata surya, ada beberapa hal yang penting untuk diketahui. Berikut klarifikasi mengenai tiga hal utama dalam tata surya.
Matahari
Penyusun sistem tata surya yang pertama yakni Matahari. Induk dari tata surya ini merupakan benda langit yang mempunyai ukuran 332.830 massa bumi. Dengan massa tersebut, matahari bisa menimbulkan sejumlah energi dahsyat serta kesinambungan fusi nuklir. Energi yang dipancarkan dari matahari menimbulkan radiasi elektromagnetik dan spektrum magnetik. Karena energi dan cahaya matahari yang dipantulkan ke benda-benda langit, anggota lain dalam tata surya menyerupai komet, bintang, dan meteor menjadi terlihat.Matahari sendiri tersusun atas beberapa lapisan. Lapisan yang terluar disebut dengan korona. Lapisan yang mempunyai ketebalan 700.000 km ini mempunyai suhu 1 juta Kelvin dan tidak terlalu menunjukkan energi panas. Lapisan yang lebih dalam dari korona disebut dengan kromosom. Lapisan atmosfir matahari ini mempunyai suhu 4500 kelvin serta ketebalan 2000 km.
Lebih masuk ke dalam, ada lapisan fotosfer. Lapisan yang mempunyai suhu 6000 K dan ketebalan 300 km ini bisa menghasilkan energi panas super dahsyat. Terkait fotosfer, lapisan tersebut yakni belahan yang bisa dilihat. Sayangnya, kita tidak sanggup melihat sinar matahari eksklusif sebab akan berefek kurang baik pada mata. Setelah fotosfer, belahan terpenting dari salah satu sistem tata surya ini yakni inti matahari. Bagian terdalam matahari yang mempunyai suhu 14 juta K ini menghasilkan energi sangat besar dari reaksi nuklir yang terjadi di dalamnya.
Gambar Struktur Internal Matahari. |
Planet-planet
Bagian berikutnya dalam sistem tata surya yakni planet-planet yang mengitari matahari sebagai sentra tata surya. Ada 7 planet berbeda ukuran yang mengitari matahari. Ketujuh planet tersebut secara berurutan dari yang terdekat ke matahari yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Berikut klarifikasi mengenai masing-masing planet tersebut.a. Merkurius
Planet ini berada sekitar 58 juta km dari matahari. Meskipun tidak bisa dilihat secara kasat mata, planet ini akan terlihat ketika fajar atau senja. Karakteristik lainnya dari planet ini antara lain merupakan planet terkecil, bersuhu 427 derajat Celsius pada siang dan 184 derajat Celsius pada malam harinya, serta mempunyai periode rotasi 59 hari.
b. Venus
Planet kedua yang bersahabat dengan matahari ini berjarak 108 juta km dari matahari. Seperti merkurius, venus juga bisa dilihat ketika pagi dan senja. Karakteristik dari venus ini yaitu permukaan planet yang diliputi awan karbondioksida tebal serta suhu panas menyerupai gunung api dan lahar. Seperti merkurius, planet ini tidak mempunyai satelit sehingga periode rotasinya lama, yaitu 243 hari.
c. Bumi
Salah satu planet penting dalam sistem tata surya ini merupakan planet yang mendukung adanya kehidupan. Planet ketiga terdekat dari matahari ini mempunyai satu satelit alami berjulukan bulan. Bumi mempunyai periode rotasi 24 jam dan revolusi 365,25 hari.
d. Mars
Planet yang mempunyai ukuran lebih kecil dibanding bumi ini berjarak 228 juta km dari matahari. Planet dengan periode rotasi 24,6 jam ini juga mempunyai dua satelit berjulukan Phobos dan Deimos. Karakteristik dari planet ini yakni adanya banyak lubang ledakan pada belahan selatan mars dan adanya arus lahar gunung berapi di belahan utara mars.
e. Jupiter
Planet terbesar dalam tata surya ini mempunyai karakteristik warna merah yang berasal dari gas yang mengelilingi planet. Planet dengan rotasi 9,8 jam ini mempunyai jumlah satelit yang banyak, yaitu 16 satelit yang beberapa diantaranya yaitu Ganymeda, Calisto, dan sebagainya.
f. Saturnus
Planet tercantik dalam sistem tata surya ini disebut demikian sebab mempunyai cincin besar yang melingkarinya. Cincin tersebut tersusun atas gas dan butiran debu. Planet yang mempunyai periode rotasi 10,6 jam ini mempunyai satelit yang salah satunya berjulukan Titan.
g. Uranus
Planet ini mempunyai karakteristik permukaan yang berupa samudra dari adonan metana dan amoniak. Pada atmosfirnya, planet ini diliputi oleh sebagian besar helium dan hydrogen.
h. Neptunus
Planet yang terakhir yaitu neptunus merupakan planet yang terjauh dari tata surya. Planet ini mempunyai atmosfir yang tidak jauh berbeda dengan Uranus. Selain itu, permukaan planet yang mempunyai satelit berjulukan Triton ini juga didominasi oleh lumpur dan batu-batuan samudra.
Urutan Susunan Planet dalam Sistem Tata Surya kita. |
Benda Langit Lainnya
Sistem tata surya juga tersusun atas aneka macam jenis benda-benda langit selain matahari dan planet. Beberapa misalnya menyerupai meteor, komet, asteroid, dan satelit. Meteor sendiri merupakan salah satu benda langit yang berupa serpihat padat dan terbang secara tidak beraturan. Karena sifat inilah, meteor terkadang menyasar dan ditarik oleh gravitasi bumi. Apabila serpihan meteor berukuran besar dan tidak habis terbakar oleh lapisan atmosfir bumi, benda tersebut akan jatuh ke bumi. Meteor yang sanggup mencapai permukaan bumi ini kemudian disebut dengan meteorit.Lalu, bagaimana dengan Asteroid? Asteroid mempunyai karakteristik menyerupai meteorit, yaitu beterbangan secara tidak teratur alias acak. Benda padat yang ada di langit ini mempunyai sekitar 50.000 benda kecil menyerupai ceres, yaitu salah satu benda langit dengan diameter 1.000 km diantara orbit mars dan Jupiter. Sementara itu, komet merupakan benda langit yang tersusun atas gas dan debu dan berputar membentuk elips memanjang mengelilingi matahari. Komet yang bergerak mempunyai ekor berupa gas tipis dan memantulkan cahaya matahari. Namun, dalam sistem tata surya ada pula komet yang tidak mempunyai ekor. Komet tak berekor umumnya mempunyai lintasan lebih pendek serta melewati kawasan yang masbodoh di angkasa.
Kenampakan hujan meteor. |
Benda langit yang terakhir, satelit, merupakan merupakan benda yang mengitari benda lain di angkasa, benda ini terus mengitari benda lain yang mempunyai gaya gravitasi lebih besar. Beberapa planet yang mempunyai satelit alami yakni Bumi, Neptunus, Jupiter, Mars, Uranus, dan Saturnus.
Itulah warta mengenai sistem tata surya dan beberapa klarifikasi singkat mengenai komponen-komponen lainnya yang bisa Anda jadikan sebagai referensi. Anda bisa mendapat klarifikasi yang lebih spesifik mengenai beberapa hal lainnya terkait tata surya melalui ulasan para hebat astronomi di beberapa sumber media yang terpercaya.
Posting Komentar untuk "Sistem Tata Surya Dan Penjelasannya"