Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lapisan Atmosfer : Fungsi Dan Fenomena Di Dalamnya

Atmosfer merupakan sebutan untuk lapisan gas yang melingkupi atau melapisi seluruh permukaan suatu planet hingga luar angkasa. Salah satu planet yang dilingkupi oleh atmosfer, yaitu bumi, mempunyai dengan ketinggian 1 km di atas permukaan tanah hingga 560 km dari permukaan bumi. Masing-masing lapisan atmosfir mempunyai nama dan fenomena tersendiri. Apa sajakah nama dan fenomena tersebut?

Sebelum membicarakan mengenai apa saja lapisan yang dimaksud, beberapa dari teman Geologinesia mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa studi mengenai atmosfer dilakukan. Pada awalnya, studi mengenai atmosfir ini dilakukan untuk memecahkan duduk perkara yang berkaitan dengan cuaca serta fenomena tertentu ibarat pembiasan sinar matahari dan sinar bintang.

Selain itu, atmosfer yang melapisi bumi terdiri atas beberapa jenis gas ibarat oksigen, karbondioksida, nitrogen, dan sebagainya. Gas-gas tersebut berkhasiat untuk menyerap radiasi sinar UV serta meminimalisir suhu ekstrim yang terjadi antara siang dan malam. Dengan begitu, kehidupan di bumi bisa terlindungi.

Atmosfer merupakan sebutan untuk lapisan gas yang melingkupi atau melapisi seluruh permuka Lapisan Atmosfer : Fungsi dan Fenomena di Dalamnya
Gambar urutan lapisan-lapisan atmosfer bumi.

1. Ionosfer

Lapisan atmosfer ini merupakan salah satu lapisan terluar dari planet bumi. Ionosfer sendiri terbentuk akhir adanya aneka macam jenis reaksi kimia yang salah satunya memungkinkan terjadinya muatan listrik atau pemantulan gelombang radio. Ionosfer bersama-sama juga merupakan lapisan pelindung bagi bumi dari aneka macam obyek luar angkasa ibarat meteor yang tertarik gravitasi bumi.

Ketika memasuki lapisan ini, meteor bisa terbakar dan habis terurai. Jika belum, lapisan terdalam berikutnya akan menciptakan pergesekan watu meteor semakin besar dengan suhu dan udara. Apabila tidak habis di lapisan ionosfer maupun lapisan terdalam sehabis ionosfer, meteor bisa jatuh ke permukaan bumi. Meteor yang hingga di permukaan bumi itulah yang disebut dengan meteorit.

Selain fenomena pergesekan meteor untuk semakin kecil dan terurai, terjadi pula fenomena lain pada ionosfer. Fenomena yang dimaksud yakni aurora atau yang juga dikenal dengan cahaya utara atau cahaya selatan.

Sebenarnya, di luar lapisan ionosfer masih ada satu lapisan atmosfer lagi yang disebut dengan eksosfer. Lapisan terluar ini menjadi daerah terjadinya pemantulan refleksi cahaya matahari oleh partikel abu meteoritik. Sinar matahari yang dipantulkan tersebut disebut juga dengan cahaya zodiakal.

2. Termosfer

Pada ketinggian 81 km dari permukaan tanah, terjadi transisi dari lapisan mesosfer ke lapisan termosfer. Nama lapisan atmosfer ini sendiri diambil dari proses kenaikan suhu yang sangat tinggi. Perubahan tersebut diakibatkan oleh serapan radiasi sinar UV. Karena radiasi itu pula, terjadi reaksi kimia yang menyebabkan terbentuknya lapisan bermuatan listrik. Lapisan bermuatan listrik ini yakni lapisan yang dibahas sebelumnya, yaitu Ionosfer.

Di lapisan termosfer juga terjadi ionisasi gas-gas. Karena hal inilah, tidak heran kalau lapisan termosfer terkadang juga disebut dengan ionosfer. Pemecahan molekul oksigen serta gas-gas lainnya di lapisan ini menyebabkan panas yang sanggup meningkatkan suhu lapisan. Karena itu pula, udara di lapisan ini juga mempunyai temperature yang cukup tinggi. Walau begitu, massa jenis udara di lapisan ini masih terbilang rendah dibandingkan lapisan Ionosfer. Karena hal tersebut, benda-benda di lapisan ini ibarat astronot tidak bisa menerima hantaran panas yang cukup di lapisan ini.

3. Mesosfer

Lapisan atmosfer terluar ketiga yang melingkupi bumi yakni mesosfer. Udara cuek di lapisan ini menyebabkan pergesekan udara bersuhu tinggi saat objek dari luar angkasa datang. Hal ini menjelaskan fenomena meteor yang telah habis terbakar terlebih dahulu di lapisan ini sebelum mencapai bumi.

Transisi dari lapisan mesosfer dan lapisan yang lebih dalam, yaitu stratosfer terjadi pada ketinggian 40 km dari permukaan bumi. Transisi tersebut menyebabkan suhu mesosfer berkurang dari 290K hingga 200K. Suhu terendah di ketinggian 81 km mesosfer menyebabkan fenomena awan noctilucent. Awan ini terbentuk oleh kumpulan kristal-kristal es.

Seperti lapisan lainnya yang ada pada planet bumi, lapisan atmosfer ini juga mempunyai lapisan pembatas berjulukan Mesopause. Lapisan ini membatasi mesosfer dengan lapisan terluar sehabis mesosfer, yaitu termosfer.

4. Stratosfer

Sebelum menyinggung lebih jauh ihwal stratosfer, ada satu lapisan pembatas antara stratosfer dengan lapisan sebelumnya, yaitu mesosfer. Lapisan ini disebut dengan stratopause.

Lapisan atmosfer berikutnya, yaitu stratosfer, merupakan lapisan kedua terendah dari lapisan-lapisan yang melingkupi bumi. Perubahan ke lapisan stratosfer dimulai dari ketinggian 11 km dengan suhu terendah sekitar -57 derajar Celsius. Selain suhu yang sangat dingin, di stratosfer juga terjadi pedoman badai yang mempunyai teladan tertentu. Lapisan terendah dari stratosfer merupakan medan terbangnya pesawat serta awan jenis cirrus dengan teladan yang tidak signifikan.

Berbeda dengan kepingan terbawah stratosfer, kepingan tengah lapisan ini terjadi perubahan teladan suhu. Perubahan yang terjadi seiring dengan naiknya ketinggian ini disebabkan oleh bertambahnya konsentrasi ozon di lapisan. Ozon inilah yang melaksanakan peresapan sinar UV dari matahari. Di lapisan ini hampir tidak ada pesawat yang terbang. Hanya saja, ada satu pesawat yang dinamakan B-52 Stratofortress lantaran kemampuan terbang pesawat tersebut hingga ketinggian tertentu.

Atmosfer merupakan sebutan untuk lapisan gas yang melingkupi atau melapisi seluruh permuka Lapisan Atmosfer : Fungsi dan Fenomena di Dalamnya
Letak lapisan ozon dalam struktur lapisan atmosfer.


5. Troposfer

Sebelum menyinggung mengenai lapisan troposfer, ada satu lapisan yang dilarang dilupakan kaitannya dengan lapisan sebelumnya. Lapisan tersebut yakni Tropopause. Lapisan yang membatasi troposter dengna stratosfer ini merupakan lapisan yang terdapat di antara strasofer dan troposfer.

Kembali membahas Troposfer, lapisan atmosfer ini merupakan lapisan yang terdapat pada level terendah. Campuran gas yang terdapat pada lapisan ini merupakan adonan yang paling ideal untuk mendukung aneka macam bentuk kehidupan di bumi. Selain itu, adanya lapisan ini juga menciptakan segala bentuk kehidupan di permukaan bumi lebih terlindungi dari pancaran radiasi benda-benda langit ibarat matahari dan sebagainya.

Lapisan troposfer merupakan lapisan yang mempunyai ketebalan paling tipis dibandingkan dengan lapisan lainnya yang menyusun sebuah atmosfer bumi. Ketebalan lapisan ini sekitar 15 km dari permukaan tanah. Berbagai hal yang bisa dirasakan atau dilihat eksklusif sehari-hari ibarat perubahan angin, suhu, kelembapan, tekanan, dan sebagainya terjadi pada lapisan ini.

Berdasarkan teori Braak, kenaikan suhu udara tiap 100m akan mengalami pengurangan sekitar 0.61 derajat Celsius. Hal ini juga terjadi pada suhu udara di permukaan air laut. Dari suhu 30 derajat Celsius, suhu akan semakin turun dengan semakin naik keatasnya lapisan. Karena hal tersebut, terjadilah kejadian cuaca ibarat kemarau, musim, hujan, dan sebagainya di lapisan atmosfer ini.

Karena pada troposfer terjadi peresapan radiasi sinar matahari dan penyaluran panas ke udara, lapisan terendah dari troposfer ini mempunyai suhu yang paling hangat. Pengurangan suhu udara dari lapisan troposfer yang sekitar 17 derajat Celsius hingga -52 derajat Celsius terkadang menyebabkan anomali gradient suhu di kepingan permukaan tertentu ibarat pegunungan dan dataran tinggi.

Demikian ulasan mengenai beberapa lapisan atmosfer yang penting untuk Anda ketahui. Jadi, bisa disimpulkan bahwa apabila disebutkan mulai dari lapisan terluar ke lapisan terdalam, secara berurutan atmosfer tersusun atas lapisan eksosfer, ionosfer, termosfer, mesosfer, stratosfer, dan troposfer.

Posting Komentar untuk "Lapisan Atmosfer : Fungsi Dan Fenomena Di Dalamnya"