Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

#6 Unsur Interpretasi Gambaran Yang Harus Diketahui

Unsur Interpretasi Citra merupakan salah satu hal yang harus dipahami ketika seseorang ingin melaksanakan upaya interpretasi suatu gambaran atau gambar. Pada dasar interpretasi gambaran termasuk ke dalam kajian ilmu geologi (geosains). Interpretasi gambaran sanggup diartikan sebagai perjuangan untuk mengkaji suatu foto wilayah yang diambil dari udara. Biasanya perjuangan tersebut ditujukan untuk mengidentifikasi objek yang ada pada foto tersebut. Kemudian sehabis teridentifikasi, maka selanjutnya objek tersebut coba untuk dinilai dari aspek kepentingan objek itu sendiri.

Secara umum, Interpretasi Citra terdiri atas beberapa tahapan yaitu Deteksi, Identifikasi dan Analisis. Deteksi merupakan upaya pengamatan terhadap suatu objek pada suatu foto  (Citra). Kemudian Identifikasi yaitu tahapan mengenali objek tersebut menurut upaya deteksi sebelumnya. Sementara  Analisis merupakan tahapan pengumpulan warta lebih lanjut perihal objek yang berhasil teridentifikasi tadi. Salah satu teladan kasus; pada sebuah foto (Citra) sebuah Danau diketahui terdapat suatu objek mengambang di atasnya (Deteksi).   Selanjutnya objek tersebut coba dikenali ciri-cirinya (Identifikasi). Setelah berhasil dikenali, ternyata objek tersebut yaitu sebatang pohon yang hanyut. Lalu untuk tahapan interpretasi Citra selanjutnya dicari tahulah warta terkait batang kayu tersebut (analisis).

Upaya dalam melaksanakan Interpretasi Citra sanggup dilakukan proteksi sebuah alat yang dikenal dengan sebutan Stereoskop. Alat ini mempunyai fungsi baik dalam menghasilkan gambar 3D dari dua lembar Citra. Selain itu, dalam melaksanakan interpretasi tersebut, ada beberapa unsur yang harus dipahami. Hal ini bertujuan supaya upaya interpretasi itu mendapat hasil yang sempurna dan akurat. Berikut beberapa Unsur Interpretasi Citra.

1. Bentuk

Unsur Interpretasi Citra yang pertama yaitu Bentuk. Pada dasarnya, bentuk merupakan ciri suatu objek yang gampang untuk dikenali. Secara terminologi, bentuk dibedakan ke dalam dua istilah yaitu Shape dan Form. Shape yaitu bentuk suatu objek secara umum. Sehingga penggambarannya pada Citra pun dilakukan secara umum.

Misalnya bentuk Lapangan Sepak Bola yang berbentuk Elips, Rumah yang berbentuk Persegi Panjang, dan Gunung yang berbentuk Kerucut. Sementara Form merupakan bentuk rinci dari suatu objek. Contohnya pada sebuah Citra terdapat Gunung. Maka gunung tersebut tidak hanya berbentuk kerucut saja, akan tetapi ada pola-pola bentuk lain. Seperti adanya sungai maupun patahan-patahan pada permukaan gunung itu sendiri.

2. Ukuran

Pada hakikatnya, semua benda yang ada di dunia mempunyai ukuran tertentu. Secara global ukuran benda tersebut sanggup terlihat kecil ataupun besar. Misalnya bangunan gedung perkantoran mempunyai ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan bangunan rumah. Berdasarkan aspek ukuran ini, seseorang sanggup mengetahui objek yang terdapat pada sebuah Citra.

3. Rona

Unsur Interpretasi Citra berikutnya yaitu Rona. Unsur satu ini berupa tingkat kecerahan dari suatu objek pada sebuah Citra. Tingkatan tersebut sanggup dimulai hitam hingga putih ataupun sebaliknya. Unsur rona ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, contohnya faktor cuaca ketika Citra diambil. Sehingga dengan faktor tersebut, objek sanggup saja terlihat lebih cerah ataupun lebih gelap. Contohnya daerah perairan dangkal umumnya mempunyai tingkat rona yang cerah.

4. Bayangan

Bayangan pada umumnya mempunyai sifat untuk menyembunyikan suatu wujud benda yang berada pada area lebih gelap. Sehingga benda (objek) tersebut akan tidak terlihat secara terang oleh mata. Akan tetapi, beberapa orang meyakini bayangan sanggup menjadi unsur penting dalam upaya interpretasi Citra. Misalnya gawang sepak bola akan tampak lebih terang alasannya adanya bayangan dari objek (gawang) itu sendiri.

5. Pola

Secara harfiah Pola yaitu tingkat kecenderungan bentuk dari suatu objek yang ada pada Citra. Misalnya Sungai mempunyai pola tersendiri, sehingga dengan adanya sungai maka sanggup menunjukkan bahwa area dalam Citra tersebut terdapat lipatan. Kemudian pola pemukiman rumah warga yang membentuk secara berkelompok sanggup mengindikasikan bahwa di area tersebut terdapat sumber mata air. Dengan mengenali pola dari masing-masing objek yang tampak, maka seseorang sanggup mengetahui warta penting terkait Citra itu sendiri.

6. Tekstur

Unsur Interpretasi Citra yang terakhir yaitu Tekstur. Secara terminologi, tekstur yaitu tingkatan bernafsu atau halusnya suatu benda.  Unsur ini sanggup dipakai untuk mengidentifikasi benda yang ada pada Citra. Misalnya lahan persawahan akan mempunyai tekstur lebih halus dibandingkan lahan yang perkebunan tebu. Contoh lainnya pohon mempunyai tekstur kasar, sementara perairan mempunyai tekstur halus. Melalui pengenalan tekstur ini, seseorang sanggup menarik kesimpulan dari suatu objek yang terdapat pada Citra tersebut.

Itulah tadi beberapa Unsur Interpretasi Citra yang perlu diketahui sebelum melaksanakan upaya interpretasi itu sendiri. Kejelian dan ketelitian sangat diperlukan dalam upaya interpretasi ini. Sehingga hasil dari interpretasi tersebut benar-benar akurat sesuai dengan fakta bergotong-royong yang ada di lapangan. Demikianlah, semoga beberapa warta di atas sanggup bermanfaat bagi Anda, guna menambah wawasan seputar dunia Geosains.

Posting Komentar untuk "#6 Unsur Interpretasi Gambaran Yang Harus Diketahui"