Model Pembelajaran Role Playing
Pembelajaran role playing (bermain peran) merupakan pembelajaran dimana siswa diminta untuk memerankan karakter/benda tertentu dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran role playing dipakai dalam pembelajaran untuk memahamkan siswa terhadap suatu konsep yang tidak sanggup dilihat secara langsung. Misal dalam membelajarkan bahan sistem pencernaan pada mata pelajaran biologi, siswa diminta memerankan terjadinya proses pencernaan mulai dari proses memakan sampai keluar sebagai kotoran.
Sistem pencernaan dengan role playing sanggup dilaksanakan dengan membagi siswa untuk berperan sebagai organ-organ, enzim, dan makanan yang dimakan. Siswa bermain tugas sebagai molekul makanan yang dimakan, lalu menjalani proses pencernaan oleh enzim-enzim serta melewati aneka macam macam organ pencernaan.
Pembelajaran role playing sanggup membantu kesulitan siswa dalam memahami konsep yang abnormal (tidak sanggup dilihat secara langsung). Siswa dengan memainkan tugas dan ikut terlibat dalam sandiwara ,akan lebih memahami proses atau konsep atau jalan dongeng dari sandiwara tersebut.
Keunggulan pembelajaran role playing ialah siswa sanggup enjalani aktivitas berguru dengan santai, sebab siswa bermain sandiwara bersama teman-temannya. Siswa akan menikmati jalannya aktivitas pembelajaran sehingga lebih gampang memahami materi.
Kekurangan pembelajaran role playing ialah dalam organisasi waktu. Role playing membutuhkan waktu yang lebih usang dalam pembelajarannya sebab siswa harus memahami terlebih dahulu tugas yang akan dimainkannya. Selain itu, pembelajaran role playing membutuhkan pengaturan yang teliti dari guru sehingga siswa sanggup fokus bermain tugas dan tidak keasikan bercanda dengan temannya.
Role playing sanggup dipakai sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang efektif apabila dilaksanakan dengan tepat. Role playing sanggup menjadi salah satu solusi kreatif dari guru untuk mengatasi kejenuhan berguru siswa. Role playing akan memunculkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang aktif dan penuh makna.
Langkah-langkah dalam pembelajaran Role Playing secara sederhana ialah sebagai berikut.
Sistem pencernaan dengan role playing sanggup dilaksanakan dengan membagi siswa untuk berperan sebagai organ-organ, enzim, dan makanan yang dimakan. Siswa bermain tugas sebagai molekul makanan yang dimakan, lalu menjalani proses pencernaan oleh enzim-enzim serta melewati aneka macam macam organ pencernaan.
Pembelajaran role playing sanggup membantu kesulitan siswa dalam memahami konsep yang abnormal (tidak sanggup dilihat secara langsung). Siswa dengan memainkan tugas dan ikut terlibat dalam sandiwara ,akan lebih memahami proses atau konsep atau jalan dongeng dari sandiwara tersebut.
Keunggulan pembelajaran role playing ialah siswa sanggup enjalani aktivitas berguru dengan santai, sebab siswa bermain sandiwara bersama teman-temannya. Siswa akan menikmati jalannya aktivitas pembelajaran sehingga lebih gampang memahami materi.
Kekurangan pembelajaran role playing ialah dalam organisasi waktu. Role playing membutuhkan waktu yang lebih usang dalam pembelajarannya sebab siswa harus memahami terlebih dahulu tugas yang akan dimainkannya. Selain itu, pembelajaran role playing membutuhkan pengaturan yang teliti dari guru sehingga siswa sanggup fokus bermain tugas dan tidak keasikan bercanda dengan temannya.
Role playing sanggup dipakai sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang efektif apabila dilaksanakan dengan tepat. Role playing sanggup menjadi salah satu solusi kreatif dari guru untuk mengatasi kejenuhan berguru siswa. Role playing akan memunculkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang aktif dan penuh makna.
Langkah-langkah dalam pembelajaran Role Playing secara sederhana ialah sebagai berikut.
- Guru menyusun dan menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
- Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil
- Guru menyerahkan skenario kepada masing-masing kelompok dan meminta masing-masing kelompok mempelajarinya selama beberapa hari
- Masing-masing kelompok memerankan sandiwara berdasarkan skenario dengan disaksikan kelompok yang lain
- Setelah semua kelompok memainkan sandiwara, masing-masing kelompok diminta menyimpulkan inti dari sandiwara kelompok yang lain
- Masing-masing kelompok menyampikan kesimpulannya
- Guru menawarkan kesimpulan umum
Hal penting yang pelu diperhatikan dalam perencanaan role playing adalah, guru sebagai perancang pembelajaran, harus merancang skenario dengan terang sehingga gampang dipahami sehingga siswa tidak kesulitan dalam menjalankan perannya. Role playing sempurna dipakai untuk tingkat Sekolah Menengan Atas dimana siswa dianggap telah bisa mencerna suatu skenario ke dalam suatu bentuk sandiwara. Pemebelajaran role playing juga sanggup diintegrasikan dengan evaluasi wacana kemampuan bersandiwara (mata pelajaran bahasa indonesia ataupun bahasa inggris) sehingga tercipta pembelajaran terintegrasi sesuai dengan kurikulum 2013.
Posting Komentar untuk "Model Pembelajaran Role Playing"