Gempabumi Dan Tektonik Regional Halmahera
Mengapa di pulau Halmahera sering terjadi gempabumi?. Jawabannya sangat dekat hubungannya dengan Tektonik Regional Halmahera. Oleh alasannya ialah itu, pada goresan pena kali ini saya akan mencoba memperlihatkan review singkat wacana Gempabumi dan Tektonik Regional Halmahera. Dalam hubungannya dengan acara kegempaan, kita ketahui bahwa secara tektonik Pulau Halmahera terletak di antara 3 lempeng besar yaitu Lempeng Australia, Lempeng Filipina, Lempeng Eurasia, (Hall, 1999). Bayangkan 3 lempeng ini mengapit pulau Halmahera??. Lempeng Australia terletak dibagian selatan dan dibatasi di potongan selatan oleh sistem Sesar Sorong, yang merupakan zona transpresif kompleks yang memanjang ke timur lebih dari 1500 km, dari Papua Nugini sepanjang batas utara Pulau Papua sampai kearah barat sekitar 800 km menuju Sulawesi. Lempeng Filipina dikala ini bergerak kearah barat sekitar 12 cm per tahun (Moor, 1982; dalam Hall 1999). Batas lempeng Filipina (yang meliputi Halmahera) ialah palung Filipina yang terkait dengan palung Halmahera.
Baca juga artikel dibawah ini yang terkait dengan "gempabumi dan geologi regional" :
Lempeng Eurasia mempunyai batas timur di patahan Filipina selatan dan terus ke sesar Halmahera barat (Silver dan Moore, 1978; dalam Hall 1988). Lempeng Eurasia di wilayah Asia Tenggara dan Filipina merupakan kawasan yang kompleks dan menyangkut banyak lempeng kecil yang bergerak semi-independen. Salah satunya ialah Lempeng Mindanao yang dibatasi oleh sesar Filipina di barat dan Palung Filipina di sebelah timur.
Gambar 1. Tektonik Regional Pulau Halmahera. |
Pulau Halmahera terbagi atas 2 mandala utama geologi yaitu Mendala Geologi Halmahera Timur (Lengan Timur) dan Mendala Geologi Halmahera Barat (Lengan Barat). Lengan Timur dan Lengan Barat Pulau Halmahera merupakan dua mandala tektonik yang berbeda. Perkembangan tektonik di lengan timur sanggup dikenali berawal dari zaman Kapur Akhir dan zaman Tersier Awal. Fragmen batuan ultrabasa dan serpih yang diduga berusia kapur terdapat dalam batuan sedimen Formasi Dorosagu yang berumur Paleosen-Eosen. Kegiatan tektonik berikutnya terjadi pada final Eosen sampai Oligosen awal yang tercermin dari ketidakselarasan antara Formasi Dorosagu dan Formasi Bacan yang berumur final Oligosen- Miosen Awal. Kegiatan tektonik berikutnya terjadi pada Miosen Tengah, Pliosen-Plistosen, dan terakhir pada kala Holosen. Kecuali pada kala Holosen kegiatan tektonik tersebut ditandai terutama oleh penyesaran naik secara intensif serta pelipatan yang menjurus timur maritim dan barat daya. Sesar normal juga banyak terdapat, umumnya berjurus barat maritim dan tenggara. Kegiatan terakhir berupa pengangkatan yang terbukti oleh adanya terumbu yang terangkat sepanjang pantai.
Gambar 2. Fisiografi Pulau Halmahera (I = Lengan Timur, II = Lengan Barat). |
Lengan barat pulau Halmahera sebagian besar tertutup oleh produk vulkanik muda, sehingga perkembangan tektonikanya tidak sanggup dikenali dengan baik. Batuan tertua ialah Formasi Bacan yang berumur Oligosen-Miosen yang tersingkap di ujung utara Pulau Halmahera. dikala ini, tektonik lengan barat sangat dipengaruhi oleh pergerakan anatara mikro kontinen Halmahera dan kerak Samudera maritim Sulawesi.
Diselatan Halmahera pergerakan miring sesar Sorong ke arah barat bersamaan dengan Indo-Australia, struktur lipatan berupa sinklin dan antiklin terlihat terperinci pada Formasi Weda yang berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal. Sumbu lipatan berarah utara-selatan, timur laut-barat daya, dan barat laut-tenggara.
Struktur sesar terdiri dari sesar normal dan sesar naik umumnya berarah utara-selatan dan barat laut-tenggara. Kegiatan tektonik dimulai pada Kapur Awal dan Tersier Awal, ketidakselarasan antara batuan berumur Paleosen-Eosen dengan batuan berumur Eosen-Oligosen Awal, mencerminkan kegiatan tektonik sedang berlangsung kemudian diikuti kegiatan gunungapi. Sesar naik akhir tektonik terjadi pada zaman Eosen-Oligosen. Tektonik terakhir terjadi pada zaman Holosen berupa pengangkatan terumbu dan adanya sesar normal yang memotong batugamping.
Diselatan Halmahera pergerakan miring sesar Sorong ke arah barat bersamaan dengan Indo-Australia, struktur lipatan berupa sinklin dan antiklin terlihat terperinci pada Formasi Weda yang berumur Miosen Tengah-Pliosen Awal. Sumbu lipatan berarah utara-selatan, timur laut-barat daya, dan barat laut-tenggara.
Struktur sesar terdiri dari sesar normal dan sesar naik umumnya berarah utara-selatan dan barat laut-tenggara. Kegiatan tektonik dimulai pada Kapur Awal dan Tersier Awal, ketidakselarasan antara batuan berumur Paleosen-Eosen dengan batuan berumur Eosen-Oligosen Awal, mencerminkan kegiatan tektonik sedang berlangsung kemudian diikuti kegiatan gunungapi. Sesar naik akhir tektonik terjadi pada zaman Eosen-Oligosen. Tektonik terakhir terjadi pada zaman Holosen berupa pengangkatan terumbu dan adanya sesar normal yang memotong batugamping.
Diskusi :
Agar sanggup menjelaskan penyebab gempabumi di Halmahera (walaupun secara dini), sangat penting untuk melihat posisi geografis pusat gempa, kemudian kaitkan dengan tektonik regional nya. Sebagai pola gempa Halmahera yang terjadi pada tanggal 21 mei 2015 dengan magnituda 5,4 SR dan sentra gempa berada pada koordinat 1,89 LU dan 126,44 BT (masuk dalam Lengan Barat Halmahera), maka jawaban pada gempa tersebut (oleh Badan Geologi Kementerian ESDM) bahwa penyebabnya diperkirakan alasannya ialah terjadi tumbukan antara mikro kontinen Halmahera dan kerak Samudera maritim Sulawesi. Bagaimana dengan gempabumi di Halmahera yang gres saja terjadi (11 Nov 2015, Pukul 22:18;01 UTC, magnitude: 5.0 SR, 45 km NorthWest HALMAHERA BARAT-MALUT) ??
Referensi: Badan Geologi Kementerian ESDM, BMKG Indonesia.
Posting Komentar untuk "Gempabumi Dan Tektonik Regional Halmahera"