Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Deformasi Tektonik Sebagai Dasar Bukaan Dan Arah Urat

PENDAHULUAN
Terdapatnya suatu struktur tertentu di suatu tempat terbentuk lantaran suatu deformasi tektonik. Deformasi tektonik pembentuk struktur sanggup dibedakan menjadi dua yakni deformasi yang bersifat diskontinyu atau ringkih (brittle) dan deformasi yang bersifat kontinyu (ductile). Perbedaan ini terjadi lantaran beberapa faktor yakni sifat fisik batuan yang mengalami deformasi, temperatur, dan tekanan yang dialami badan batuan selama berlangsungnya deformasi. Deformasi tektonik diskontinyu akan membentuk struktur geologi berupa sesar dan kekar, sedangkan struktur geologi kontinyu akan membentuk struktur berupa lipatan.

Sesar berdasarkan Billings (1982) merupakan rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran sehingga terjadi perpindahan dua dinding blok batuan yang saling berhadapan, sedangkan kekar merupakan rekahan yang relatif belum mengalami pergeseran. Sesar dan kekar merupakan bab dari disintegrasi mekanis batuan dan akan mengalami abrasi yang cepat di permukaan bumi sehingga membentuk bentang alam yang khas sebagai depresi topografi lokal, lembah sungai dan gawir sesar yang lazim disebut jejak sesar (fault traces). Kenampakan ini sanggup dengan terang nampak dari foto udara atau gambaran satelit sebagai suatu bentuk kelurusan. Struktur yang bekerja pada suatu badan batuan terjadi lantaran adanya gaya yang bekerja. Pola-pola kelurusan struktur yang dihasilkan sanggup berupa referensi yang gres maupun referensi yang berasal dari reaktifitas terhadap struktur yang terjadi sebelumnya.

DASAR TINJAUAN BUKAAN DAN ARAH VEIN
A. Sistem Bukaan Urat
Di tempat mineralisasi akan ada korelasi spasial antara struktur mayor dengan proses mineralisasi yang terjadi. Secara regional suatu sistem struktur di tempat magmatic arc akan terbentuk adanya intrusi-intrusi baik yang mengisi tempat bukaan-bukaan yang ada maupun membentuk bukaan yang baru. Sehingga pada tempat struktur mayor akan terjadi beberapa acara yang bekerjasama dengan cebakan mineral (Corbett dan Leach, 1996) mencakup :
  1. Pre-mineralization yang mengontrol pada tempat cekungan sedimentasi di batuan induknya.
  2. Pre-mineralization intrusi atau breksi.
  3. Syn-mineralization pada lokasi sistem cebakan.
  4. Post-mineralization yang merupakan deformasi dari cebakan mineral.

Menurut Corbett dan Leach, 1996, didasarkan pada tatanan tektonik dan level abrasi pada sistem hidrotermal, maka sistem bukaan cebakan sanggup dibedakan menjadi beberapa yakni :
  1. Splays atau horsetail yang berkembang di sepanjang struktur sesar relatif. Pada tempat ini merupakan agent utama terjadinya intrusi porpiri.
  2. Tension Fracture, terbentuk sebagai bukaan di batuan induk yang terletak di antara sesar strike-slip dan umumnya mempunyai orientasi yang tergantung dengan gaya (stress) utama. Tension fracture ini merupakan faktor mayoritas terjadinya sistem urat emas - perak. Karakteristiknya tercermin bahwa panjang dari kekar tarik akan berakhir sepanjang arah sesar.
  3. Jogs, terbentuk sebagai bends yang melintasi sepanjang struktur dan dipisahkan dengan kekar tarik, beberapa cebakan terjadi pada tempat jog ini.
  4. Hanging wall splits, terbentuk pada kemiringan zona sesar terutama pada sesar turun atau kemiringan perlapisan batuan yang terpotong oleh kemiringan bidang sesar.
  5. Pull-apart basin, yang terbentuk sebagai parallelogram yang terletak diantara 2 jalur sesar.
  6. Domes, terbentuk pada batuan dasar yang terisi oleh larutan hidrotermal pada suatu sistem urat mineralisasi.
  7. Ore shoots, umumnya merupakan perkembangan dari penambahan lebar suatu urat maupun bertambahnya kadar emas yang terbentuk oleh bertambahnya bukaan pada suatu sistem urat.
  8. Sheeted fracture, terbentuk pada lingkungan porpiri atau porpiri yang bekerjasama dengan lingkungan breksi.
 Terdapatnya suatu struktur tertentu di suatu tempat terbentuk lantaran suatu  Deformasi Tektonik sebagai Dasar Bukaan dan Arah Urat
Gambar 1. Sistem bukaan urat (Corbett dan Leach, 1996).


B. Analisa Arah Vein/Urat
Urat kuarsa pada prinsipnya terbentuk oleh larutan yang bersifat mengisi rekahan, oleh alasannya itu referensi urat yang terbentuk akan mengikuti referensi rekahan. Bentuk urat dan impergensi digolongakan pada proses cavity filling (Sudrajat, 1982). Pada cebakan yang mengisi rongga terjadi 2 proses yakni : pembentukan rongga dan pengisian larutan (Bateman, 1960). Sesar geser yang bersifat ekstensif akan terbentuk rekahan terbuka yang memungkinkan masuknya larutan hidrotermal pembentuk urat, sehingga urat akan terbentuk relatif sejajar dengan arah sesar.

Heru Sigit (2002), menyatakan bahwa urat hasil tegasan dan urat hasil tarikan di lapangan sanggup dibedakan, yakni urat kuarsa hasil tegasan mempunyai ciri pecah-pecah (breciciated), kristal tidak baik, biasanya terbentuk mineral di bab tengah atau tepinya dan urat hasil tarikan mempunyai ciri kristal baik, membentuk struktur sisir (comb structure), mineral terkadang berada pada struktur sisirnya. (Gambar 2).

 Terdapatnya suatu struktur tertentu di suatu tempat terbentuk lantaran suatu  Deformasi Tektonik sebagai Dasar Bukaan dan Arah Urat
Gambar 2. Model sifat kekar dan urat kuarsa (Heru Sigit, 2002). Kekar tarikan (1a), kekar tekanan(1b), urat kuarsa tarikan (2a), urat kuarsa tekanan (2b), urat kuarsa tekanan membentuk penebalan dan penipisan (2c).


Beberapa lingkungan struktur bukaan cebakan batuan samping mengalami proses acara selama terbentuknya, mulai dari pre hingga syn mineralisasi dan umumnya mengalami deformasi pada post mineralisasi pada suatu sistem cebakan. Model dari sistem struktur tersebut disebut sebagai Riedel Shear Model (Riedel, 1929 vide Harris, 1988).

Pada suatu zona sesar kemungkinan akan terbentuk adanya kekar tarik yang mempunyai referensi searah dengan gaya utama. Pola sesar terbentuk dengan arah yang berlawanan merupakan sesar geser (slip) dan sesar normal mempunyai arah sejajar dengan arah gaya utama. Lowell 1995 dalam Harris 1985 mengemukakan suatu hasil percobaan yang dilakukan pada lempung yang diberi tekanan dari arah lateral dan vertikal, hasil tersebut akan membentuk referensi struktur menyudut lancip dengan arah gayanya dan mempunyai referensi penyebaran melingkar mengikuti bentuk kubah (Gambar 3). Di bab tepi dari arah gaya utama akan terbentuk adanya rekahan yang lalu mengalami depresi dengan bentuk lingkaran.

 Terdapatnya suatu struktur tertentu di suatu tempat terbentuk lantaran suatu  Deformasi Tektonik sebagai Dasar Bukaan dan Arah Urat
Gambar 3. Riedel Shear Model (a dan c) serta model bentuk sesar pada Lempung (Lowell, 1985) dalam Harris 1985.

Posting Komentar untuk "Deformasi Tektonik Sebagai Dasar Bukaan Dan Arah Urat"