Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Pogil

           





Process-Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) merupakan metode yang menekankan pada komponen proses dan komponen isi dari pembelajaran. Komponen proses mencakup bagaimana menerima, mengaplikasikan, dan menghasilkan pengetahuan. Komponen isi merupakan struktur dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Hanson (2006) mengambarkan bahwa dalam metode POGIL siswa berguru secara berkelompok dalam kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan penguasaan isi dari mata pelajaran dan membuatkan kemampuan dalam proses belajar, berpikir, menuntaskan masalah, berkomunikasi, kerja kelompok, managemen dan evaluasi. Barthlow (2011) menyatakan bahwa kegiatan dalam POGIL fokus pada konsep isi dan proses sains untuk mendorong pemahaman yang dalam terhadap bahan serta membuatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. 

Pembelajaran POGIL dilakukan oleh siswa dalam kelompok. Kerja kelompok memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk membuatkan interaksi sosial (Bilgin 2009). Kerja kelompok memungkinkan siswa saling mengisi kekurangan masing-masing. Komponen proses ditekankan untuk membuatkan kemampuan berpikir siswa dalam memahami bahan pelajaran. Kegiatan-kegiatan dalam POGIL dirancang dalam proses pembelajaran inquiry yang terbimbing. Inquiry merupakan proses pembelajaran dimana siswa mengeksplorasi seluruh sumber daya yang ada untuk memperoleh pemahaman. Metode inquiry mengakibatkan siswa memahami wacana kemampuan dan potensi yang dimilikinya (Brickman et al 2009).

 Inquiry terbimbing merupakan kegiatan inquiry yang dibimbing oleh guru untuk mengatur alur berpikir siswa dalam menemukan konsep. Bimbingan sanggup berupa kode pribadi maupun dalam bentuk tertulis melalui pertanyaan dan penugasan. Bilgin (2009) menyatakan bahwa metode inquiry terbimbing yang menghubungkan konsep dan diskusi memperlihatkan pembelajaran penuh makna kepada siswa. Metode inquiry terbimbing terbukti kuat paling baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dibandingkan dengan metode tradisional (Tindangen 2007).

Kegiatan berguru dalam POGIL terancang dalam suatu siklus pembelajaran. Hanson (2006) menyatakan bahwa siklus pembelajaran dalam POGIL terdiri atas tiga tahap yaitu: eksplorasi, inovasi konsep atau formasi, dan aplikasi. Dalam tahap eksplorasi siswa akan menjawab banyak sekali macam pertanyaan untuk membuatkan pemahaman terhadap suatu konsep. Pada tahap inovasi konsep, guru sebagai fasilitator pembelajaran memperlihatkan dukungan kepada siswa untuk menemukan konsep. Konsep tidak diberikan secara eksplisit, namun guru mendorong dan memacu siswa untuk sanggup menciptakan kesimpulan dan menciptakan prediksi. Dalam tahap aplikasi, siswa dipandu memakai pengetahuan gres yang telah diperolehnya untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Dalam tahap aplikasi siswa dihadapkan dengan soal-soal yang mempunyai tingkatan tinggi yang membutuhkan analisis mendalam untuk sanggup menjawabnya. Tahap simpulan pembelajaran yaitu penilaian diri, siswa mengevaluasi  performa belajarnya, apa yang telah diperoleh dan apa yang belum diperoleh untuk sanggup meningkatkan kemampuannya pada kesempatan berikutnya. Evaluasi diri merupakan salah satu indikator berkembangnya kemampuan metakognisi siswa.


Daftar Pustaka:
Brickman P, C Gormally, N Amstrong & B Hallar. 2009. Effects of inquiry-based learning on students science literacy skills and confidence. Inter J Scholar Teach & Learn 3(2): 1-22.
Barthlow MJ. 2011. The Effectiveness of process guided inquiry learning to reduce alternate conception in secondary chemistry (Disertasi). Lynchburg:Liberty University.
Bilgin I. 2009. The effects of guided inquiry instruction incorporating a cooperative learning approach on university students’  achievement of acid and bases concepts and attitude toward guided inquiry instruction. Sci Res & Essay 4(10): 1038-1046.
Hanson DM. 2006. Instructor's Guide to Process-Oriented Guided-Inquiry Learning. Lisle:Pacific Crest.
Tindangen M. 2007. Implementasi taktik inquiry biologi dan Sekolah Menengah Pertama serta pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi. Didaktika 8(2): 147-155.
           

Posting Komentar untuk "Pembelajaran Pogil"