Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tempat Akumulasi Emas Aluvial (Placer)

Daerah-daerah sungai yang terlalu rendah bukanlah merupakan tempat yang favorit bagi akumulasi emas aluvial (placer), demikian juga dengan tempat hulu sungai. Hal ini alasannya yaitu di tempat-tempat tersebut suplai material sumber terbatas. Daerah yang paling elok yaitu tempat pertengahan antara hulu dan hilir sungai.

Ketika anutan air sungai melintasi “lantai” lembah yang licin, maka butiran-butiran emas serta gravel-gravelnya akan melintas dengan cepat tanpa atau hanya sedikit sekali mempunyai kesempatan untuk terendapkan. Tetapi kalau suatu sungai atau belum dewasa sungainya mencapai lembah dengan gradien yang agak landai, maka tercapai kondisi yang ideal untuk terjadinya pengendapan dan pengkonsentrasian emas sehingga sanggup membentuk deposit yang bernilai ekonomis.


Di tempat sungai bermeander dengan kecepatan anutan yang tinggi, anutan tercepat berada pada bab luar meander. Sedangkan anutan yang lambat berada di sisi sebaliknya. Perpotongan keduanya, di mana endapan gravel terbentuk, merupakan tempat yang favorit bagi pengendapan butiran emas. Dengan terjadinya migrasi lateral dari meander tersebut, maka "pay streak" akan tertutupi dan balasannya “berpindah” jauh dari "stream channel" asalnya. "Pay streak" adalah area akumulasi mineral-mineral berat akhir pertemuan anutan yang deras dengan anutan yang lambat.
daerah sungai yang terlalu rendah bukanlah merupakan  Tempat Akumulasi Emas Aluvial (Placer)
Gambar beberapa model akumulasi emas aluvial pada sungai.

Sebenarnya, emas aluvial (placer) tidak terbentuk di meander-meander hilir dari suatu sungai tua, alasannya yaitu kecepatan alirannya tidak memungkinkan untuk bisa mentransport mineral-mineral berat menyerupai emas. Ketika sungai memotong batuan berlapis yang sangat miring atau vertikal, menyerupai kerikil slate, sekis, atau perselingan lapisan yang bergairah dan halus, maka lapisan yang bergairah cenderung akan menonjol ke atas, sedangkan yang halus akan terpotong.

Proses tersebut diatas akan membentuk “riffles”. Bentuk "riffles" ini menyerupai dengan potongan-potongan kayu yang dipaku di bab dasar sluice box untuk memisahkan emas pada proses "sluicing". Riffle-riffle alami ini merupakan perangkap yang sangat elok untuk menjebak butiran emas, dan bisa membentuk “bonanza” (endapan plaser yang sangat besar dan kaya).

Pada dikala material-material dibawa oleh anak sungai yang beraliran cepat masuk ke sungai induk yang beraliran lambat, maka material-material tersebut akan terakumulasi dengan kecepatan yang menurun, dalam bentuk "pay streak" di sisi sungai yang terdekat. Jika sungai memotong lode (tubuh batuan yang termineralisasi), dan melewati bab lode yang sudah terkorosi (lapuk), maka "pay streak" akan menyebar sepanjang channel sungai di sisi hilir dari lode tersebut.


Butiran emas akan cenderung mengambil posisi di jalur "pay streak". Proses ini bisa dijadikan indikasi untuk memilih hulu di mana emas berasal, dan kemudian akan mencirikan “lode induk” di tempat sekitarnya. Dari sinilah para geologi juga bisa menemukan emas primer yang bernilai tinggi.

Akumulasi emas aluvial menuntut adanya kondisi kesetimbangan yang kontinyu antara kecepatan sungai dengan akumulasi gravel. Gravel-gravel dihentikan terlalu tebal, harus bergerak secara lamban ke arah hilir, dan harus betul-betul terendam secara keseluruhan dalam air. Ada ataupun tidaknya kondisi menyerupai ini di suatu sungai sangat memilih nilai hemat suatu "pay streak" dan jarang-tidaknya disseminasi emas.

Posting Komentar untuk "Tempat Akumulasi Emas Aluvial (Placer)"