Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Pertambangan Timah Putih Di Indonesia

Pertambangan Timah di Indonesia

Dalam sejarah peradaban manusia, timah putih merupakan salah satu logam yang dikenal dan dipakai paling awal. Timah dipakai semenjak 3.500 tahun sebelum masehi untuk logam paduan. Sebagai logam murni dipakai semenjak 600 tahun sebelum masehi. Sekitar 35 negara menghasilkan timah putih untuk memenuhi kebutuhan dunia (minerals.usgs dotgov).

Baca juga: Apa itu Endapan Placer Timah ?

Sejarah Pertambangan Timah Putih di Indonesia telah dilakukan semenjak ratusan tahun yang lalu. Penggunaan timah putih untuk materi uang koin oleh Kesultanan Palembang telah berlangsung lama, yaitu dengan diketemukannya koin uang logam timah putih dengan tertera tahun 1091 H. Uang koin ditemukan terbuat dari timah putih, tertulis Masruf fi Balad Palembang 1091 dan koin Sultan Fi Balad Palembang 1113. Koin ini dibuat pada masa pemerintahan Sultan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Saidul Iman. Dijumpai beberapa seri koin, ada yang tertulis tahun 13, 113, dan 1113 dengan bentuk yang sama tapi berbeda cara penulisan tahun.

 timah putih merupakan salah satu logam yang dikenal dan dipakai paling awal Sejarah Pertambangan Timah Putih di Indonesia
Gambar Jalur sebaran timah putih.

Sebagian besar uang koin Kesultanan Palembang terbuat dari timah putih. Hal ini alasannya materi baku inilah yang banyak ditemukan di wilayah Kesultanan Palembang, yaitu Bangka dan Belitung. Koin terbuat dari timah lebih cepat rusak, gampang aus, dan patah (Muhibat, 2007).

Pulau Bangka tidak begitu besar, bersahabat dengan Sumatera. Nama Bangka dikenal pada kala ke-7, ketika ditemukan prasasti Kotakapur di muara sungai Mendu, Bangka Barat. Prasasti ini ialah peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Pada prasasti tertulis kata Vanca, yang berarti timah. Kata inilah yang kemudian diyakini sebagai asal kata Bangka.

Daerah Penghasil Timah

Pulau yang populer menghasilkan timah terbesar di indonesia ialah Pulau Bangka. Berdasarkan temuan tersebut diatas, para mahir pertambangan meyakini di Pulau Bangka terdapat deposit timah dalam jumlah besar. Timah pertama kali ditemukan di Pulau Bangka pada sekitar tahun 1709 melalui penggalian di Sungai Olin di Kecamatan Toboali oleh orang-orang Johor, Malaysia. Sejak ketika itu, maka Pulau Bangka mulai populer sebagai kawasan penghasil timah putih (Muhibat, 2007).

Catatan lain menyebutkan pertambangan timah dimulai Kesultanan Palembang semenjak tahun 1850 dan berlangsung dibawah Pemerintah Kolonial Belanda. Dimasa kolonial Belanda, pertambangan timah Bangka dikelola oleh tubuh perjuangan milik pemerintah berjulukan Banka Tin Winning Bedrijf (BTW); sementara di P. Belitung dan P. Singkep dilakukan oleh perusahaan swasta Belanda, masing-masing Gemeenschappelijke Mijnbow Maatschappij Biliton (GMB) dan NV. Singkep Tin Explitatie Maatschappij (NV.SITEM).

Setelah kemerdekaan Negara RI yaitu antara tahun 1953 - 1958, ketiga perusahaan di atas dinasionalisasikan menjadi tiga Perusahaan Negara terpisah. Pada tahun 1961 dibuat Badan Pimpinan Umum Perusahaan Tambang-tambang Timah Negara (BPU PN Tambang Timah) untuk mengkoordinasikan ketiga perusahaan dimaksud dan pada tahun 1968 keempat perusahaan tersebut digabungkan menjadi satu perusahaan berjulukan Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah (timah dotcom).

Pada tahun 1950an timah putih merupakan hasil pertambangan yang menawarkan donasi kedua setelah minyak bumi. Sebagian besar produksi timah putih Indonesia ketika itu berasal dari Bangka, lainnya berasal dari Belitung dan Singkep. Keadaan di pasar dunia pada pertengahan tahun 1950an memperlihatkan akan kebutuhan timah yang meningkat, sehingga menawarkan sedikit dorongan ke arah ekspansi pertambangan timah (Bappenas, 1955).

Perusahaan Timah di Indonesia

Pada tahun 1976, menurut UndangUndang No.9 Tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 1969; status PN.Tambang Timah dan Proyek Peleburan Timah Mentok diubah menjadi bentuk Perusahaan Perseroan (Persero) dengan kepemilikan seluruh saham oleh Negara Republik Indonesia, dan berubah nama menjadi PT Tambang Timah (Persero). Pada tahun 1995 status PT Timah menjadi PT Timah Tbk, dengan struktur kepemilikan 35% saham perusahaan dimiliki oleh masyarakat dalam dan luar negeri, dan 65% saham dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.

Baca juga: Daftar Lengkap Perusahaan Tambang Timah

Saat ini PT. Timah Tbk dikenal sebagai perusahaan penghasil logam timah terbesar di dunia dan sedang dalam proses pengembangan perjuangan diluar penambangan timah dengan tetap berpijak pada kompetensi yang dimiliki. Seiring bergulirnya era otonomi kawasan dan semakin meningkatnya harga timah dipasaran dunia, maka aktivitas perjuangan pertambangan semakin marak. Hal ini berdampak terhadap wilayah perjuangan pertambangan timah PT Timah yang ketika restrukturisasi dilepas, maka oleh pelaku perjuangan pertambangan setempat kembali diusahakan. Bahkan sebagian telah ditambang kembali oleh masyarakat dengan cara semprot maupun dengan memakai alat sangat sederhana berupa saringan, dulang dan sekop.

Referensi:
Sabtanto Joko Suprapto, Kelompok Program Penelitian Konservasi-Pusat Sumber Daya Geologi).

Posting Komentar untuk "Sejarah Pertambangan Timah Putih Di Indonesia"