Perkembangan Logam Tanah Jarang (Ree) Di Dunia Dan Indonesia
Logam Tanah Jarang (LTJ / REE) sesuai dengan namanya merupakan senyawa mineral dengan unsur tanah jarang yang sangat langka atau kelimpahannya sangat sedikit. Keterdapatan di alam berupa senyawa kompleks umumnya senyawa fosfat dan karbonat. Dengan perkembangan teknologi pengolahan material, logam tanah jarang semakin diharapkan dan umumnya pada industri teknologi tinggi.
Baca juga: Sejarah Penemuan Logam Tanah Jarang ?
Logam tanah jarang banyak diburu bersama paduannya lantaran dipakai untuk banyak peralatan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya berupa: memori komputer, DVD, baterai isi ulang, telepon seluler, konventer katalis kendaraan bermotor, magnet, lampu fluoresen dan lain-lain. Bahkan kegunaan untuk komputer dan DVD telah tumbuh lebih cepat daripada telepon seluler. Berbagai tipe rechargeable batteries yang banyak mengandung cadmium (Cd) atau timbal, kini digantikan dengan baterai rechargeable lanthanum-nickel-hydride (La-Ni-H). Demikian halnya pada baterai komputer, baterai kendaraan beroda empat dan peralatan komunikasi banyak memakai LTJ lantaran daya pakai yang lebih lama, gampang diisi ulang (recharge) dan gampang didaur ulang.
Di dalam negeri, logam tanah jarang sebagai komoditas pertambangan sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 23 tahun 2010 ialah digolongkan sebagai potongan dari jenis mineral logam yang keseluruhannya 58 jenis, walaupun pada kenyataannya sampai dikala ini belum ada Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang diterbitkan khusus untuk LTJ, namun dalam bentuk mineral monasit ((Ce, La, Pr, Nd, Th, Y)PO4) dan xenotim (YPO4) banyak diperdagangkan secara tidak resmi.
Baca juga: Sejarah Penemuan Logam Tanah Jarang ?
Logam tanah jarang banyak diburu bersama paduannya lantaran dipakai untuk banyak peralatan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya berupa: memori komputer, DVD, baterai isi ulang, telepon seluler, konventer katalis kendaraan bermotor, magnet, lampu fluoresen dan lain-lain. Bahkan kegunaan untuk komputer dan DVD telah tumbuh lebih cepat daripada telepon seluler. Berbagai tipe rechargeable batteries yang banyak mengandung cadmium (Cd) atau timbal, kini digantikan dengan baterai rechargeable lanthanum-nickel-hydride (La-Ni-H). Demikian halnya pada baterai komputer, baterai kendaraan beroda empat dan peralatan komunikasi banyak memakai LTJ lantaran daya pakai yang lebih lama, gampang diisi ulang (recharge) dan gampang didaur ulang.
Di dalam negeri, logam tanah jarang sebagai komoditas pertambangan sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 23 tahun 2010 ialah digolongkan sebagai potongan dari jenis mineral logam yang keseluruhannya 58 jenis, walaupun pada kenyataannya sampai dikala ini belum ada Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang diterbitkan khusus untuk LTJ, namun dalam bentuk mineral monasit ((Ce, La, Pr, Nd, Th, Y)PO4) dan xenotim (YPO4) banyak diperdagangkan secara tidak resmi.
Pengusahaannya sebagai komoditas tambang sudah pula diatur dalam PP nomor 1 tahun 2014 dan dalam Peraturan Menteri nomor 1 tahun 2014 sebagai produk mineral yang harus diolah atau dimurnikan di dalam negeri, akan tetapi produk LTJ ini diperoleh berupa produk sampingan timah (Sn). Hingga kini industri LTJ dalam pengertian industri hulu dengan produk unsur, senyawa oksida atau hidroksida belum ada di Indonesia walaupun perencanaan ke arah sana sudah dibahas dalam banyak sekali seminar berkali-kali.
Bila melihat kondisi pasar REE setidaknya pada dekade terakhir ini, kebutuhan dunia terus meningkat terutama disebabkan kegunaannya dalam industri berteknologi tinggi. Pada teknologi tinggi berupa industri "magnetic refrigeneration" lantaran REE memiliki daya magnet yang sangat kuat. Untuk memenuhi kebutuhan, dunia sudah semenjak usang mengandalkan potensi yang ada di Tiangkok. Sekitar 90% kebutuhan dunia dipasok dari Tiongkok. Akan tetapi akhir-akhir ini pemerintah Tiongkok mulai membatasi produksinya sampai 60% yang berdampak semakin mahalnya dan langkanya komoditas ini di pasaran global. Harganya pun sempat meroket walau belakangan harga ini mulai menurun.
Baca juga: Apa itu Logam Tanah Jarang?
Sejalan dengan perhatian terhadap ketidaktergantungan pemanfaatan energi, perubahan iklim, dan isu-isu wacana penjualan kendaraan listrik yang memakai baterai, menyebabkan usul akan senyawa logam tanah jarang meningkat lebih cepat. Pemicu peningkatan usul senyawa-senyawa logam tanah jarang juga sejalan dengan peningkatan kebutuhan materi pembuat katalis, fosfor, dan pemoles untuk pengendali pencemaran udara, layar iluminasi pada perangkat elektronik dan gelas optik.
Perkembangan Logam Tanah Jarang secara Global (REE/LTJ). |
Bila melihat kondisi pasar REE setidaknya pada dekade terakhir ini, kebutuhan dunia terus meningkat terutama disebabkan kegunaannya dalam industri berteknologi tinggi. Pada teknologi tinggi berupa industri "magnetic refrigeneration" lantaran REE memiliki daya magnet yang sangat kuat. Untuk memenuhi kebutuhan, dunia sudah semenjak usang mengandalkan potensi yang ada di Tiangkok. Sekitar 90% kebutuhan dunia dipasok dari Tiongkok. Akan tetapi akhir-akhir ini pemerintah Tiongkok mulai membatasi produksinya sampai 60% yang berdampak semakin mahalnya dan langkanya komoditas ini di pasaran global. Harganya pun sempat meroket walau belakangan harga ini mulai menurun.
Baca juga: Apa itu Logam Tanah Jarang?
Sejalan dengan perhatian terhadap ketidaktergantungan pemanfaatan energi, perubahan iklim, dan isu-isu wacana penjualan kendaraan listrik yang memakai baterai, menyebabkan usul akan senyawa logam tanah jarang meningkat lebih cepat. Pemicu peningkatan usul senyawa-senyawa logam tanah jarang juga sejalan dengan peningkatan kebutuhan materi pembuat katalis, fosfor, dan pemoles untuk pengendali pencemaran udara, layar iluminasi pada perangkat elektronik dan gelas optik.
Posting Komentar untuk "Perkembangan Logam Tanah Jarang (Ree) Di Dunia Dan Indonesia"