Pengertian Gempabumi Dan Upaya Mitigasi
Kita harus mengenal baik peristiwa yang satu ini, baik itu mengenai pengertian gempa bumi itu sendiri, penyebabnya, dampaknya, juga bagaimana upaya mitigasi ketika terjadi peristiwa ini. Berdasarkan hal tersebut, maka pada kesempatan ini geologinesia akan membahas mengenai Apa itu gempa bumi serta bagaimana melaksanakan mitigasi terhadap musibah ini.
Baca juga: Bagaimanakah Pusat Gempa Diketahui Oleh Para Ahli ?
Menurut ilmu geologi, pengertian gempa bumi yaitu berguncangnya bumi lantaran terjadinya tumbukan antar lempeng bumi, patahan akhir kegiatan gunungapi, serta runtuhan batuan. Kekuatan gempa akhir kegiatan gunungapi serta runtuhan batuan relatif kecil sehingga kita akan lebih memusatkan pembahasan pada pengertian gempa bumi, proses terjadinya gempa, serta akhir gempa yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng dan patahan aktif.
Proses Terjadinya Gempa
Rapat massa lempeng samudera lebih besar ketika bertumbukan dengan lempeng benua di zona tumbukan (subduksi) menghasilkan gerak menyusup ke bawah. Gerak lempeng tersebut selanjutnya akan mengalami perlambatan akhir ukiran dari selubung bumi.Perlambatan gerak itu mengakibatkan penumpukkan energi di zona subduksi maupun di zona patahan. Akibatnya, di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, juga geseran.
Pada ketika batas elastisitas lempeng terlampaui maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Peristiwa ini menghasilkan gelombang getaran partikel ke segala arah yang biasa disebut dengan gelombang gempa.
Gambar sketsa tektonik hubungannya dengan gempa bumi. |
Antara lempeng Australia dan Pasifik terjadi tumbukan di sekitar Pulau Papua, sementara pertemuan antara ketiga lempeng itu terjadi di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar pertemuan 3 lempeng itu sering terjadi gempa.
Baca juga: Potensi Gempa Dahsyat di Lembang, Jawa Barat
Berikut ini yaitu 25 kawasan wilayah rawan gempa bumi di Indonesia yaitu: Aceh, Sumatera Utara (Simeulue), Sumatera Barat - Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten Pandeglang, Jawa Barat, Bantar Kawung, Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kepulauan Aru, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sangir Talaud, Maluku Utara, Maluku Selatan, Kepala Burung - Papua Utara, Jayapura, Nabire, Wamena, juga Kalimantan Timur.
Dampak Akibat Gempa
Besarnya dampak akhir gempa bumi sangat ditentukan oleh intensitas gempa. Intensitas gempa yaitu tingkat kerusakan yang terasa pada lokasi terjadinya gempa. Angkanya ditentukan dengan menilai hasil kerusakannya, pengaruhnya pada benda-benda, bangunan, tanah, serta akhirnya pada manusia.Intensitas gempa bumi diukur dengan sebuah nilai MMI (Modified Mercalli Intensity), diperkenalkan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun 1902. Magnituda yaitu parameter gempa yang diukur menurut goncangan gempa pada sumbernya, satuannya yaitu Skala Richter.
Skala Richter diperkenalkan oleh Charles F. Richter tahun 1934. Sebagai contoh, gempa bumi dengan kekuatan 8 Skala Richter setara dengan kekuatan materi peledak TNT seberat 1 gigaton atau 1 milyar ton.
Akibat gempa bumi yaitu yang paling utama hancurnya bangunan-bangunan lantaran goncangan tanah. Jatuhnya korban jiwa biasanya terjadi lantaran tertimpa reruntuhan bangunan, terkena longsor, dan kebakaran.
Jika sumber gempa ada di dasar maritim maka sanggup menjadikan gelombang tsunami besar mematikan. Tsunami sanggup menghantam pesisir pantai tidak hanya disekitar sumber gempa tetapi juga sanggup mencapai beberapa km ke arah daratan.
Baca juga: Inilah Tsunami Terbesar di Dunia
Mitigasi Gempa Bumi
Di Indonesia, korban jiwa terbesar akhir gempa bumi terjadi di Nias pada bulan Maret 2005 yaitu sebanyak 300 orang tewas. Sementara itu korban tsunami terbesar yang merupakan dampak akhir terjadinya gempa bumi yaitu di Aceh dan Sumut pada Desember 2004, sebanyak 250.000 jiwa tewas.Mengacu pada data akhir gempa bumi di atas, sanggup kita lihat bahwa betapa berbahayanya musibah ini. Akan tetapi, pada jenis musibah ini kita bekerjsama hanya sanggup melaksanakan tindakan yang sekiranya sanggup meminimalisasi jatuhnya korban akhir gempa bumi.
Tindakan ini biasa disebut dengan upaya mitigasi gempa bumi, yaitu sanggup dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
- Membangun kewaspadaan masyarakat dan pemerintah kawasan melalui training antisipasi kalau sewaktu-waktu terjadi gempa.
- Menyelenggarakan pendidikan dini melalui jalur pendidikan formal dan non-formal wacana pengertian gempa bumi dan bahayanya di wilayah rawan dampak akhir gempa bumi.
- Tidak membangun permukiman dan aktifitas penduduk baik itu diatas, pada, ataupun dibawah tebing.
- Melakukan pemetaan mikrozonasi diwilayah rawan gempa dan menyiapkan alur serta tempat penyelamatan bencana.
- Menggunakan konstruksi bangunan tahan terhadap gempa dan tidak mendirikan bangunan diatas tanah timbunan yang tidak memenuhi tingkat kepadatan sesuai dengan daya dukung tanah terhadap konstruksi bangunan diatasnya.
- Perlu adanya RUTR dan RTRW yang dituangkan dalam peraturan kawasan yang berwawasan dan mempertimbangkan aspek kebencanaan sehingga prinsip bangunan berkelanjutan sanggup tercapai.
- Mambangun alur penyelamatan dan tempat pengungsian serta bukit-bukit untuk menghindar dari gelombang tsunami yang merupakan salah satu akhir gempa bumi.
Posting Komentar untuk "Pengertian Gempabumi Dan Upaya Mitigasi"