Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menghasilkan Salak Pondoh Partenokarpi Dengan Agrobacterium Tumefaciens

Salak pondoh merupakan kultivar salak yang banyak dikembangkan di Indonesia dengan salah satu sentranya yakni di Yogyakarta. Salak pondoh mempunyai citarasa yang anggun dan dan tidak sepat sehingga banyak digemari sebagai buah pencuci lisan sesudah makan.


Salak pondoh merupakan tumbuhan berumah dua, yaitu bunga jantan dan bunga betina terletak pada pohon yang berbeda. Oleh alasannya yakni itulah apabila kita hanya menanam 1 pohon salak di kebun, pohon itu tidak akan pernah berbuah. Petani salak perlu menanam pohon betina dan pohon jantan di daerah yang berdekatan semoga pembuahan sanggup terjadi dan menghasilkan buah.

Salak pondoh dan daunnya yang berduri

Namun, kini kita sudah bisa menghasilkan salak dengan hanya menanam 1 pohon saja tanpa pohon yang lain. Yaitu dengan menanam pohon salak yang bisa menghasilkan buah partenokarpi. Partenokarpi yakni proses mengasilkan buah tanpa didahului proses penyerbukan. Salak partenokarpi bisa manghasilkan buah tanpa harus didahului penyerbukan, sehingga 1 pohon salak saja sudah sanggup menghasilkan buah.

Para jago telah berhasil menyebarkan salak partenokarpi dengan derma basil Agrobacterium tumefaciens. Bakteri tersebut berperan sebagai vektor/pembawa gen defH9-iaaM. Gen tersebut dalam tumbuhan akan memicu pembentukan hormon auksin pada bab bakal buah. Hormon auksin inilah yang akan memicu pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan.

Agrobacterium tumefaciens, sering dipakai sebagai vektor dalam rekayasa genetika tanaman

Pengembangan bibit salak partenokarpi dilakukan melalui proses kultur jaringan. Eksplan tumbuhan diambil dari bab tumbuhan salak betina, biasanya yang diambil yakni bab muda ibarat daun muda ataupun calon embrio salak. Eksplan tersebut kemudian direndam dalam larutan yang mengandung basil Agrobacterium tumefaciens. Bakteri tersebut akan memasukkan gen defH9-iaaM ke dalam eksplan tadi. Eksplan kemudian dikulturkan secara in vitro sehingga terbentuk tumbuhan kecil yang siap ditanam di lahan.

Tanaman salak ini akan berbuah walaupun tidak ditanam beramai-ramai lantaran bisa menghasilkan buah dengan sendirinya. Pengembangan salak partenokarpi sangat membantu petani dan mengefisienkan proses pertanian salak pondoh sehingga tidak perlu memilah-milah tumbuhan salak betina dan jantan untuk ditanam di daerah yang berdekatan.

Bacaan lanjutan
Jurnal Bioteknologi Pertanian: Regenerasi Tanaman dan Transformasi  Genetik Salah Pondoh untuk Rekayasa Buah Partenokarpi 

Posting Komentar untuk "Menghasilkan Salak Pondoh Partenokarpi Dengan Agrobacterium Tumefaciens"