Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Batu Basal Dan Proses Pembentukannya

Apa itu Batu Basal?

Batu basal (basalt) ialah batuan yang berwarna gelap, berbutir halus, dan merupakan batuan beku yang utamanya tersusun atas mineral piroksen dan plagioklas. Batuan ini paling sering terbentuk sebagai batuan ekstrusif (aliran lava). Akan tetapi, batuan ini juga sering terbentuk sebagai intrusi kecil dalam bentuk dike maupun sill. Batu basal mempunyai komposisi yang ibarat dengan gabro. Perbedaan keduanya ada pada ukuran butir mineralnya. Pada watu basal ukuran butirnya lebih halus dibandingkan dengan watu gabro yang berbutir kasar.

Kebanyakan basal terbentuk sebagai "bedrock" di bumi. Dibandingkan jenis batuan yang lain, basal lebih banyak terbentuk sebagai batuan alas. Sebagian besar area cekungan (laut) di bumi teralasi oleh basal. Meskipun basal kurang umum ditemukan di kerak benua, namun fatwa lava (lava flows) dan banjir basal (basalt flood) juga cukup sering meng-alasi permukaan daratan.

Selain di bumi, basalt juga merupakan batuan yang melimpah di Bulan dan Mars. Permukaan Bulan banyak di didasari oleh fatwa lava basaltik dan basal flood. Daerah bentukan di Bulan ini dikenal sebagai "lunar maria". Lunar maria sanggup dilihat dengan adanya hamparan "lava flows" yang luas, yang mungkin telah dipicu oleh insiden impact yang besar. Besarnya insiden lunar maria sanggup diperkirakan dengan mengamati densitas kawah di permukaannya.

Olympus Mons ialah salah satu gunung berapi perisai yang ada di planet Mars. Seperti kebanyakan fitur vulkanik lainnya di Mars, gunungapi ini dibuat oleh lava flows basaltik. Olympus Mons merupakan gunung tertinggi di Mars dan gunung berapi terbesar yang ada di tata surya kita (lihat disini gunung berapi terbesar di dunia).

 dan merupakan batuan beku yang utamanya tersusun atas  Batu Basal dan Proses Pembentukannya
Gambar watu basal dan pembentukannya.

Pembentukan Batu Basal

Sebagian besar basal yang ditemukan di Bumi dihasilkan pada tiga lingkungan pembentukan yaitu : 1) Pada batas divergen oceanik, 2) Pada Oceanik hotspot, dan 3) Pada mantel plume dan hotspot di bawah kerak benua.

Pembentukan Basal Pada Batas Divergen Oceanic

Sebagian besar basalt di bumi dihasilkan pada batas lempeng divergen pada sistem "mid-ocean ridges" (pematang tengah samudra). Arus konveksi dari dalam mantel menghasilkan peluruhan/melting pada batuan yang ada sebelumnya. Hasil ini akan terbentuk sebagai batas divergen yang tertarik/terpisah dan meletus di dasar maritim (letusan submarine fissure), dan letusan ini sering menghasilkan basal bantal (pillow basalts).

Pegunungan aktif di tengah maritim merupakan badan (host) dari letusan celah (fissure) yang terjadi berulang-ulang. Sebagian besar pegunungan aktif dasar maritim terbentuk pada batas-batas konvergen yang berada dibawah permukaan air pada kedalaman yang maksimum. Di tempat ini setiap uap, abu, ataupun gas yang dihasilkan dari letusan akan diserap oleh kolom air sehingga tidak sempat mencapai permukaan. Aktivitas gempa ialah satu-satunya indikasi yang banyak berasal dari letusan di pematang (ridge) samudra. Islandia ialah pola pegunungan dasar laut, namun telah terangkat ke permukaan sehingga kita sanggup mengamati pribadi acara gunung berapinya.

Pembentukan Basal Pada Hotspot Oceanic

Kita ketahui bahwa Hotspots sanggup tersebar tidak teratur, tetapi juga nonrandom. Hotspot sering tersebar di bersahabat batas lempeng divergen (mid-ocean ridges), dan biasanya menghilang dari wilayah-wilayah di bersahabat batas lempeng konvergen (subduction zones).

Hotspot Oceanik merupakan lokasi lainnya dimana sejumlah besar basal juga sanggup ditemukan. Ini merupakan lokasi dimana plume-plume kecil batuan yang mengalami "melting" naik melalui mantel bumi dari hotspot pada inti bumi. Kepulauan Hawaii ialah pola di mana gunungapi telah terbentuk di atas sebuah hotspot oceanik.

Basal yang dihasilkan di lingkungan tersebut diawali dengan letusan di dasar laut. Jika hotspot tersebut tertopang (sustained), letusan yang terjadi akan berulang-ulang dan sanggup menghasilkan kerucut vulkanik yang lebih besar. Ini akan terus membesar hinggga membentuk sebuah pulau. Itulah mengapa semua formasi Pulau Hawaii dibangun dari letusan basal di dasar laut.

Pembentukan Basal Pada Mantel Plume dan Hotspot Kerak Benua

Pembentukan basal yang ke-tiga ada pada lingkungan kerak benua, dimana mantel plume atau hotspot menyalurkan sejumlah besar lava basaltik melalui kerak benua hingga pada permukaan bumi. Letusan akhir acara ini sanggup terjadi melalui veint ataupun celah batuan. Aktivitas ibarat ini menghasilkan lava flows terbesar di kerak benua. Letusan yang ditimbulkan sanggup terjadi berulang kali selama jutaan tahun, yang menghasilkan lapisan demi lapisan basalt dan tertumpuk secara vertikal.

"Columbia River Flood basalt" di Washington, Oregon dan Idaho merupakan pola dari basal flood yang luas. Contoh lainnya ialah Emeishan Traps di China, Deccan Traps di India, Etendeka Basalts di Namibia, Karroo Basalts di Afrika Selatan (lihat disini peta afrika selatan), dan Siberian Traps di Rusia.

Kegunaan Batu Basal

Batu basal dipakai untuk banyak sekali macam keperluan. Batu ini sering dihancurkan untuk dipakai sebagai agregat dalam proyek kontruksi. Selain itu basal juga sanggup dimanfaatkan sebagai pondasi jalan (landasan), agregat beton, agregat aspal/trotoar, dan ballast kereta api. Basal juga sanggup dipotong dan dipoles menjadi sebuah watu ornamen bangunan ibarat ubin lantai dan monumen/tugu.

Posting Komentar untuk "Batu Basal Dan Proses Pembentukannya"