Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mekanisme Kontraksi Otot

Hewan dan insan sanggup bergerak, mengangkat barang, dan melaksanakan acara lainnya alasannya yakni adanya kontraksi otot yang mengakibatkan munculnya gerakan. Kontraksi yakni menegangnya otot sehingga menjadi lebih pendek dan sanggup menggerakkan tulang, kontraksi tersebut akan selalu diiukti dengan relaksasi yang mengakibatkan otot kembali ke ukurannya semula. Apabila otot berkontraksi namun gagal berelaksasi akan terjadi kelainan yang disebut dengan kram.

Sebelum membaca artikel ini akan lebih baik anda mempelajari dulu : Struktur Otot Rangka

Otot tersusun atas serabut miofibril yang terdiri atas filamen tipis dan filament tebal. Filamen tipis tersusun atas protein aktin sedangkan filamen tebal tersusun atas protein miosin. Pada miofibril nampak belahan gelap dan terang (lurik) oleh alasannya yakni itu sel-sel otot rangka sering disebut dengan nama sel otot lurik. Bagian gelap dan terang ini terus berulang-ulang, setiap set belahan gelap-terang disebut dengan sarkomer.

Untuk memahami prosedur kontraksi otot, mari kita perhatikan belahan sarkomer berikut.

 dan melaksanakan acara lainnya alasannya yakni adanya kontraksi otot yang mengakibatkan munculnya g Mekanisme Kontraksi Otot

Garis horizontal tebal yakni filamen tebal dan garis tipis merupakan filamen tipis. Setiap sarkomer akan dibatasi oleh dua buah garis Z, pada tengah-tengah sarkomer terdapat belahan saling tumpang tindih yang disebut pita A. Tepat di tengah-tengah pita A terdapat belahan yang hanya terdapat filamen tebal saja yang disebut zona H, dan di tengah-tengah zona H terdapat garis M (tidak ada pada gambar di atas). Pada belahan ujung sarkomer terdapat belahan yang hanya terdiri dari filamen tipis dan garis Z, belahan ini disebut pita I.

Mekanisme kontraksi otot disebut dengan sliding filament model, alasannya yakni berkaitan dengan gerakan meluncur dari filamen tebal dan tipis. Sebelum hingga pada klarifikasi sliding filament model, perhatikanlah belahan sarkomer di bawah ini. Filamen tebal digambarkan dengan garis tebal biru, sedangkan filament tipis digambarkan dengan garis kuning.

 dan melaksanakan acara lainnya alasannya yakni adanya kontraksi otot yang mengakibatkan munculnya g Mekanisme Kontraksi Otot

Pada filamen tebal (miosin) terdapat belahan seolah-olah kepala yang berfungsi mengait filament tipis (aktin). Kaitan dari kepala miosin inilah yang mengakibatkan terjadinya gerakan meluncur (sliding) yang mengakibatkan otot berkontraksi.

Penjelasan perihal sliding filament model yakni sebagai berikut.


Pertama, kepala miosin akan mengikat ATP sebagai sumber energi untuk terjadinya kontraksi.

Kepala miosin akan menghidrolisis ATP menjadi ADP dan fosfat anorganik dan memakai energi yang timbul dari pemecahan ATP tersebut.

Setelah menerima energi dari ATP, kepala miosin akan mengait (berikatan dengan) aktin.

Terjadi pelepasan ADP dan fosfat anorganik yang mengakibatkan kepala miosin bergerak sehingga menggerakkan aktin.

Kepala miosin yang menangkap ATP gres akan mengakibatkan kepala miosin melapaskan diri dari aktin dan siklus akan berulang kembali.

Perhatikanlah gambar di bawah ini. Gambar paling atas yakni sarkomer dikala dalam keadaan relaksasi, sarkomer lebih panjang dan zona H nampak cukup lebar. Gambar di bawahnya yakni sarkomer dalam keadaan berkontraksi, terlihat bahwa sarkomer tersebut memendek dan zona H mulai menyempit. Gambar paling bawah yakni sarkomer dalam keadaan kontraksi penuh, zona H hilang sama sekali alasannya yakni aktin saling tumpuk-menumpuk.

 dan melaksanakan acara lainnya alasannya yakni adanya kontraksi otot yang mengakibatkan munculnya g Mekanisme Kontraksi Otot

Mekanisme sliding filament model secara keseluruhan sanggup diperhatikan pada gambar berikut ini.

 dan melaksanakan acara lainnya alasannya yakni adanya kontraksi otot yang mengakibatkan munculnya g Mekanisme Kontraksi Otot

Posting Komentar untuk "Mekanisme Kontraksi Otot"